- C H A P T E R . 32 -

1.1K 92 3
                                    

Masih dengan suasana hati suram, Kai mengungsi di gudang perkakas olahraga. Tao membujuknya supaya pulang, sekolah sudah berakhir dari tadi. Namun Kai malah mengabaikan perintahnya dan sibuk menenggak minuman kaleng yang dibawanya.

"Ya Kau tahu? Aku sungguh merasa di manfaatkan kalau begini caranya. Dan apa yang sebenarnya terjadi dengan Baekhyun? Kenapa ia bersikap dingin apa semua itu karena pengaruh dari Park Chanyeol?" ucap Tao mulai kesal.

Bukannya merespon perkataan Tao, Kai malah melamun dan berdiam diri sambil kembali menegak minumannya hingga habis.

Tao melirik Kai dengan jengah karena namja tersebut sudah seperti orang yang kehilangan semangat untuk hidup. " Kau jangan khawatir, Aku akan menelepon Baekhyun dan memarahinya untuk mu !!" ucapnya mengambil Hpnya di dalam tas.

Belum sempat menelepon Baekhyun, ponsel Tao sudah berdering lebih dulu.

"Baekhyun !!!!" ucapnya kaget melihat nama yang tertera di layar ponselnya sambil melihat ke arah Kai.

Kai pun ikut terkejut dan menyuruh Tao untuk segera mengangkat teleponnya dengan bahasa isyarat.

Tao pun menetralkan nafasnya dan bergegas mengangkat sambil berbicara dengan nada yang lembut. "Eo.. Baekhyun-ah.. Ada apa? Apa Kau sedang ada masalah?" ucapnya dengan sengaja meloudspeaker ponselnya agar Kai mendengar pembicaraan mereka.

"Aku sedang mencari Kai. Aku mencoba untuk menghubunginya tapi ponselnya mati. Aku menelponmu karena aku pikir kalian sedang bersama karena aku lihat belakangan ini kalian terlihat sering habiskan waktu berdua. Jadi aku pikir mungkin Kau mengetahui keberadaannya"

"Anio.. aku tidak bersamanya dan aku juga tidak tahu dimana Kai sekarang berada. Tapi mengapa tiba-tiba saja Kau mencari Kai?"

"Hari ini moodku sedang buruk sejak siang hari tadi. Tiba-tiba saja Kai datang dan mengajak ku untuk jalan. Aku tentu saja menolak kasar tawarannya. Tapi sepertinya Aku sudah menyakiti perasaannya"

"Ya Baekhyun-ah.. bagaimana bisa kau bertindak seperti itu? Apa kau tahu Kai itu adalah anak orang kaya. Bisa jadi itu adalah hal pertama Ia di perlakukan seperti itu, apalagi oleh seorang wanita. Jadi kalau sudah seperti ini bagaimana kalau kau terima saja tawarannya? hitung-hitung untuk meminta maaf atas perlakuanmu kepadanya tadi"

"Ya.. aku memang berencana untuk menerima tawarannya tapi aku tidak bisa menghubunginya"

Mendengar perkataan Baekhyun kontan saja Kai langsung merebut ponsel Tao dan bertanya "Jadi kau mau menerima tawaranku, Baekhyun-ah? Ahh gomawo.. baiklah sekarang sudah malam. Istirahat yahh.. tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpikan aku.. hehe" ucapnya langsung sambil mematikan telepon.

Tao hanya bisa duduk sebal saat Kai loncat-loncat riang. Dia merasa kesal sendiri karena kebohongannya sudah di bongkar begitu saja oleh namja tersebut.

*

*

*

-Keesokan harinya-

Kai hanya bisa melongo melihat tiga wanita sudah berdiri dihadapannya. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa yang Ia ajak hanya 1 orang kemarin tapi hari ini ada 3 orang yang berdiri didepanya.

"Ehm.. begini Kai-ssi.. Baekhyun beranggapan bahwa jika yang pergi semakin banyak orangnya maka akan semakin ramai. Kau tidak keberatan bukan?" tanya Hyunrim

"Tidak.. tentu saja tidak.. kajja kita langsung masuk ke mobil saja" jawabnya sambil memasang senyuman palsu.

"Aku akan duduk di belakang saja bersama yang lain" ucap Baekhyun saat ia hendak ikut masuk.

Just 1 HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang