- C H A P T E R . 13 -

1.3K 114 2
                                        

Baekhyun pergi ke ruang Bong sosaengnim, namun ia menemukan ruangan itu sudah kosong. Yang tertinggal hanyalah sepucuk surat yang ditinggalkan Bong ssaem untuknya. Dia meminta maaf karena tidak mengucapkan salam perpisahannya pada Baekhyun. Tapi percayalah, mereka akan bertemu kembali. Jangan salahkan Kepala Sekolah, dia pergi karena keinginannya sendiri.
Jadi sebenarnya Bong ssaem tidak dipecat melainkan mengundurkan diri. Sudah beberapa tahun ia mengajar disana, ia menyukainya. Tapi dia ingin pergi dan melihat dunia. Kepala Sekolah tampak sedih akan kepergiannya, ia pun memberikan pelukan sebagai bentuk dukungannya.

"Aku sangat berterimakasih pada semuanya. Terimakasih atas semua waktu berharga bersama kelas B. Terimakasih atas pertamanan akrab kalian." Pungkas Bong ssaem dalam suratnya.

Kai datang ke ruang kepala sekolah, dia coba memanasi Kepala Sekolah supaya tidak membiarkan kasus ini berlalu begitu saja. Baekhyun sudah melanggar aturan dan mendukung kelas B untuk melakukan pelanggaran. Memangnya Bong ssaem  bisa dibilang sebagai artis terkenal?

"Sudahlah. Bong ssaem sudah pergi. Anggap saja masalah ini sudah berakhir." Putus Kepala Sekolah.

Baekhyun malas-malasan dalam kelas. Sampai akhinya Mino datang dengan tergesa-gesa mengabarkan kalau Cho Sosaengnim sudah kembali. Baekhyun kaget, dia ingat Cho Sosaengnim adalah orang yang berpura-pura jadi perampok saat pelatihan militer. Ia yang sudah membuatnya cedera hingga tidak bisa mengajar.

Cho Sosaengnim datang, "Byun Baekhyun, apa kau mengingatku?"

"Lama tidak bertemu, Cho Sosaengnim. Bagaimana kabar anda?"

"Terima kasih, berkat kau jadi tidak terlalu baik."

Cho ssaem mendengar kabar saat ia tidak disana, mereka semua bertindak sesuka hati. Tapi mulai hari ini, hari baik mereka berakhir. Dia tanya, siapa yang tengah piket hari ini? Tak seorang pun murid yang berani maju.

Cho ssaem semakin kesal, mulai sekarang jadwal piket kembali diberlakukan. Dan mereka akan memulainya dari Baekhyun, ia menyuruh Baekhyun untuk bersih-bersih.

Chanyeol dan Sehun bersantai dipinggir lapangan. Sehun penasaran apa yang akan Chanyeol lakukan di hari ulang tahunnya. Chanyeol tidak punya acara khusus, dia akan melakukan apa yang biasanya dia lakukan. Sehun tanya, apakah dia punya hadiah yang diinginkannya?

Chanyeol  sudah mendapatkan hadiahnya setiap tahun, dia tidak menginginkan apapun saat ini. Sehun tersenyum, dia penasaran hadiah apa yang akan Baekhyun persiapkan untuk Chanyeol.

"Dia? Dia harusnya paling tidak menyiapkan, kan? Dia makan dan tinggal dirumahku, kalau dia tidak memberikan apapun, mungkin dia akan merasa bersalah."

"Entahlah, Baekhyun tidak punya banyak uang. Aku harus membantunya menyiapkan hadiah."

"Hei, satu hadiah tidak akan membuatnya kelaparan sampai mati. Hadiahmu ya hadiahmu, dia ya dia. Kenapa juga kau harus selalu membantu?"

"Hidupnya tidak terlalu mudah. Bisakah kau tidak cari gara-gara terus dengannya?" pinta Sehun.

Chanyeol duduk santai dirumahnya. Sedangkan Baekhyun baru masuk ke rumah dengan loyo. Chanyeol buru-buru memanggil Pak Guk dengan suara keras, sengaja membahas perihal ulang tahunnya. Pak Guk baru ingat, dia juga diperintah Nyonya Park untuk menanyakan hadiah apa yang diinginkannya.

"Aku harus berfikir hadiah apa yang akan aku terima." Ucap Chanyeol dengan suara keras.

Baekhyun ngeloyor masuk ke kamarnya tanpa perduli. Chanyeol buru-buru melongok tapi Baekhyun memang benar-benar masuk kamar. Dia jadi heran, apa dia memang tidak berniat memberikan hadiah? Hanya ada dua alasan untuk tidak memberinya hadiah, tidak punya uang atau tidak mendengarnya.

Just 1 HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang