36. Khawatir

1.2K 67 29
                                    

Jangan memancingku untuk datang, jika akhirnya kau paksaku pulang. Jangan biarkan rasa ini terlalu dalam, jika akhirnya harapanku kau buat kelam.

Setelah pulang dari rumah Rachel, yang hanya dilakukan Sella sekarang adalah terbaring di atas kasur dengan raut wajah bete. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang, dirinya merasa sangat boring. Dan Sella butuh hiburan.

Berkali-kali Sella mengecek aplikasi Line, berharap ada yang mengasih notification walau berdering satu kali.

"Ah, bete!" Sella berdecak dan langsung meringkukkan tubuhnya ke arah jendela kamar.

Hari Minggu yang membosankan, pikir Sella. Huh, hari ini sungguh hanya membuat Sella bad mood . Apa yang biasa orang dilakukan jika hari Minggu? Kencan bareng pacar? Jalan bareng temen? Atau cuma diam yang nggak tahu mau ngapain di rumah? Yang cuma demus sambil natapin balkon? Oh, sungguh Minggu yang buruk.

Line! Tiba-tiba saja, terdengar notifikasi yang berbunyi dari iphone milik Sella yang masih tergeletak di atas kasur. Dengan semangat, Sella langsung meraih benda pipih tersebut dan mengeceknya.

Ternyata dari Zarka.

Malove:
Jalan yuk

Mata Sella refleks berbinar. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan dengan cepat, tangannya membalas pesan dari kekasihnya itu.

Sellaazazelia:
Ayukkk!!

Sementara di sana, Zarka terkekeh. Lelaki itu berada di balkon kamarnya, ditemani angin yang membelai kulitnya. Saat mendapat balasan dari Sella, langsung ia balas juga dengan cepat.

Zarkarynd:
Tunggu depan kafe Alaska ya:)

Kembali lagi dengan Sella, sekarang ia tersenyum manis setelah mendapatkan respon dari Zarka. Sella sudah bangkit dari tempat tidurnya dan bersorak ria.

Sellaazazelia:
Sip!

r e g r e t

Kirana dan Adelia kini tengah mengikuti langkah seseorang. Kedua perempuan itu sesekali mengumpat di belakang semak atau tiang yang menurut mereka mampu menyembunyikan tubuhnya agar tidak ketahuan.

Seseorang yang diikuti mereka ternyata Sella.

Terlihat dari mata keduanya, Sella menoleh ke belakang, celangak-celinguk ke kanan dan ke kiri, merasa bahwa seperti ada yang mengikutinya.

"Kayaknya ada yang ngikutin gue," gumam Sella, yang terdengar sampai ke telinga Adelia maupun Kirana.

Mata Kirana menangkap Sella yang sudah kembali berjalan, lebih tepatnya seperti berlari pelan. Langsung saja, tanpa berbasa-basi, Kirana dan Adelia kembali juga berjalan.

Namun tanpa diduga, ada sebuah halangan yang menyebabkan tubuh Kirana dan Adelia tersungkur ke aspal. Ada sebuah mobil yang menabraknya tanpa sengaja.

Wajah Kirana merah padam, begitupun dengan Adelia. Kepala Kirana tertoleh ke belakang, ia tidak menemukan sosok Sella. Berarti tandanya, ia sudah kehilangan jejak yang disebabkan oleh penyetir mobil yang menyebalkan.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang