-C H A P T E R. 47-

567 60 21
                                    

Tuan Park mondar-mandir gelisah karena Chanyeol putra sulung mereka masih belum tiba dirumah hingga jam menunjukan tengah malam. Ia mengetahui bahwa sang putra sulung tadi membolos sekolah lagi saat Pak Guk asisten rumah tangga mereka mengeluarkan tas Chanyeol dari mobil.

"Yeobo.. Tolong berhentilah bersikap keras kepada Chanyeol. Berilah dia waktu. Bagaimanapun saat ini dia membutuhkan waktu untuk bisa menggantikan posisimu" Ucap sang istri memohon padanya.

"Bukankah aku sudah memberinya waktu sejak kedatangan ku kesini? Jangan memanjakannya lagi. Dia sudah cukup dewasa untuk bertindak"

"3 Hari itu Kau sebut memberinya waktu?? Bagaimana bisa kau melakukan itu kepada putra mu yang baru saja beranjak dewasa dan menikmati masa mudanya?"

"Masa muda bisa di nikmati sambil bekerja. Jika terlalu di buat santai Chanyeol tidak akan pernah bisa siap menghadapi apa yang akan terjadi di masa depan. Untuk itu aku ingin mempersiapkannya sejak dini" Ucap sang suami seraya beranjak menjauh memasuki kamar mereka.

"Yeobo.. Ayolah.. Jangan begini kau membuat ku takut.." ucapnya manja seraya menyusul sang suami.

Melihat sang suami tidak merespon, Nyonya Park pun mendadak bicara dengan nada teramat sangat manis untuk merayunya dan sukses membuat sang kepala keluarga tersenyum.

Tapi kemudian, seseorang menghubungi Tuan Park dan seketika itu pula senyum Tuan Park menghilang dari wajahnya. Melihat hal itu sontak saja membuat sang istri cemas terlebih lagi Ia yakin bahwa kabar yang di terima oleh suaminya dari si penelpon adalah kabar buruk.

"Yeobo.. Apa terjadi sesuatu?" tanyanya pelan seraya menghampiri sang suami yang tengah mendudukan dirinya di sofa kamar mereka.

"Gwaenchana. Telpon tadi bukanlah kabar buruk dan juga bukan masalah besar. Kau tidak perlu cemas yeobo.." jawab sang suami mencoba meyakinkan sang istri.

"Kau berbohong Oppa. Kita sudah lama bersama. Aku tahu saat ini kau sedang berbohong kepadaku. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi? Kau bahkan tiba-tiba pulang lebih awal daripada jadwal mu. Kau juga memaksa Chanyeol putra kita untuk ke lur negeri!! Sebenarnya ada apa?? Jangan membuatku seperti orang bodoh Opaa.. Jebal.." ucap sang istri penuh permohonan.

Nyonya Park cukup tertekan akan hal yang disembunyikan sang suami. Sejak awal kedatangannya kembali dari London Ia sudah menduga ada hal yang tidak beres terjadi. Dan seperti dugaannya bahwa itu memang terjadi.

"Mianhae yeobo. Mianhae jika aku menyembunyikan semua ini darimu. Saat ini perusahaan sedang mengalami masalah besar. Untuk itu aku kembali kesini karna ingin membawa Chanyeol bersama ku untuk belajar bisnis secara cepat tanpa membutuhkan proses lama"

"Aku melakukannya bukan tanpa sebab yeobo. Kau tahu kondisiku tidak bisa dikatakan stabil. Aku bahkan tidak tahu kapan tepatnya kesehatan ini bisa bertahan lama." Ucap sang suami lagi seraya mengenggam tangannya.

"Kau berbohong lagi Oppa. Aku tidak percaya jika kau masih belum sehat terlebih kau sudah melakukan berbagai pengobatan selama disana" Nyonya Park memandang sang suami sedih.

"Aku tidak berbohong kali ini yeobo percayalah. Aku lebih tahu betul bagaimana kondisi tubuhku saat ini. Jadi Yeobo jebal bantu aku untuk membujuk Chanyeol putra kita" Alih-Alih menjawab Nyonya Park malah memeluk erat tubuh sang suami seraya menangis.

Jam menunjukan pukul 01:00 dinihari. Taksi yang di tumpangi Chanyeol tiba di depan mansion keluarga Park. Setelah membayar Chanyeol pun masuk ke dalam rumahnya sambil membawa kucing liar yang ia pungut di gang tadi.

Saat memasuki rumah Ia cukup terkejut melihat sang ayah masih terjaga. Namun Ia lebih memilih berlalu begitu saja tanpa menyapa terlebih dahulu.

"Kau darimana saja Park Chanyeol? Apakah seperti ini yang kau lakukan saat Appa tidak ada dirumah??" tanya Tuan Park menuntut.

Just 1 HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang