Sweety Venus - Chapter 43

7.6K 882 98
                                    

Diana tidak henti-hentinya menatap takjub pemandangan di depannya. Setelah perjalanan dengan pesawat pribadi yang sangat memakan waktu, Ethan, Diana, dan Rachel langsung menuju salah satu resort dengan pemandangan lautan yang terhampar luas. Sekarang ia dan Ethan sedang berdiri menatap pantai yang sepi seperti tidak pernah disentuh seorangpun. Di seberangnya, ia bisa melihat Rachel di resort mereka dari sini.

Astaga... Rasa letih Diana yang menunggu dengan sabar saat penerbangan terbayar dengan pemandangan di depannya.

"Sial, aku tidak tahu jika Bali seindah Surga," desis Diana tanpa sadar memaki.

Ethan yang berada di belakangnya hanya terkekeh. Ingin sekali ia membetulkan kalimat Diana itu, namun ia tahan. Ethan tidak mampu mengatakan jika mereka bukan berada di Bali melainkan Pulau Salawati di Raja Ampat, Papua.

Ethan maju beberapa langkah sebelum memeluk Diana dari belakang. Ia menyandarkan dagunya di kepala Diana. "Bagaimana? Indah bukan?"

Diana menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan pemandangan di depannya. Ia seakan tidak bisa berkata-kata. Diana memalingkan wajahnya ke belakang menatap Ethan dengan mata berkaca-kaca. "Ini sangat indah. Ya Tuhan... Aku wanita yang sangat beruntung berada di sini," ujarnya ingin menangis karena bahagia.

Ethan menangkup wajah Diana sebelum menyematkan kecupan basahnya di dahi wanita itu. "Kau memang sangat beruntung berada di dekatku," canda Ethan mendapat pukulan ringan dari Diana.

Diana berjalan mundur secara perlahan dengan matanya masih mengunci mata Ethan.

"Hati-hati langkahmu," kata Ethan yang tak digubris Diana.

Diana masih berjalan mundur menuju ke arah laut. Ethan maju selangkah membuat Diana menggelengkan kepalanya lambat. "Usahakan kakimu tetap di tempat, Sir."

Ethan tersenyum miring. Ia mengikuti permainan Diana, berjalan perlahan menuju wanita itu yang masih berjalan mundur. Satu langkah Diana mundur membuat Ethan maju satu langkah juga.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ethan saat Diana mulai berlari kecil mundur masih dengan posisi membelakangi laut.

Diana memasang senyum mengembang menampakkan sederet gigi seraya mulai membuka dress-nya menyisakan sepasang pakaian dalam berwarna sebiru laut yang memang sengaja ia pakai untuk hari ini. Diana langsung melempar dress tersebut tepat ke wajah Ethan.

Ethan menangkap dengan cepat, menatap dress Diana sebelum menatap wanita itu.

"Catch me," bisik Diana langsung membalikkan tubuhnya dan berlari secepat yang ia bisa ke arah laut.

Ethan menyeringai. Tanpa basa-basi Ethan berlari menyusul Diana yang kakinya sudah menyentuh air, seraya melepas semua pakaiannya dan menyisakan boxer.

Diana berteriak saat Ethan memeluknya dari belakang lalu memutar tubuh wanita itu dan selanjutnya menenggelamkannya.

Diana mengambil nafas dengan rakus setelah tubuhnya berada di permukaan. Terdengar suara tawa membahana milik Ethan membuat ia mencipratkan air ke arah Ethan.

"Astaga... Kenapa kau tidak pingsan? Mungkin aku bisa memberikan nafas buatan." Ethan mengedipkan satu matanya, tersenyum jahil.

Diana mendengus. "Kiss my ass!" tanpa sadar ia mengatakan itu lalu sadar saat melihat Ethan yang menyeringai.

Dengan susah payah Diana berjalan di air pantai yang hanya se-perutnya. Mencoba menghindar dari Ethan yang pastinya mustahil. Buktinya Ethan sudah memegang bahunya membuat ia menjerit takut sekaligus senang lalu tertawa.

"Got you!" Ethan tertawa kencang. Sebelum kembali mengangkat pinggang Diana -yang langsung menarik nafas- dan menenggelamkan mereka berdua.

Ethan dan Diana saling pandang di bawah laut, tetap mengapung di bawah. Diana melirik di samping Ethan terdapat 2 ikan warna warni. Ia menunjuk ke arah ikan tersebut karena sangat susah jika ia membuka mulutnya saat mereka berada di bawah permukaan. Ethan menoleh dan langsung membesarkan matanya. Ia menatap Diana bahagia sebelum menatap kembali ikan-ikan tersebut. Baru saja Ethan ingin menyentuh salah satu ikan, tapi kedua ikan tersebut langsung berenang menjauhi mereka.

Ethan merasakan sesuatu yang menepuk bahunya. Ia menoleh manatap Diana yang menggunakan bahasa isyarat bahwa wanita itu hampir kehabisan nafas. Dengan cepat Ethan langsung mencium Diana di sana. Tanpa peduli jika banyak ikan yang berenang diantara mereka. Ethan dapat merasakan cengkraman kuat Diana di bahunya membuat ia langsung berenang membawa Diana ke permukaan laut tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Ethan berdiri dengan air yang hanya sepinggulnya. Ia menahan tubuh Diana dengan menahan bokong Diana yang sudah melilitkan kakinya di pinggang dan juga mengalungkan kedua lengannya di leher Ethan.

Ethan menggeram. Ia memperdalam ciuman mereka begitu juga Diana. Dengan adanya kedua tangan Ethan di bawah membuat ia dengan leluasa menjambak lembut rambut Ethan. Ethan meremas bokong Diana yang langsung tersentak ke belakang karena sensasi yang luar biasa mengalir di tubuh wanita itu. Kemudian Ethan turun ke leher Diana saat kesempatan itu datang. Ia memberikan ciuman panas tepat di leher Diana, turun ke kedua bahu wanita itu, semakin turun yang lalu membenamkan wajahnya di antara payudara milik Diana. Cukup lama Ethan berada di sana sebelum kembali ke bibir Diana, sesuatu yang sudah menjadi candunya sekarang.

Apa yang terjadi di sana tidak luput dari pandangan Rachel yang berada di resort.

Rachel yang tengah mengemaskan barang bawaan mereka di dalam resort menggerutu tidak jelas. Bisa-bisanya Ethan dan Diana membuat ia menjadi pembantu di sana. Saat mendengar jeritan samar-samar, ia langsung menatap keluar jendela. Dimana kakaknya dan Diana sedang melakukan hal mesum, bermain kejar-kejaran, berpelukan, dan diakhiri cumbuan.

Sekilas ia melihat sebuah kilatan di seberang. Rachel menyipitkan matanya untuk melihat apa itu dan benar saja ada seorang reporter di sana yang tengah bersembunyi di belakang pepohonan. Saat Rachel ingin mengambil ponsel miliknya, mencoba menelpon Ethan, tapi matanya menangkap ponsel yang ia kenal di atas ranjang. Rachel menghela nafas melihat 2 ponsel di ranjang. Lalu kembali menatap Ethan dan Diana yang tengah berciuman tanpa tahu ada yang mengintai mereka.

Biarlah, pikir Rachel. Rachel menyandarkan tubuhnya di jendela menatap takjub kakaknya, tersenyum hangat. Sepertinya kakak kesayangannya itu sudah melabuhkan hatinya kepada Diana. Jadi untuk apa ia mencoba menutupi hal itu di mata publik? Toh, semua orang di dunia ini tahu jika Ethan sudah memiliki seorang kekasih. Rachel menatap Ethan dan Diana yang masih berciuman di sana dengan panas untuk terakhir kali sebelum melanjutkan pekerjaan barunya, yaitu menjadi pembantu kakaknya. Sungguh barang bawaan Ethan dan Diana sangatlah banyak.

***

Dari resort yang terbilang sangat sederhana untuk seorang aktor kaya, yang mana hanya ada satu kamar dan beberapa ruang lainnya. Resort ini seperti pendopo yang sangat indah bagi Diana.

Diana membaringkan tubuhnya di ayunan gantung, menatap sunset yang sangat indah. Dimana matahari ingin terbenam di balik bukit tinggi.

Dia berdecak kagum menatap keindahan di sini. Memang harus ia akui resort mereka terlihat sederhana, minimalis, dan tidak semewah seperti yang ia baca di novel-novel romansa. Tapi seperti inilah yang Diana sukai, kesederhanaan. Ia merasa sangat nyaman di sini, tidak ada keributan, tidak ada pertengkaran dengan caci maki tetangga apartemen, apalagi bunyi deru kendaraan. Di sini sangat tenang...

"Haaa..." entah berapa kali Diana mendesah puas.

Diana mendengar samar-samar teriakan Ethan dan di susul gonggongan dari Maxie a.k.a Goldie. Apa Diana sudah bilang jika Maxie juga ikut? Well yeah... Maxie ikut karena anjing itu juga akan bermain di film perdananya bersama Ethan.

Diana beranjak dari tempat malasnya, menuju jendela. Untuk melihat Ethan yang masih bermain dengan Maxie di tepi pantai. Ia menyandarkan tubuhnya dan menyilangkan tangannya di dada. Diana hanya menatap Ethan dan Maxie dalam diam sampai Rachel bersuara.

"Kau akan tergila-gila dengannya jika kau masih saja menatap pria itu."

Diana tersentak, menoleh ke belakang. "Astaga... Kau mengagetkanku. Sejak kapan kau di sana?"



SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang