- C H A P T E R. 48 -

923 67 9
                                    

Setelah sang ayah di bawa ke RS tadi pagi, Chanyeol memutuskan untuk ijin tidak masuk sekolah. Ia lebih memilih menemani Ibunya yang kini tengah duduk di depan ruang ICU.

"Eomma.. Tenanglah. Appa pasti akan baik-baik saja" Chanyeol mencoba menenangkan meskipun Ia pun mengalami rasa khawatir yang sama dengan sang Ibu.

Dokter pun keluar bersama beberapa perawat. Melihat sang dokter, Chanyeol pun memberitahu eommanya dan mereka bergegas menghampiri.

"Dokter Jang.. Bagaimana keadaan suami ku? Apa yang sebenarnya terjadi? Hiks..hiks.." Nyonya park menangis terisak terlebih Ia sangat yakin sang suami sehat-sehat saja sebelumnya.

"Tenanglah Nyonya Park. Presdir sudah tidak dalam keadaan kritis lagi sekarang, tapi tetap saja Ia harus di rawat di RS untuk sementara waktu. Kami masih akan terus memantau perkembangannya setiap jam. Pasien akan di pindahkan ke ruangan. Setelah itu kalian baru bisa melihatnya" ucap sang dokter panjang lebar.

"Syukurlah.. Terima kasih atas bantuan anda dokter jang" Nyonya Park mulai merasa tenang.

"Itu semua sudah menjadi tugas kami. Tentu saja kami harus berusaha semaksimal mungkin menolong pasien kami. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu Nyonya Park" Dokter pun pergi meninggalkan keluarga pasien.

"Appa mu Chanyeol-ah.. Syukurlah Ia baik-baik saja" Nyonya Park memeluk sang anak dengan erat seraya menangis bahagia.

Tanpa diketahui sang Ibu, Chanyeol pun turut serta menangis dalam diam jika Ia mengingat dan melihat sikon ayahnya tadi pagi. Bahkan Chanyeol sangat menyesal akan apa yang Ia lakukan semalam saat dirinya dan sang ayah berbicara.

"Maaf kedatangan saya menganggu Nyonya Park.. Tuan Muda. Bisakah kita bicara di tempat lain saja?" Tanya sang sekertaris kepercayaan yang usianya nyaris sama dengan sang kepala keluarga.

"Baiklah. Kajja adeul kau juga harus ikut menemani eomma" Nyonya park sengaja membawa Chanyeol turut serta karna jujur Ia tidak paham sama sekali tentang masalah yang terjadi di perusahaan suaminya.

Terlebih kedatangan sang sekertaris kepercayaan pasti membawa suatu kabar yang dapat di pastikan buruk seperti yang di terima suaminya di telepon semalam.

"Ne eomma..." Chanyeol yang awalnya ragu pun turut serta mendampingi sang Ibu mengikuti sekertaris ayahnya pergi.

Sekertaris Yoon pun langsung menyampaikan to the point perihal kedatangannya menemui mereka. Ia pun menjelaskan beberapa hal yang membuat kedua orang yang berbeda usia itu cukup terkejut.

"Jadi bisa dikatakan bahwa saat ini perusahaan sangat bermasalah. Akibat gagalnya proyek yang menjadi salah satu investasi besar untuk perusahaan berimbas juga kepada keuangan perusahaan. Jadi Nyonya Park saya dan seluruh staf meminta kepada Anda selaku wakil pimpinan kami untuk menahan para pemegang saham agar mereka tidak menarik investasi mereka di perusahaan ini" ucapnya memohon.

"Tapi Sekeretaris Yoon. Bagaimana aku bisa membantu? Sedangkan aku hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak tahu menahu urusan perusahaan. Bahkan uri Chanyeol juga belum lulus sekolah. Apakah tidak ada cara lain??" Nyonya Park bingung akan hal apa yang harus Ia lakukan untuk membantu perusahaan suaminya itu.

"Bagaimana kalau Tuan Muda yang melakukannya?" Saran Sekretaris Yoon

"Jika dilihat Tuan Muda Chanyeol sudah cukup umur untuk memikul tanggung jawab perusahaan. Para pemegang saham sangat mengenal Tuan Muda, mereka bahkan melihat bagaimana tuan muda Chanyeol tumbuh. Saya yakin mereka pasti akan menyukai jika Tuan Muda bergabung bersama di perusahaan. Bukankah pendidikan yang sedang Tuan Muda Chanyeol jalani bergerak di bidang bisnis? Meskipun baru pemula setidaknya Tuan Muda sudah mendapatkan gambaran kan hal apa yang harus dilakukan. Saya akan turut serta mendampingi tuan muda nanti" Ucap sekertaris Yoon lagi penuh keyakinan.

Just 1 HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang