[6]

3.9K 288 32
                                    


"Kau mencoba selingkuh dibelakangku?"

Semakin meringkuk takut, tubuhnya gemetar melihat sosok pria yang mengeluarkan rentetan pertanyaan bernada dingin namun sangat menekan pada gendang telinga.

Menggeleng kuat menatap sang kekasih dengan rasa sesal, bahkan matanya kini berkaca-kaca. "Tidak Toneri-kun... Aku tidak seperti yang kau pikirkan."

"Lalu?" ucapannya menggantung, ia mendengus dengan ejekan mendengar pembelaan gadis didekatnya. "Apa pantas perempuan yang sudah memiliki kekasih bermesraan dengan pria lain, bahkan kau tidur dirumah pria itu..."

"Toneri-kun salah, aku tidak bermesraan dengan Naruto-kun." sangkalnya lagi mulai merasakan sakit pada hatinya.

"Keh! Bahkan kau memanggilnya se-mesra itu, kurasa itu sudah membuktikan terlalu jelas." kali ini gigi Toneri gergesekan gemas, ia mencengkram kuat bahu sang kekasih sampai sang empu meringis kecil. "Rendah sekali dirimu, kau menjual tubuhmu pada pria itu, hah?!!!"

Deg

Mata Hinata melebar sempurna, tetes demi tetes air mata meluncur melewati pipi putih yang kini basah, bibirnyapun terbuka menggambarkan bagaimana rasanya mendapat tuduhan yang sangat menyakitkan tersebut.

Isakan kecil terdengar melantun diterpa udara senja disore hari ini. Kepalanya menunduk dalam, tak kuasa menahan rasa sakit yang begitu menjalari tiap celah hatinya. Ia tak percaya, Toneri begitu saja menuduhnya menjual diri.

"Ke..napa... Hiks... Ka..kau menuduhku se...serendah i...itu... Hiks..?"

Pria bermarga Otsutsuki itu tak menggubris, ia merasa dibohongi, bahkan Hinata tidak pernah tidur satu rumah dengannya sebagai seorang pasangan, tapi nyatanya Hinata malah bersama pria lain dan menikmati lelapnya dengan satu atap dengan pria yang membuatnya marah besar.

"Kau lebih memilih pria rendahan penjual koran itu kebanding aku yang lebih dari dia dalam segalanya? Keh! Apa yang dimiliki pria miskin seperti dia...?"

"To-toneri-kun..."

Untuk kesekian kalinya air matanya kian deras merembes. Ini salah, Naruto tidak ada kaitannya dengan hal ini hingga disalahkan bahkan direndahkan seperti itu. Hinata tidak pernah menduga sang kekasih yang selama ini baik dan pendiam bisa berkata seperti itu.

"Dia tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan Hinata, untuk menopang hidupnya itu bahkan aku yakin dia sangatlah kesusahan... Lantas, apa yang kau lihat darinya? Hingga baru kali ini aku melihat kekasihku bermain dibelakangku, kau—"

"Hentikan!!" semakin sesegukan, Hinata menutup kedua telinganya setelah memotong ucapan sang kekasih dengan melengking keras.

"Naruto-kun tidak seperti itu, dia sangatlah baik dan penuh perhatian, walau dia pria miskin dan seperti katamu tidak memiliki apapun yang dibanggakan, tapi Naruto-kun memiliki hati yang tidak semua orang memilikinya... Hika.. Hiks... Naruto-kun... Hiks..."

Gigi Toneri semakin menggertak kuat, wajahnya memerah marah, tangannya yang mencengkram bahu Hinata semakin kuat, tatapan penuh selidik yang menajam darinya tertuju penuh pada wajah sembab wanita yang menyandang sebagai sang kekasih.

"Kenapa Naruto-kun selalu dipandang seperti itu? Kenapa tidak satupun yang ingin merasakan perjuangan hidupnya yang jauh dari kata mewah? Kenapa? Kenapa Toneri-kun memandang seseorang dari segi materi?"

PLAK!!!

Tangan kekar pria bernama lengkap Otsutsuki Toneri itu melambung dan mendarat keras pada pipi pulam sang gadis yang kini meringis kesakitan merasakan pipinya yang memerah akibat tamparan darinya.

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang