37. Aksi Jahat

1.4K 62 1
                                    

Mudah bagiku tuk mencintai, tapi takkan mudah bagi cinta tuk mengakui

****


"Sella ..."

Melihat wajah Claura yang serius, Zarka pun ikut serius. Bedanya, raut wajah Zarka lebih didominasi oleh rasa ketakutan, kekhwatiran, maupun kecemasan.

"Kamu harus ikut aku." Hanya kalimat itu yang mampu Claura lontarkan.

Zarka refleks mengernyit. "Ikut lo? Emang lo tau Sella di mana?" tanya Zarka, matanya menyipit sedikit.

"Aku tau, kamu khawatir sama pacar kamu. Jadi nggak usah banyak ngomong, ikut aku aja, sekarang," balas Claura, berdiri dari sofa.

Mau tidak mau, Zarka ikut berdiri mengikuti Claura. Setumpuk pertanyaan mengitari benak Zarka. Ia kelimpungan, kebingungan mengapa perempuan yang sekarang di hadapannya ini tahu? Apakah ... ah sudahlah.

Sebelum Claura berjalan keluar, ia menaruh dompet milik Alfi di atas meja dan menginterupsi Zarka untuk mengekorinya. Zarka yang melihat itu langsung mengangguk dan mengikuti langkah Claura dari belakang.

"Naik." Claura berujar seraya tangannya membukakan pintu kiri mobilnya untuk Zarka.

Pelan, tangan Zarka menepis tangan mulus Claura yang dengan baik mempersilakannya masuk. "Gue bisa sendiri," tolak Zarka, tangannya ikut serta menutup pintu mobil kembali saat dirinya sudah berada di dalam.

Claura hanya bisa memerhatikan Zarka dari samping saat ia juga sudah berada di dalam mobil. Deruman mesin mulai menyala menciptakan gerakan roda mobil mewah miliknya bergerak maju.

Hening mengisi keduanya. Zarka hanya bisa memasang tampang datar sambil tangannya bersedekap. Sedangkan Claura berusaha menyetir dengan cepat agar ia bisa menghilangkan rasa cemas yang menyelimuti Zarka sekarang.

Ya, saat tadi, Claura harus menebus kecerobohannya yang tidak sengaja menabrak Kirana dengan cara menurut apa yang diperintahkan Kirana sendiri. Dan jika kalian bertanya mengapa Claura bisa mengetahui rumah Alfi padahal ia sudah kehilangan jejak? Jawabannya karena,

Saat Claura sudah berada di depan rumah tua dan melihat teman Kirana memapah seorang perempuan yang mungkin menjadi bahan aksi jahat Kirana, Claura berkata sebelum Kirana melangkah masuk ke dalam rumah berlubuk tersebut.

"Tunggu. Aku mau nanya sama kamu."

Lantas, Kirana menoleh ke arah belakang melihat Claura yang memandangnya. Ia menjawab, "Ada apa? Udah sana, permintaan maaf lo sudah terkabulkan, kan? Jadi tunggu apa lagi?"

Claura berlari mendekati Kirana, lalu kepalanya menggeleng. "Bukan masalah itu."

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang