***Sekitar pukul 4 sore, tempat remang nan nuansa ramai menjadi saksi bersatunya berbagai kelompok dan jenis orang untuk merencanakan sesuatu. Kurang lebih 200 orang kini berkumpul di markas penggila Sains, Orochimaru.
Dari arah dekat, tepatnya sang inspektur polisi dan tangan kanannya, tak luput mata memandang juga ada beberapa polisi berpangkat tinggi lainnya. Tatapan mereka sepertinya kurang bersahabat, hal ini tentu disebabkan masa lalu mereka yang kurang baik dengan penjahat maupun mantan bajingan.
Suasana masih saja agak gaduh akan pembicaraan dari kelompok maaing-masing entah apa. Sasuke dengan beberapa satuannya, tak jauh mata memandang ada banyak sekali Yakuza pemberontak yang dipimpin oleh pria muda mantan komplotan Namikaze terdahulu, tak lain adalah Sai.
Sai hanya membawa beberapa Yakuza untuk hadir dan memerah otak. Ia juga tak akan melewatkan kejutan baru akan datangnya member Akatsuki yang sudah lumayan lama lepas tugas, Deidara. Semua tentu tau, bila pria bersurai kuning panjang tersebut tidak hanya sebatas penjahat, bahkan kejahatannya merambah hingga ke jenjang terorisme. Tampaknya perakit bom itu sama sekali tidak takut dengan para polisi. Lihatlah wajah congkak tersebut, sungguh Deidara seolah menantang maut.
"Zabuza..."
Nada serak khas yang melantun sontak membuat semua mata tertuju pada asal suara. Memandang dalam diam juga ada yang terheran akan gelagat Orochimaru yang sangat aneh karena tertawa. Banyak yang berkata, Orochimaru adalah orang gila berjiwa psikopat. Semua itu salah besar, karena psikopat tidak gila juga tidak waras, pastinya Orochimaru adalah pria jenius.
Sang empu yang merasa namanya dipanggil merespon dengan kepala tertoleh. Ia tetap diam tanpa suara, walau sedang berwajah datar, namun perawakan dan perangainya yang garang mampu membuat siapapun merasa takut.
"Jangan banyak basa-basi! Kita mulai pembicaraan ini dan tuntaskan segalanya besok!"
Tak lagi mengatensi Orochimaru ataupun pembunuh bayaran kelas kakap seperti Zabuza. Sang legenda kelompok Namikaze kini angkat suara kala dirasa aura tak bersahabat kian kentara disetiap orang yang berpijak di tempat ini. Tak terkecuali Naruto sendiri yang memiliki masa lalu buruk dengan para polisi san salah satu perakit bom Akatsuki di dekat Sai.
"Wow, wow!!" Telapak tangan Deidara menciptakan suara tepukan, ia tertawa sembari memberi pandangan congkak ke arah Naruto, membuat sang rubah gesit menggertakkan kasar gigi bertaringnya. "Rubah gesit ternyata masih saja agresif, aku tak menyangka kau masih hidup. Semua orang tertipu akan berita itu termasuk diriku, aku kira kau terbunuh saat baku tembak dengan Inspektur kita ini..."
Wajah Naruto memerah murka, ia tak tahan jika ada Deidara di sini. Pria itu memiliki sifat yang hampir sama dengan Kiba, yaitu selalu berisik dan sering menyulit emosi, namun ada perbedaan jelas di antara keduanya. Yah, Deidara adalah pria picik yang selalu mengambil keuntungan, sedangkan Kiba adalah tipe pengikut namun sangat agresif.
Brak!!!
Berdiri tegap setelah kasar memggebrak meja besar di hadapannya. Naruto seolah menjadi si bengis kejam jika sudah seperti ini. Bahkan Gaara dan Kiba tak luput Hinata terkaget bikan main melihatnya. "Berdiri dan kita selesaikan ini secara jantan—!!!"
"3 orang pria dan satu wanita melawan 200 Yakuza!" Pedang besar milik Zabuza terangkat dan mengacung tepat di depan wajah Naruto diiringi ancaman mematikannya. Namun lihatlah ekspresi Naruto yang sama sekali tak acuh akan pedang tersebut, tatapannya hanya menajam ke arah Deidara. "Jangan mengambil keputusan untuk menantang kami..." Kepala Zabuza memiring sembari menarik lagi pedang besar tersebut agar bertengger manis di atas pundaknya. Sekalipun ia tau siapa Naruto, namun Zabuza tak pernah takut pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liver Flavor
Fanfic[Masashi Kishimoto] [NaruHina Story] [Alternative Universe] -Flow forth-