33. Nasgor

1.1K 64 32
                                    

Tawanya membuat aku ikutan senang.

****

LYn - Love Story


****

Tidak biasanya saat pagi Sella bangun hanya untuk sekedar berkutat di dapur. Pada pukul jam 5 pagi, Sella dengan semangat 45, sudah berdiri di depan peralatan masak serta bahan-bahan untuk membuat nasi goreng alanya.

Walau sejujurnya Sella tidak bisa memasak seperti teman-temannya.

Tetapi Sella dengan niat, dengan hati kalau dirinya ingin membuat untuk kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan lelaki luluh? Zarka Raynando.

Yak. Hari ini Sella ingin memasak nasi goreng spesial sebagai hadiah kecil kepada Zarka. Tidak apalah kalau rasanya aneh, pikirnya.

Ia mengetuk-ngetukkan jemari di atas talenan seraya kedua bola matanya memandang 1 butir telur, sepiring nasi putih, dan bahan pelengkap lainnya.

Otak Sella memutar, mencoba mengingat cara Tara membuat awal nasi goreng itu seperti apa. Apa nasinya dahulu yang dimasukkan? Atau telur dahulu? Hmm ... atau kecap?

"Kamu lagi apa?"

Sella mengerjap dan menoleh ke arah samping, melihat Tara yang tengah menatapnya dengan kening mengkerut.
"Eh, Mama," kata Sella.

"Tumben nih kamu di dapur, pagi-pagi pula. Mau ngapain? Mau masak? Buat siapa?" tanya Tara bertubi-tubi, dihiasi raut wajah yang sedikit curiga.

"Ngghh ..." Sella melirik ke arah diletakkannya bahan-bahan. "Aku mau buat nasi goreng untuk someone."

"Someone?" Tara tambah curiga.

"I-iya."

"Kamu kan nggak bisa masak."

"Ya udah nggak papa, aku mau belajar masak, Ma."

"Nggak takut rasanya bakalan asin atau ... hambar?"

Huh. Sudah diduga pasti Tara akan bertanya pertanyaan itu yang membuat Sella menekuk wajah. "Takut, sih. Tapi biarin aja kalau emang rasanya aneh, yang penting hasil sendiri."

"Good," puji Tara, kagum dengan jawaban putri sulungnya. "Semangat!"

Senyum Sella merekah ditambah cengiran lebar yang memperlihatkan sederet gigi putih nan kinclong bak iklan Pepsodent.

"Thanks, Ma."

Setelah itu, Sella kembali menatap sekumpulan bahan yang terjejer di atas meja dapur. Ia segera merapalkan doa di batinnya.

Semoga kalimat Mamanya tadi tidak kenyataan, alias hambar ataupun keasinan, kemanisan, maupun kepedasan.

Tidak. Semoga tidak.

r e g r e t

Dengan buliran keringat yang masih tersisa di ujung pelipis, Sella melangkah penuh semangat, dihiasi senyuman merekah yang terlihat sungguh manis, membuat kesan wajahnya terlihat anggun.

Matanya seketika menyipit kala melihat Zarka yang tengah berjalan santai dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang