[26]

2.6K 201 32
                                    


***

"Aku tidak bisa menemukannya, tempat ini terlalu luas, dan sekarang aku sedang terpojok..."

Suaranya begitu pelan berbisik hampir tak terdengar jika saja ada orang berjarak satu meter dengannya.

Ia sangat takut, entah kenapa Hinata merasa di intai tadi dan ternyata benar. Ada seorang pria yang berbadan sangat besar dengan masker hitam itu tampak menakutkan. Bahkan Hinata yakin pria itu sangat kuat jika dalam artian berduel.

"Keluar dari sana sekarang. Kau tidak perlu mencarinya, karena dia tidak mungkin kau temui di sana..."

Hinata terkaget di tempat hampir ia berteriak. Ada apa sebenarnya? Mendadak Uchiha Sasuke bernada serius bahkan dominan marah. Hinata sempat berpikir membuat kesalahan, karena jujur tidak ada bakat sama sekali ia berurusan di dunia semacam ini.

"Tidak bisa... A-apa kalian bisa menolongku? Aku, aku sangat takut di sini." Balas Hinata mengedar pandang ke segalah arah. Sekarang ia berada di toilet atau lebih tepatnya duduk bersembunyi di atas closet.

Ada suara bising-bising dari penyadap suara yang tersambung dengannya itu. Sepertinya sedang ada perdebatan di sana, atau mungkin ada yang merencanakan sesuatu untuk menyelamatkannya? Hinata berharap banyak tentang itu.

"Katakan lokasimu, kenapa sinyal pendeteksi ini tidak berfungsi padamu?"

"Ma-maaf, sebenarnya aku tidak tau..."

"Di mana lokasimu? Aku akan segera datang."

"Di ka—"

Hinata menghentikan ucapannya sejenak. Ia berpikir keras dan mendadak hatinya bergemuruh hebat.

'Su-suara itu? Na-naruto-kun...?"

"Hinata? Kau dengar aku? Katakan cepat di mana kau sekarang?"

Hinata malah meneteskan air mata kebahagiaan. Hatinya sekarang terbang tinggi menari di angkasa. Suara yang amat ia rindukan, begitu merelung menghangatkan jiwanya. Nada kecemasan masih sempat mengarah padanya walau ada luka mendalam karena perbuatannya. Sangat sakit penyesalan itu hadir kala otaknya berputar merekam peran manisnya sebagai bidadari berjiwa iblis.

"Na-naruto-kun... Hiks.. Hiks... A-aku sangat merindukanmu..." Bukannya menjawab agar waktu cepat di persingkat, ia malah menangis tersedu menyuarakan rasa rindu pada pria yang ia sakiti berkali-kali.

"Tidak ada waktu, cepat katakan di mana lokasimu?"

Dada kiri itu ia cengkram dengan kuat. Senyum bahagia menggurat menggambarkan rasa hatinya. Ia senang, sungguh senang kala Naruto masih peduli padanya. Niatannya di sini adalah menyelamatkan pria itu, tapi nyatanya ia malah terpojok dan kini posisi itu terbalik.

"Na-naruto-kun tolong aku..." Suaranya masih saja parau. Ia ingin sang pangeran segera hadir. Membawanya pergi dan memeluknya agar rasa rindu ini terlepas. "Aku di toilet lantai dua."

"Tetap disitu. Aku akan datang..."

Menggigit bibir bawahnya sekuat mungkin. Ia sangat takut saat ini. Dengan jelas mengetahui jika dirinya tengah menjadi target dari pria berbada kekar yang mungkin sekarang masih berada dibalik pintu toilet.

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang