[15]

2.7K 205 24
                                    


Pandangannya terfokus pada satu titik. Gedung besar yang diketahui usaha pribadi itu tampak biasa saja, hanya saja lebih ramai dan jauh dari kata tenang.

Melangkah pelan menuju bangunan tersebut. Kaki jenjang gadis berparas cantik dengan surai indgonya yang bertebar mengikuti semilir angin, membuat hampir menyeluruh atensi mata mengarah padanya.

Cukup mengherankan untuk para lelaki disana yang kebanyakan adalah pegawai gedung surat kabar pribadi tersebut bila ada perempuan yang datang jika bukan perlu penting. Tapi mendadak ada suguhan gratis melihat bagaimana bidadari bak dari khayangan itu menghipnotis setiap mata disetiap lekuk tubuh moleknya.

Oh ayaolah—Hinata adalah seorang putri dari clan tersanjung sekelas Hyuga. Tak ayal paras cantik berkulit seputih susu itu mematen permanen padanya, membuat siapapun tidak akan pernah membantah betapa manis tuan putri Hyuga tersebut.

Mendadak langkahnya terhenti tepat pada sosok lelaki yang juga tak lepas memandang tiap inchi wajahnya. Entah Hinata sudah biasa ditatap seperti itu atau memang ia tidak tau, yang jelas Hinata ingin menemui seseorang sekarang.

"Ano, emm...?" sungguh kegugupannya terlihat sangat manis, bahkan lelaki didepannya itu hanya diam membeku, "A-apakah anda sa-salah satu pegawai disini?"

Sang pria yang bisa diperkirakan berusia antara tenggat 30 tahunan itu hanya mengangguk. Niatnya untuk masuk dan mulai bekerja ia wurungkan guna meladeni gadis molek didepannya. Lagipula ini masih pagi.

"Ah yah—aku salah satu pegawai disini. Perkenalkan, namaku Sakon" Mengulurkan tangan sembari tersenyum penuh makna, lantas senyumnya semakin lebar kala gadis didekatnya membalas uluran tangannya.

Hinata tampak risih karena tangannya yang tak juga terlepas, hingga dengan sendirinya ia menarik tangannya meski terkesan agak berat.

"Anda mencari siapa nona? Apa anda mencariku?" ucapnya bertanya dengan bergaya agak berkarisma. Kalau dilihat, pria bernama Sakon ini tak lepas menatap sikuet tubuh sexy itu.

Hinata menggeleng pelan. Jemarinya bertaut. Sejenak menunduk lalu kembali mendongak dengan memmasang senyum simpul agar terkesan sopan. "Se-sebenarnya saya sedang mencari Naru— maksudku Uzumaki Naruto... Apa tuan Sakon mengenalnya...?"

Sang pria berkulit agak gelap itu mencoba mengingat. Dari sekian banyak pegawai disini, hanya satu Uzumaki, dan itu adalah—

"Ya, kurasa aku tau..." tatapannya berubah. Ia cukup heran, apa gerangan gadis semanis putri Hyuga itu mencari sosok lelaki yang dikenalnya biasa-biasa saja, bahkan tidak lebih dari itu.

"Benarkah? Apa dia sudah datang?" yang ditanya hanya mengedikkan bahu pertanda tak mengerti.

"Kalau tidak salah dia pengantar disini. Biasanya pegawai seperti itu datang lebih awal dan mengantarkan koran hasil dari pekerja kemarin malam," Sakon semakin mendekat, membuat Hinata merasakan apa itu cemas, "Kenapa kau mencarinya gadis manis? Bukankah—"

"Ma-maaf," sedikit menjauh setelah menepis tangan lancang pria tersebut yang sempat membelai pipinya. Itu terkesan lancang baginya, hanya ada beberapa pria yeng boleh membelai pipinya termasuk Naruto.

Sang pria hanya tersenyum kecut. Sepertinya itu hal biasa untuknya. "Bagaimana—"

"Saya pergi dulu—" potong Hinata cepat mulai takut dan tidak mau lagi berbincang terlalu jauh dengan lelaki yang baginya aneh dan menakutkan.

Mendadak Hinata berbalik setelah mendengar dentingan bell yang sangat dikenalinya. Kini sosok tegap dengan tangan terbalut perban putih itu menghampirinya dengan senyum lebar, tak luput sedikit terkejut.

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang