-Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan yang tak tertahankan-
Salshabilla - Malaikat Baik
Sella memandangi pemandangan malam dari balkon kamarnya. Indah. Itu yang dideskripsikan Sella sekarang kepada sang langit malam hari ini. Dengan bintang yang bertaburan cerah, bulan purnama yang bersinar indah itu membuat Sella ingin sekali mendeskripsikan semuanya melalui puisi.
Ia terkekeh. "Emangnya gue bisa apa bikin puisi?"
"Tapi kalo dipikir-pikir asik juga kali ya." Sella mengangguk-anggukan kepalanya bertanda bahwa oke, ia akan belajar membuat puisi.
Sella mengambil selembar kertas HVS dan tidak lupa mengambil sebuah bolpoin hitam dan kembali ke balkon kamarnya.
Ia mencoba berpikir sesekali melihat ke arah atas langit untuk memikir apa yang pas untuk di tulis di dalam puisinya nanti. Tak lama, ia mendapatkan ide sebanyak gudang.
"Ah, ya! Gue kan sering belajar bahasa sastra, masa gue gak jago, sih? Oke Sella, lo bisa." Sella terus bergumam kepada dirinya.
Perlahan tapi pasti, tangannya menari-nari diatas kertas putih tersebut. Memulai satu-satu bait puisi dengan rapi. Hari ini, malam ini, detik ini, menit ini, Sella ingin mencurahkan semuanya kepada puisi yang ia buat.
Kamar ini terasa sunyi
Kamar ini begitu sepi
Hanya Bintang yang menemani
Hanya cahaya Bulan Purnama yang menerangi
Ku matikan lampu kamar ini
Ku buka jendela kamar ini
Lalu ku tulis puisi ini
Yang mengungkapkan sebagian isi dari hati
Haaii Bulan Purnama
Malam ini aku sedang mengeluh
Aku sedang merindukan masa lalu
Yang seakan hilang di telan waktu
Masa laluku adalah sahabatku
Yang dulu berharga bagiku
Yang dulu sangat menyanyangiku
Tapi... yang mungkin sekarang sudah melupakanku
Aku ingin bertemu dengannya
Aku ingin tertawa bersamanya
Aku ingin memeluknya
Aku ingin menangisi cerita hidupku di atas bahunya
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen FictionIni semua tentang tangis. Tentang perjuangan seorang perempuan yang melawan sesalnya. Sekali lagi, ini hanya tentang tangis. Membawa kalian masuk ke dalam kisah mereka yang begitu dalam. Menguras air mata untuk jatuh membasahi pipi. Oh, kisah ini sa...