Arbani Yasiz - Be My Love
-"Tidak ada yang terenggut. Setiap orang punya keajaiban cintanya sendiri. Kau hanya belum menemukannya."-
This is the seventh day.
Pagi ini, Sella memasuki kelas dengan wajah tersenyum lebar. Rachel dan Naya yang melihat sahabatnya itu tidak seperti biasanya, lantas menghampiri Sella yang sudah duduk di kursinya.
"Woy, lo napa dah? Senyum-senyum gak jelas," tegur Naya, bingung.
"Lo kenapa, Sel?" Rachel menimbrung.
Mendengar suara yang sudah Sella kenal, refleks, Sella tertegun kaget karena keberadaan dua manusia yang sudah di samping mejanya. "H-hah?"
Naya menatap Sella, aneh. "Hah hoh hah hoh, lo itu kenapa senyum-senyum."
Kini, senyum Sella semakin sangat amat lebar sampai orang yang melihat bibirnya sedikit meringis, takut-takut sobek. "Gue? Gue emang senyum?" tanya Sella, bingung sendiri.
"Lo gak sadar kalo lo lagi senyum?" Naya kembali menatap Sella, aneh.
Tangan Sella terulur memegang bibir mungilnya itu. "Kok gue bisa senyum, sih?
Naya menggeleng-gelengkan kepalanya, tak percaya. "Serah dah serah."
Kok Zarka belom dateng ya? batin Rachel.
Tak lama setelah Rachel menduga, Zarka datang dari arah pintu kelas dan langsung berjalan ke arah mejanya seraya merapikan rambutnya yang masih sedikit basah.
Seketika, Rachel menatap Zarka bengong dan yang langsung di balas Zarka dengan senyuman manis. Sella yang melihat kejadian di depannya ini lantas mengernyit.
Kok Zarka gak dingin sih sama orang? batin Sella, bingung.
"Haaaiiiii King," sapa Sella kepada Zarka dan tersenyum.
Zarka mengernyit saat Sella menyebutnya dengan sebutan 'King'. Maksudnya apa? "Hm." Tapi Zarka hanya menjawab seadanya lalu duduk di samping Sella.
Sella mencibir. "Kok gak bales sapaan gue, siih?"
Cowok itu memutar bola mata malas. "Pengen banget."
"Hai Arka." Kini, giliran Rachel yang menyapa ramah Zarka.
"Arka," gumam Sella.
Sapaan Rachel di balas Zarka tak kalah ramah. "Hai juga, Rachel."
Sella hampir melongo.
Naya menatap Zarka dan Rachel bergantian. "Loh? Kalian saling kenal?"
"Kok lo manggil dia Arka, Chel?" tanya Sella mengikuti tatapan Naya.
"Gu---"
"Kepo banget sih lo jadi orang." Zarka lebih dulu memotong perkataan Rachel.
"Ya gue kan bingung aja gitu, padahal kan gak ada yang manggil lo dengan sebutan 'Arka', tapi kok cuma Rachel yang manggil lo dengan sebutan itu?" balas Sella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen FictionIni semua tentang tangis. Tentang perjuangan seorang perempuan yang melawan sesalnya. Sekali lagi, ini hanya tentang tangis. Membawa kalian masuk ke dalam kisah mereka yang begitu dalam. Menguras air mata untuk jatuh membasahi pipi. Oh, kisah ini sa...