Ini tidak pernah terbayang olehnya akan terjadi. Distrix macam apa yang penuh dengan berandalan? Sungguh, Naruto cemas sekaligus bingung harus melakukan apa.
"Kau tau? Ini mungkin Distrix, tapi nama itu tidak lebih dari sekedar sebutan semata..."
Naruto memperhatikan lekat detektif wanita yang terengah-engah tak karuan. Ia kagum sekaligus sangat terbantu, wanita seperti Shion memang pantas untuk dibanggakan. Tidak hanya cerdik dan sangat memukau saat bertarung, wanita itu bahkan memgetahui segala jenis senjata. Bahkan mungkin, melebihi dirinya.
"Semua yang ada di sini dalam kendali Akatsuki. Mereka berandalan kelas atas yang berpenampilan selayaknya preman pada umumnya. Sistemnya lebih teratur dan terencana, mirip dengan Yakuza yang selama ini kita ketahui..."
Alat bantu pernafasan yang sengaja dibawanya, tampak sangatlah berguna. Shion sudah mempersiapkan dengan sangat amat matang, termasuk dugaannya bila hal semacam ini akan terjadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bom asap ini bisa mengganggu pernafasan dan pengelihatan kita. Jangan sampai menghirupnya terlalu banyak, maka kau akan teler seperti halnya Sabu... Tapi, racun ini tidak membuat melayang ataupun gila, lebih dominan membuat seseorang sulit melakukan sesuatu..." Menyamankan alat bantu pernafasan berwarna hitam tersebut. Shion sungguh terkendala dengan racun asap ini. Walau skala pengeluaran dan efeknya tidak terlalu besar, namun sudah cukup membuatnya sulit bernafas dan mulai mengaburkan pandangan mata. "Aku bersumpah akan menangkap Deidara! Dari sini kita sudah bisa mengambil kesimpulan, bahwa Deidara sengaja menon aktifkan bom itu dengan memanipulasi bentuk seolah terpicu saat kita mengaktifkannya. Terlihat dari segi manapun, bom itu tidak sedikitpun memicu reaksi ledakan..."
Untuk kesekian kalinya Naruto membeo dalam rasa kagum. Ia tidak tau sama sekali dan tak sedikitpun berpikir sejauh itu. Jujur, ia lemah dalam pengetahuan tentang bom, dan sekarang Shion menjadi perantara hal itu. Ya, Naruto sangat terbantu bahkan terkesan Shionlah yang memimpin gerakannya sedari tadi.
'Pantas saja dia menjadi wakil jepang untuk FBI. Lihatlah caranya bertarung dan otaknya yang tergali sangat dalam itu.., aku tidak yakin polisi seperti Sasuke bisa melampauinya...'
Kepala kuning sang rubah gesit mengangguk, ia akan patuh dan menuruti hal itu. Lagi pula, ia tak tau apa-apa tentang hal itu, di sini ia hanya bisa mengandalkan kehebatannya dalam bertarung.
"Lalu, apa yang selanjutnya kita lakukan?" Bersandar lelah pada pilar besar di ruangan entah apa. Naruto sangat amat bingung. Di luar sana, para rekannya pasti sudah baku tembak, dan lagi-lagi karena bom sialan itu yang tidak mau terpicu. Malah, mengeluarkan suara bahaya dan bahaya. Sekarang sudah jelas, itu sama halnya dengan sirine yang menjadi peringatan untuk musuh bila kubu dari pihaknya sudah bergerak. Ya, teroris sialan itu sangat sialan. "Kau tau, Shion? Aku tidak sehebat dulu. Lima tahun sudah cukup membuatku agak kaku..."