[20]

2.8K 203 36
                                    









***

Seminggu berlalu semenjak hilangnya Uzumaki Naruto sangat berdampak pada kacaunya pikiran kepala kepolisian yang menyandang marga clan Uchiha tersebut.

Mungkin Naruto adalah alasan utama darinya beranjak dari Hokaido menuju Konoha, tapi entah kenapa sejak kejadian serta fakta yang akhir-akhir ini ia dapati membuatnya memutar otak dan mencoba berlaku sebagai sosok manusia, bukan sosok kepala polisi, yang artinya ia melibatkan nurani dalam hal ini.

Jugo kini sudah tersadar setelah 2 minggu lebih terbaring tak sadarkan diri diranjang rumah sakit dengan keadaan kritis. Bisa dibilang Jugo masih butuh perawatan melebih, hingga ia ingin sedikit lebih lama di Konoha.

Pikirannya mulai menenang, beralih memutar waktu pada keadaan Hokaido yang berada dibawah perlindungannya saat terakhir kali ia tinggalkan, dan bagaimana sekarang kondisi kota besar itu ditengah maraknya berbagai macam kriminalitas? Terutama tentang penyelubungan Narkoba dan senjata ilegal yang masih dibawah kuasa Shimura Danzo.

Menghela nafas panjang menambah konsentrasi dan ketenangan, Sasuke tidak mau terlarut semakin dalam dengan masalahnya, tidak juga ia ingin terlalu tenang dan berakhir turunnya kewaspaan yang mungkin berdampak pada peran pentingnya sebagai polisi yang disegani.

"Apa yang harus kulakukan?" bergumam lirih seraya memejamkan mata sampai dirasa ada yang lancang mentoel-toel pipinya.

Matanya kembali terbuka dan otomatis menoleh kearah sang empu yang menghancurkan konsentrasinya. Bisa dilihat kini ada seorang yang menatapnya intens tapi guratan wajah itu sama sekali tidak tertarik tentan gumamannya.

"Mudah saja—" memberi sepotong roti yang sudah dilumasi selai berwarna ungu dengan rasa anggur mungkin? "Kunyah ini dan telan, setelah itu tidur..."

Sasuke mendengus mendengar ucapan polos dari wanita yang berstatus sebagai tunangannya itu. Namun dirasa ada yang aneh dan membuatnya terkejut, sontak saja ia menatap tajam wanita didekatnya itu.

"Sakura!" pekiknya menyentak meski terdengar masih berlevel nada normal, "Berhentilah bermain-main. Aku sedang pusing karena banyak masalah."

Sakura Haruno, berdecak lidah ditempat sebagai respon sentakan dari pria tercintanya itu. "Terus saja kau memikirkan pekerjaanmu. Bahkan kau sangat jarang memperhatikanku."

Tangannya melipat didepan dada dengan wajah berpaling. Raut muka kesal tergambar jelas disana pertanda wanita itu ingin mendapat perhatian dari calon suaminya, namun tetap saja hanya wajah datar yang ia dapati dari Sasuke.

"Memperhatikanmu? Kurasa tidak ada yang berubah, untuk apa aku harus melakukan hal itu?" balasnya membuat sang tunangan semakin kesal, sampai Sasuke mencoba mengambil jalan terbaik agar Sakura tak lagi merajuk, "Baiklah jika itu mau mu... Kalau begitu kita masuk dan membuatmu hamil."

"Terserah Sasuke-kun saja, lagipula aku—" ucapannya terhenti setelah mulai dapat mencerna dengan sangat baik ucapan prianya, sampai wajajnya memerah pekat dengan mata membola sempurna, "Eeeeeehhh—?"

"Dasar pria gila!! Tidak kusangka kau berpikiran kotor!! Sasuke Uchiha kurang ajar!!" sentaknya keras dengan gerakan tangan memukul-mukul lengan sang pria. Oh ayolah! Bahkan ia baru kali ini mendengar hal menggoda semacam itu daru tunangan super dinginnya itu.

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang