19. Disaksikan Malam

1.4K 95 33
                                    

"Bukankah Bintang dan Bulan diciptakan untuk bersama?"

****

Tangannya terulur untuk meraih sebuah pigura yang tertata rapi di atas guci ruang tamu.

Setelah pigura itu berada di genggamannya, Sella mengamati sejenak pigura tersebut dengan pandangan nanar.

Pigura tersebut masih terlihat sangat terawat. Belum ada sedikit percikan noda yang terdapat di sana. Lantas, busur panah terbit dari bibirnya sehingga matanya melengkung bak bulan sabit. Senyuman yang sangat manis.

"Papa maafin Sella ...," lirih Sella, mengelus-elus sebuah foto yang terdapat di dalam pigura tersebut.

Di dalam sana, ada satu lembar foto yang membuat Sella menitikkan air mata rindu. Foto Adi sang Ayah yang sedang tersenyum ria merangkul gadis kecil di sebelahnya--Sella. Sella sangat ingat, saat Tara memfoto dirinya dan Ayah di sebuah taman indah yang dulu ditunjukkan Ayahnya untuk berfoto-foto. Sella dulu sangat dekat dengan Adi. Namun, semenjak Ayahnya ketahuan menyelingkuhkan Tara, rasa benci mulai menguasai Sella saat itu dan tanpa berpikir dua kali untuk Sella berbuat hal yang ia sangat sesali sekarang.

"Sella nyesel, Pah ..." Sella kembali bergumam dengan lirih.

Kenapa hidup ini penuh dengan tangis?

Sempat memandang lama pigura kesayangannya, lalu sedetik berikutnya, Sella mengecup lama foto tersebut seraya kelopak matanya yang memejam dan air matanya yang menetes lagi.

Sella menaruh pigura itu ke tempat semula. Sebelumnya ia berkata, "I miss you, Dad."

Gue akan pergi ke London. Janji.

****

Line!

Notifikasi line terdengar.

Segera, Zarka mengambil benda mungil tersebut dari meja balkon sampingnya lalu membuka kolom chat yang baru saja masuk.

Dari Daffa.

Daffa Alv : Ka.

Dengan santai, Zarka pun membalas.

Zarka.R : Knp

Ting!

Daffa Alv : Ke kafe Alaska. Gue mau ngomong, penting.

Kerutan dalam tercetak jelas di keningnya.

Zarka.R : Skrg?

Daffa Alv : Yalah.

Zarka.R : W otw

Tanpa ba-bi-bu, Zarka melangkah cepat meraih jaket kulitnya selanjutnya meraih kunci motor yang tergeletak di atas ranjangnya lalu melenggang pergi menuju kafe yang tadi disuruh.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang