1. Murid Baru, Musuh Baru

10.3K 774 1.1K
                                    

-Pertemuan memberikan dua hal: pelajaran hidup atau teman hidup-

Angin menerpa wajah perempuan yang kini tengah memandang lurus pemandangan di depannya ini. Senyum terus terukir di bibir mungilnya. Dengan wajah oval manisnya, rambut sepinggang berwarna hitam yang sedang ia kuncir ke atas, postur tubuh yang langsing, dan kulit yang putih bersih serta mata hitam pekatnya yang indah yang mampu membuat murid-murid SMA Garuda Sakti menaruh pesona kepada perempuan tersebut. Ia bernama Sella Azazelia.

Murid baru pindahan Bandung yang ingin bersekolah di kota Jakarta. Di sinilah Sella, berdiri di tengah lapangan bersamaan angin yang berhembus sejuk. Sella menghembuskan napas sebentar lalu melangkahkan kakinya menuju sekolah barunya itu. Sekolah yang nantinya akan menjadi momen baru untuk dirinya sendiri.

"Cantik banget anjir, Kin. Parah, parah. Bakal jadi idola baru kalo gini mah."

"Asoooy, manis bener tuh cewek."

"Keliatannya dia murid baru deh, tapi Cantik."

"Semoga aja dia sekelas sama guee."

"Senyumnya mana tahaaan ..."

"Syutt ... syutt ... cewek ..."

Pujian sana-sini cukup membuat Sella tersenyum hangat. Tak disangka, kehadirannya membuat pesona tersendiri di sekolah barunya ini.

Sekarang, Sella harus segera ke ruang Tata Usaha untuk menanyakan kelas mana yang akan ia tempati selama setengah tahun ke depan.

Tapi, omong-omong Sella tidak tahu ruang yang ia cari tempatnya di mana.

Kan gue anak baru di sini, berarti gue harus nyari bantuan supaya gue bisa ke ruang TU sekarang, ucap Sella dalam hati.

Tak lama Sella mencari-cari bantuan, ia menangkap seorang laki-laki yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Hanya butuh waktu sebentar untuk Sella memikir, akhirnya ia memutuskan untuk menanyakan ruang Tata Usaha kepada laki-laki tersebut.

Dengan ragu, Sella memberhentikan langkah laki-laki itu. "Hai," sapanya.

Laki-laki itu hanya menatap Sella dingin sambil mengangkat sebelah alis tebalnya. Tak menggubris, laki-laki itu pun kembali jalan.

Sella yang melihat itu pun mengejarnya.

"Umm--sori, gue cuma mau nanya doang, kok," pinta Sella, masih agak ragu.

Laki-laki itu masih menatapnya dingin. "Ada apa?"

"Ruang TU dimana, sih?" tanya Sella.

Laki-laki itu memandang Sella dari bawah sampai atas. Oh, anak baru, pikirnya. "Di pojok kanan deket toilet," jawabnya singkat dan kembali meninggalkan Sella yang hanya mengangguk.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang