[27]

2.7K 202 92
                                    


***

Sasuke, atau sang kepala polisi komandan dari satuan Hikaido wilayah timur itu, tengah memantau keadaan sekitar. Masih terkesan aman dan terkendali, namun sedikit dirasa aneh.

Ingin memastikan dari dalam tepatnya lokasi Naruto, tapi ia masih memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi panutan banyak orang diluar. Yah, walau ia tengah bekerja sama dengan banyak mantan bajingan, tapi dalam hati ia bersuara bila nuansa ini berbeda. Bersama memerangi kejahatan dengan para mantan penjahat pastilah lebih menguntungkan. Bagaimanapun mereka sangatlah berpengalaman dari sisi gelap dahulu,

10 menit sudah Gaara dan Kiba masuk kedalam. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan yang menonjol, sedikit tembakan kecil ia dengar menggema dari bangunan dihadapannya, tentunya pasti ada hal mengejutkan disana.

"Sai!" Sasuke menginstrupsi. Tanpa menoleh mulutnya menyebut nama Sai. Sosok yang menjadi peran utama berkumpulnya mereka disini. "Ada apa dengan anak buahmu? Kenapa mereka sangat ketakutan?"

Sai tak kalah tercekat. Ia tentu tau bagaimana ketakutan pemberontak yang ia bentuk beberapa bulan lalu. Dari gelagat dan raut wajah ia sudah dapat mencerna dengan baik. Jangankan bawahannya, bahkan dirinya juga dilanda kerisauan yang amat mendalam.

Shimura Danzo... Iblis biadab yang yang sangat ingin ia lenyapkan. Garis keturunan yang ia sandang memiliki darah yang sama dengan buronan nasional tersebut. Namun, pembantaian ibu dan kakak kandungnya menjadikan Danzo peran utama. Betapa sakit hatinya mengetahui bahwa Danzo tega membunuh cucu dan menantunya sendiri. Walau tangan pria tua itu tidak menjadi lumuran darah berharga dari orang tercintanya, namun tetap apapun itu Danzo adalah biang utama dari pembunuhan tersebut.

Menoleh perlahan dengan wajah datar. Seolah memberi isyarat bila tidak perlu bertanya, Sai mencoba tidak menurunkan mental para rekannya. Sedikit ucapan menyinggung perihal Danzo, memungkinkan gentarnya hati mereka.

Mendadak mereka semua terkejut terkecuali Sasuke. Si pemilik surai hitam raven tersebut hanya tersenyum tipis. Suara dari helicopter yang biasanya menampung dirinya dan Shikamaru kini telah tiba. Dengan ini mereka sudah sangat lengkap, tidak hanya itu, persiapannyapun sudah begitu matang. Hanya perlu menjalankan strategi yang sudah diputuskan dengan dirinya sebagai komandan.

BLAMM!!!

"BRLINDUNG!!!"

Para pria yang memiliki peran masing-masing disana langsung kocar-kacir mencari tempat perlindungan. Teriakan menggema dari komandan mereka sungguh sirine mutlak agar nyawa masih dalam keadaan aman.

Perasaan Sasuke langsung berdenyut intens. Ia menganga tak percaya. Helicopter kebanggaannya kini sudah hancur lebur. Jatuh terbakar yang tentunya membawa korban dari semua awak. Hingga fikirannya hanya tertuju pada satu nama... Shikamaru.

"Bazoka? Bagaimana mungkin kita tidak menyadari kehadiran musuh?!" Sai berteriak dibalik pohon. Ia sungguh tak menduga ada senjata berdaya ledak super besar melesatkan bom dengan jarak tidak terlalu jauh. Tentu ia tau bila Bazoka harus diluncurkan dengan area tertentu yang tidak terlalu luas. Memungkinkan musuh sudah dekat dengan mereka.

***

Tepat pada ruangan utama dari bangunan megah tempat dimana Akatsuki berjaya. Naruto, merasakan apa itu emosi dan kecemasan yang kian membuncah. Dilihatnya Hinata masih menahan rasa sesak nafasnya, membuatnya geram juga takut terjadi sesuatu pada wanita yang ia cintai.

Liver FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang