"Ada apa ini?" suaranya tercekat sedikit berat. Iris matanya mulai menajam dan tersebar menciptakan suatu kewaspadaan hebat."Hina—" kali ini Naruto panik. Gengaman tangannya pada tangan mungil milik Hinata mendadak hilang entah kemana, membuatnya cemas dan sangat panik hingga satu persatu sudut tempatnya berpijak menjadi arahan atensi paniknya.
"Wow! Ternyata kelemahan memang sangat menguntungkan lawan bukan...?"
Naruto tersadar akan suara kekehan remeh penuh ejekan tepat didepannya. Matanya menajam, guratan wajah yang tadinya panik kini terselimuti api amarah membuncah yang sangat mematen pada wajah tan itu.
"Toneri!" tangannya mengepal erat. Nafasnya memburu cepat mengambarkan betapa Uzumaki Naruto sangat ingin menghantam kepala pria bermarga Otsutsuki dihadapannya.
Semua pria bertudung yang tadinya hanya tiga kini menjadi banyak, membuat Naruto panik menyadari jika dirinya kini dikepung 7 pria yang kapan saja bisa meremukkan semua tulang dan tubuhnya dengan mudah.
"HINATA...!!!"
Berteriak keras sedikit bergetar. Bukan! Bukan para pria itu yang ditakutkan, tapi keberadaan gadis yang tak lama membalas cintanya itu mendadak hilang tidak dalam pandangan.
Disisi lain ada yang tersenyum miring melihat gelagat raut cemas yang sangat kentara darinya. Toneri tidak akan mengabaikan moment yang menurutnya akan menyenangkan, membayangkan Naruto hancur dalam rasa cinta yang sempat membuat hatinya terbang menggapai impian.
"Tidak perlu berteriak," Naruto menoleh cepat. Dapat ia lihat Toneri menyeringai puas yang baginya akan buruk. "Hinata akan datang dan kau boleh menyambutnya."
Jantung Naruto bergemuruh hebat. Rasanya ia tercekat mendengar penuturan itu. Belum sempat ia tau apa yang terjadi, namun mendadak ada rasa gusar yang akan berdampak buruk kedepannya.
"Di-dimana Hinata?" nadanya sangat khawatir. Tubuhnya bergetar. Hatinya terasa aneh dan mencekik begitu saja mendengar Hinata yang dibicarakan seperti sekarang.
Pandangan iris biru yang memucat itu teralih pada sosok gemulai yang kini berjalan pelan sembari menundukan kepala. Langkahnya pelan, namun entah kenapa hatinya terus saja menyeruak mengeluarkan semua terkaan yang membuatnya takut.
"Hi-hinata..." nafas Naruto tersengal hebat. Matanya menatap dalam diam tangan Toneri yang merentang seolah memberi akses sebuah pelukan.
Greb
Netra bak samudera luas itu melebar sempurna dibarengi guratan terkejut hebat yang menjalari tiap jengkal hatinya. Nafasnya tercekat tak dapat keluar melihat bagaimana rentangan tangan dari pria yang membuatnya marah kini disambut hangat oleh sosok gadis yang sangat dicintainya, sosok yang belum lama mengatakan jika hatinya hanya untuknya seorang.
"Hi-hime...?"
Pada saat yang sama air mata menggenang menciptakan sebuah luka yang sangat amat sakit menggores dalam. Getaran cinta yang ia rasakan harus menjadi belati berujung tajam yang kini perlahan menyayatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liver Flavor
Fanfiction[Masashi Kishimoto] [NaruHina Story] [Alternative Universe] -Flow forth-