PART EMPAT PULUH - Anak baru, masalah baru?

266 18 2
                                    

it's you, it's always been you.
-The Fake Class Leader
******

    TIGA hari berselang, tepatnya di saat bel tanda istirahat berbunyi. Kanaya dan teman-temannya sontak terkejut ketika tiba-tiba segerombol siswa terlihat beramai-ramai di sekitaran koridor di lantai tiga. Melihat para siswa yang bergerombol seperti itu, teman-teman sekelasnya pun ikut-ikutan keluar dari kelas guna penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswa tersebut.
Heran, Kanaya dan teman-temannya pun saling berpandangan dan mengangkat bahu acuh. Biasanya sih kalau keadaan seperti ini itu artinya sedang ada sesuatu yang sangat penting untuk dilihat. Tapi apa?

    Akhirnya, karena penasaran, dan sudah banyak teman-teman sekelasnya yang keluar dari ruangan, Vania pun bangun dari tempat duduknya, "liat yuk, Nay, Febb, siapa tau itu ada anak baru ganteng? Iya kan? Lumayan buat cuci mata." celetuk Vania pada kedua temannya. 

     "Apaan sih, Van, norak deh, gue males ah." ungkap Kanaya memilih untuk tetap pada tempatnya.

     Melihat Kanaya seperti itu, Vania kembalo berceloteh, "ck, ayolah Nay, mumpung si Alvaro masih diskors." terangnya lagi.

    Mendengar pernyataan Vania barusan, Kanaya lantas mendelik, "ya terus? Kenapa emang kalau Alvaro masih diskors?" tanyanya.

    Lebih mengerti maksud dari Vania, Febby memilih untuk ikut bangun dengan merangkul pundak Kanaya yang duduk di sebelahnya, "itu artinya, lo bisa cuci mata buat ngelihat anak baru ganteng tanpa ketahuan pacar lo itu cantikkk." katanya sambil membawa Kanaya berjalan ke arah ke pintu kelas bersama dengan Vania yang sudah berjalan mendahului mereka.

    Baru saja Vania ingin bertanya pada salah satu siswi yang melintas bersama dengan kerumunan, dari arah berlaranan Widya tiba-tiba muncul dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan, "guys... guyss! Gue punya berita pentingg buat kalian!" kata Widya heboh, napasnya terengah-engah akibat dirinya berlari sambil menerobos kerumunan yang berasal dari kelasnya.

     "Kenapa sih, Wid? Heboh banget kayaknya? Jangan-jangan bener lagi ada anak baru? Cowok ya? Ganteng gak? Ganteng gak?" Vania ikut heboh.

   Widya terlihat mengatur napasnya perlahan sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya, "bukan, bukan cowok tapi cewek," katanya, "anak barunya cewek, sekelas sama gue!" tukasnya lagi.

     Mendengarnya, Vania lantas membelalakkan matanya kaget, "APA? CEWEK?!" katanya.

     Widya mengangguk, "Iya, cantik, pake banget, bisa-bisa jadi primadona baru di sekolah ini ngalahin Kanaya sama kakak kelas yang lainnya." tukasnya.

     "Pantesan aja cowok-cowok pada ngumpul desek-desekan gini." kata Vania sambil melirik ke arah siswa dan juga ada beberapa siswi yang mencoba untuk melihat ke kelas XI-IPA 3, tempat di mana anak baru yang dimaksud oleh Widya itu berada.

     Kanaya hanya bisa diam mendengarnya, Febby yang mengerti apa yang saat ini dirasakan Kanaya akhirnya bergumam, "tenang aja, Nay, lo tetep yang tercantik ko, lagian gue yakin Alvaro juga gak akan berpindah ke lain hati." tukas Febby pada Kanaya.

    Kanaya terkekeh mendengarnya, "apaan sih, ngapain gue mikirin soal itu, gak penting," tukasnya, "lagian daripada ngurusin hal gak penting kayak gini, mending kita ke kantin, gue udah laper banget nih." kata Kanaya.

The Fake Class LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang