12. Antara Zarka dan Sella

1.8K 240 112
                                    

-Cinta bukan tentang bagaimana perasaan itu muncul... tapi bagaimana perasaan itu agar tetap utuh-

Raisa - Jatuh Hati

Suasana lapangan sekolah kini kian ricuh nan heboh. Masing-masing teriakan yang dilontarkan para murid-murid sekolahan tak henti-hentinya ingin berhenti. Para saksi mata sudah banyak yang melihat dua pasangan yang baru saja turun dari kedua kendaraan milik sang cowok. 

Yang satu memakai mobil dan yang satunya lagi memakai motor. Dan itu semua sama-sama mewah.

Mereka semua ialah; Zarka dan Rachel serta Sella dan Daffa.

Daffa tampak menggandeng lengan Sella mesra dan Zarka menggenggam tangan Rachel tak kalah mesra.

Terlihat, semuanya seperti penuh saingan.

Mata Sella bertemu sekilas dengan mata lelaki di sampingnya, Zarka, yang juga menatapnya penuh seringai mengerikan di wajah tampannya. Posisi tubuh keduanya memang seperti berdampingan, dan pasangan mereka di samping kanan kirinya.

Keempatnya melangkah beriringan menuju koridor yang ramai akan siswa-siswi sekolah. Bingung memang, tapi itu tidak dipermasalahkan bukan?

Gue harus mastiin ke dia, batin Sella.

Mungkin hanya bohong yang bisa bikin percaya dia sementara, batin Zarka.

****

"Diem di situ."

Suara halus seseorang membuat Zarka berhenti berjalan seketika.

"Gue mau ngomong sama lo," ucap Sella, tajam.

Lantas, Zarka mengenyit mendengar ada nada menusuk di ucapan Sella kepadanya saat ini. Tapi, ia hanya mengangguk dan rela pergelangan tangannya diseret kencang oleh perempuan yang ada di depan langkahnya.

Sella terus mencekal keras tangan milik lelaki di belakangnya. Ia ingin mengajak Zarka ke atas rooftop untuk segera membicarakan masalah yang sedari kemarin terus menghantuinya.

Sesampai di tempat tujuan, barulah Sella melepas cekalan kerasnya dari pergelangan Zarka. Bisa dilihat Sella, tangan cowok itu sedikit memerah akibat terlalu eratnya pegangan dari tenaga tangannya. Zarka sedikit meringis saat ia merasakan perih di bagian tangan kirinya.

"Mau lo apa ngajak gue ke sini? Taruhan kita udah finish." Zarka memandang Sella, meminta perempuan itu bicara.

"Ya. Gue tau, taruhan kita udah selesai. Tapi, ini ada sangkutannya dengan taruhan!"

Zarka sedikit tersentak. "Maksud lo?"

Sella menghunus manik mata lawan bicaranya seperti tatapan laser mematikan. "Gue mohon lo jujur sama gue."

Diam.

"Apa lo bener-bener 'cinta' sama Rachel, Zarka?" tanya Sella, dalam.

Hening.

Sella menunggu jawaban yang akan dilontarkan Zarka dengannya. Membiarkan hening sedikit lama agar mungkin, Zarka bisa memutar otak dulu sebelum berkata.

3 menit berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda Zarka ingin menjawab pertanyaannya. Karena jengah, Sella kembali mengucapkan pertanyaan yang sama.

Mungkin hanya bohong yang bisa bikin dia percaya sementara.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang