[40]

4.7K 251 108
                                    

Satu persatu, musuh pergi dengan langkah tergesa mencari tempat perlindungan. Sedikit banyak dari mereka memilih menghindar kebanding mendapat amukan dari para polisi yang entah kenapa kali ini begitu bringas tanpa ampun.

Di antara orang-orang penting seperti Zabuza dan Shikamaru, di sudut pandang mana pun tidak terlihat si rubah gesit. Entah ke mana perginya pria tangguh bersurai kuning cepak itu. Yang pasti, Shion si detektif kebanggaan negeri sakura ini juga ikut.

Tak lama waktu berselang, akhirnya pertempuran yang hanya secuil dari target sebenarnya usai. Secuil di sini berarti kebanyakan musuh hanyalah bawahan. Tidak ada peran Nagato ataupun dari kubu Akatsuki lainnya yang ikut andil. Hanya Saara dan Menma yang menjadi pemimpin lawan.

Para polisi, dan juga beberapa anak buah Sai lebih memilih mundur setelah pemimpin mereka Sasuke Uchiha memberi titah. Bukan maksud begitu saja membiarkan penjahat-penjahat itu lolos. Hanya saja mereka tidak ingin berurusan dengan tuntutan hukum akan kerusuhan ini.

Yah, walau ada sedikit yang diringkus oleh polisi, namun itu hanyalah kelompok preman yang mungkin tersebar di distrik tempat mereka bertempur. Sekarang Shikamaru bisa menarik kesimpulan, bila Akatsuki atau mungkin Danzo yang membayar preman itu agar menjadi penghalang.

"Jika seperti ini terus, kita sama saja memberi musuh peluang untuk memecah kita." Kata Zabuza. Ia menarik nafas sedalam mungkin, berharap hawa tegang sekarang bisa berkurang. "Maaf jika banyak bicara, hanya saja aku lelah jika terus bertarung tanpa alasan..."

Tanpa alasan? Zabuza berucap demikian bukan berarti ia meremehkan para musuh yang baginya hanya anjing. Ia berkomitmen kuat dengan mental seorang pembunuh. Tidak ada target lemah yang menjadi prioritas Zabuza, ia selalu mencari cara agar bisa menyelesaikan misi secepat dan setepat mungkin. Tak lain cara itu berkesimpulan menghunuskan tombak langsung kepada pemimpin musuh yang sangat berpengaruh.

Shikamaru hanya berdecak lidah, ia melirik Zabuza "tidak semudah itu meringkus orang dalam, kita perlu belajar banyak dari kejadian malam ini." berjalan, sepasang kaki Shikamaru melangkah pelan dengan pancaran mata yang terbagi ke berbagai sudut.

Diikuti Zabuza di belakangnya, kedua pria itu tampak lebih akrab. Padahal, sebelum ini mereka saling memangsa.

"Lagipula, kita harus segera membawa Sai ke rumah Sasuke. Aku ingin tahu sekuat apa kepala Menma, sampai membuat Sai pingsan hanya dengan sekali serang." nafasnya mulai teratur, berbeda dari sebelumnya. Pria berkuncir itu terlihat tenang. "aku hanya tidak ingin dia mati, dan otomatis kita kehilangan yakuza pemberontak yang sangat patuh kepadanya."

Yah, Zabuza sangat menyetujui pernyataan Shikamaru. "kau benar," ujarnya pelan. Sekarang ini Zabuza berjalan beriringan di samping Shikamaru, "mereka sangat membantu. Meskipun saat beradu fisik mereka hanya mengandalkan otot, tapi tidak buruk juga."

Pada akhirnya Zabuza dan Shikamaru saling bercakap membagi argumen. Tanpa beban tanpa perselisihan, mereka tampak semakin dekat. Tapi yang lebih penting, hari ini tim mereka menang telak. Meskipun tanpa hadirnya Sasuke, tapi tak bisa dipungkiri keganasan yakuza sangatlah membantu.

•••

Langit kelam semakin mencekam. Jalanan sepi serta semak di sekitar sana sudah cukup menjadi saksi. Di mana, empat orang yang dua di antaranya adalah saudara kembar tengah berlari saling mengejar.

Shion tak kuat lagi. Ia mungkin terlatih, tapi untuk berlari hingga satu kilometer jauhnya tanpa henti nafasnya pasti sudah menipis. Sungguh ia heran, tentang Naruto yang terlihat tidak punya rasa pegal jika sedang marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang