Sweety Venus - Chapter 22

9.3K 923 266
                                    

Diana merasa ini adalah tidur ternyenyak seumur hidupnya. Sebuah pelukan hangat dari Lily raksasa membuat Diana semakin menenggelamkan tubuhnya. Dan ia memainkan jarinya di rambut Lily yang halus. Padahalkan Lily baru saja hilang...

Wait...

Diana mengerutkan dahinya di sela-sela tidur. Jika benar kemarin Lily hilang, jadi siapa yang tidur dengannya?

Diana menurunkan jemarinya menyusuri sekitar rambut Lily. Ada telinga, kulit halus, bibir, hidung... Oh Tuhan! Ini bukan Lily. Lily tidak mempunyai bibir berisi dan hidup mancung! Diana membuka matanya, mendapati Ethan yang masih terlelap menghadapnya.

"Kyaaaa!" jeritnya lalu mendorong tubuh Ethan hingga terjatuh dari ranjang dengan bunyi 'bhuk' yang membuat Diana meringis.

"Oh fuck! Kau melakukannya lagi!" geram Ethan seraya mengusap lengannya disela-sela menarik kesadaran sepenuhnya.

"Oh Tuhan, apa yang kau lakukan di sini?"

"Oh Tuhan, apa yang kau lakukan di sini?" ulang Ethan dengan suara anak kecil yang dibuat-buat. "Jangan bilang kau juga melupakan kejadian tadi malam yang dimana kau yang menyuruhku tetap tinggal di sisimu."

Ethan mulai kesal dengan Diana. Bukankah wanita itu yang menyuruhnya jangan pergi? Dan sekarang Diana malah kembali membuat tubuh dan telinganya sakit.

Diana mengerjapkan matanya berulang kali. "Oh. Ya, maafkan aku."

Ethan mendengus. Ia hanya melambaikan tangannya untuk menjawab.

Hening.

Karena keheningan yang mereka buat membuat mereka sendiri canggung.

Ethan berdeham. "Mungkin ini sedikit berlebihan tapi aku hanya ingin membantu mengingat kejadian tadi malam. Aku rasa kau perlu meninggalkan tempat yang tidak aman ini. Dan aku akan berbicara dengan pihak apartemen tentang barang milikmu yang hilang."

Diana mendengarkan Ethan. Tapi satu hal yang mengganggunya, ia akan tinggal di mana? Mencari apartemen yang baru dengan harga murah dan keamanan tinggi sekarang pasti akan sangat memakan waktu. Belum lagi memikirkan pekerjaannya. Bukankah ia memilih apartemen ini dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan tempat ia mengajar. Jadi mau tidak mau ia harus mencari apartemen di sekitar kawasan ini supaya gajinya tidak boros untuk bensin mobilnya.

"Aku rasa tidak perlu. Jeremy sudah ditahan jadi tidak ada lagi pengganggu."

"Dia bisa saja dibebaskan jika semua bukti tidak ada bersamanya."

"Tapi tetap saja dia akan dipenjara karena telah melecehkanku."

Ethan mengedikkan bahunya. "Ya, terserah. Itu kemauanmu. Dan usulan, gunakan gembok dari dalam."

Diana mengingatnya di kepalanya. Ide Ethan cukup baik saat ini. Diana tiba-tiba terdiam saat mendengar suara yang berasal dari perut Ethan. Ia mendongak dan menatap Ethan yang tengah memegang perutnya.

"Kau tidak akan mengusir orang yang kelaparan, bukan?"

***

Ini adalah pemandangan yang sangat eksotis mengalahkan Pulau Dewata Bali di Indonesia atau Pantai Miami lengkap dengan Hula Girls. Ini adalah pemandangan yang sangat menakjubkan dari pada memandang secara langsung aurora di kutub. Dan ini merupakan pemandangan yang bisa membuat Ethan berdesir, berkeringat, dan jantungnya terpompa laju pada saat bersamaan dengan sialannya. Padahal ia tidak sedang olahraga, tidak sedang pengambilan adegan berlari telanjang di kutub utara, dan tidak juga sedang bercinta dengan wanita api atau pirang bodoh.

Percayalah, ia hanya duduk manis melipat kedua tangannya di meja dapur menatap Diana yang tengah memasak. Wanita itu masih mengenakan baju tidur berwarna pinknya, rambut di simpul ke atas dengan beberapa helai terlihat jatuh, sendok teh yang di selipkan di mulut mungilnya, dan tangannya sibuk menggoyangkan spatula di wajan. Dan sialnya, yang membuat Ethan kecil bangun untuk pagi ini hanya karena wanita itu bertelanjang kaki. Sial! Bertelanjang kaki!

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang