-If you believe in yourself anything is possible-
Ini adalah hari kedua Sella bersekolah di SMA Garuda Sakti.
Hari ini, Sella membawa mobil pribadi ke sekolah, mengingat di sekolahnya ini bebas menggunakan fasilitas apapun kecuali barang-barang yang berbau tajam.
Sampai di gerbang, Sella sudah menemukan parkiran untuknya. Lantas ia segera menelusuri jalan sedikit untuk sampai ke tempat parkiran tujuannya. Tapi, mobil sedan berwarna hitam pekat mendahului Sella untuk mengambil tempat dimana ia akan menaruh mobilnya selama sekolah berjalan.
"Damn!" umpat Sella, kencang.
"Siapa sih tuh manusia, asal nyelak-nyelak aja?! Emangnya nih sekolah punya bapak monyangnya dia apa?!" omel Sella, kesal. "Padahal kan gue duluan yang dapet! Dasar laknat," sambung Sella, berapi-api.
Perlahan Sella membuka kaca mobilnya untuk melihat siapa pemilik mobil sedan di depannya ini yang seenak jidatnya mengambil jatah parkiran mobil Sella.
Dan... voila! Dia Zarka!
"TAI! Kenapa harus dia, sih?" decak Sella, masih kesal.
Tin tin!
Sella sengaja mengklaksonkan mobilnya agar Zarka sadar kalau ada mobil orang yang dia selak.
Zarka lantas menoleh kearah Sella yang menatapnya tajam.
Dengan gaya santainya dia mengeluarkan kacamata blue mirror -nya yang ia keluarkan dari saku celana abu-abunya dan memakainya. Barulah ia berjalan kearah mobil Sella dengan gaya sok-nya.
Setelah sampai di samping pintu mobil Sella, ia agak menurunkan sedikit kacamatanya dan berkata, "Kenapa? Mau ngomel karena tempat parkirnya udah diduluin sama gue?" tanyanya, dengan nada mengejek.
Sella hanya bengong menatapi pesona yang ada di depannya sekarang. GANTENG GILA! Gue jadi gak bisa marah, batinnya tersipu. Eh? Sella langsung menggeleng kencang.
"Napa lo?" tanya Zarka, lagi.
Sella mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali. Dia harus galak, ya galak. Dengan tatapannya yang tajam, ia memandang Zarka lalu mengomel, "Bego ya?"
"Gak jelas lo cewek datar."
Hah? Cew--cewek apaan? Datar? Oh, dia punya panggilan buat gue, remehnya dalam hati.
Lantas, Sella tak mau kalah. "Eh cowok dingin, lo ngapain markir disitu? Lo gak punya mata kalo gue yang duluan boking disitu hah?!" omel Sella langsung.
Dengan gaya angkuhnya ia menjawab, "Sori, sayangnya gue gak liat mobil lo tuh. Mending, lo markir aja di luar, deket posnya mang Dedes." Zarka kembali menatap Sella, dingin. "Kayaknya gak penting ngomong sama lo, buang-buang waktu. Gue cabut." Zarka langsung menarik keatas kembali kacamatanya yang kekinian abis.
Sella menggeram. "IHHHH!!" Buru-buru ia melesat kembali keluar untuk memakirkan mobilnya di dekat posnya mang Dedes. Sial.
Setelah siap, Sella sempat mengaca di depan spion mobilnya melihat bayangan wajah dirinya yang seolah apakah-dirinya-sudah-oke-atau-belum. Karena menurutnya sudah oke, ia langsung berlari mengejar Zarka dan jalan di samping cowok itu bermaksud menyaingi si 'cowok dingin' Zarka.
"Gue harus tebar pesona depan semua anak sekolahan," ucap Sella, tersenyum meyakinkan.
****
Ketika Zarka melihat Sella yang lagi berjalan kearahnya ia mengerutkan kening, bingung. Maksudnya, apaan sih maunya tuh anak kepadanya. Saat Sella sudah hampir mendekati Zarka, lantas Zarka memberhentikan langkahnya dan menatap Sella dengan tatapan dinginnya yang menusuk. Tapi Sella masa bodo dengan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Novela JuvenilIni semua tentang tangis. Tentang perjuangan seorang perempuan yang melawan sesalnya. Sekali lagi, ini hanya tentang tangis. Membawa kalian masuk ke dalam kisah mereka yang begitu dalam. Menguras air mata untuk jatuh membasahi pipi. Oh, kisah ini sa...