Sweety Venus - Chapter 2

15.7K 1.1K 36
                                    


Diana memasuki ruang guru II yang berisikan 10 meja dengan 10 pengajar termasuk dirinya. Ia meletakkan semua barang bawaan yang ia pegang di atas mejanya mulai dari tas, kantong kue, dan kopi lalu mendaratkan bokongnya di kursi.

"Pagi, Diana." sapa seorang wanita di sebelahnya yang berambut panjang pirang, fokus dengan buku-buku anak didiknya yang ingin di nilai.

"Pagi juga, Lucy."

Yah seperti itulah Lucy Cournorth. Orang pertama, setiap paginya yang selalu menyapa Diana. Namun tidak menatap Diana saat ia menyapa. Jika berada di lingkungan TK, wanita itu selalu menyibukkan dirinya dengan mengoreksi tugas anak didiknya. Entah apa yang ia lakukan di rumah. Kerja sambilan? Mungkin. Atau menjadi pengajar anak kecil merupakan kerja sambilannya? Entahlah.

"Membawa makanan seperti biasa?" tanya Daisy,  wanita paruh baya yang tengah berdiri di depan meja Diana seraya membuka kotak kue yang tadi pagi Diana beli.

"Yup. Aku ingin berbagi dengan muridku-"

Tapi belum sempat Diana menyimpan kuenya, Daisy sudah memotong-motong kue tersebut menjadi potongan kecil dan membagikannya ke semua orang yang berada di ruangan tersebut termasuk Lucy. Diana hanya menghela nafas saat mengetahui kue tersebut hanya sisa 1/4 saja dalam waktu kurang lebih 10 menit.

5 menit lagi bel berbunyi. Para pengajar mulai meninggalkan meja mereka satu persatu begitu juga Diana. Baru saja ia ingin berdiri, ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Ia merogoh saku roknya dan membaca pesan dari Jeremy, kekasihnya yang bekerja sebagai Banker.

Pulang nanti aku jemput, see you darling

Diana membalas 'oke, darling' lalu menyimpan kembali ponselnya. Menurut Diana, Jeremy merupakan pria terbaik dari yang terbaik yang pernah ia temui. Sopan, perhatian, pengertian, dan ramah. 2 minggu lagi mereka akan genap berpacaran 2 tahun.

Selama mereka pacaran, Jeremy tidak pernah meminta lebih selain hanya berciuman. Yah harus Diana akui, terkadang Jeremy pernah kelewatan batas, maksudnya lebih dari hanya melakukan ciuman namun Diana dengan cepat bertindak menegur Jeremy.

Jeremy sadar, meminta maaf, dan Diana akan memaafkannya. Begitulah siklus hubungan intim mereka.

Kenapa Diana seperti itu? Karena dia masih perawan. Dan dia sangat bangga akan hal itu. Diana pernah mengatakannya dengan sangat keras di depan Venus jika ia akan memberikan mahkotanya kepada pria yang akan menjadi suaminya kelak yang langsung mendapat anggukan dari Venus.

Dan lusa adalah ulang tahun Jeremy membuat Diana tidak henti-hentinya tersenyum memikirkan surprise yang akan membuat Jeremy terharu.

Setelah puas memikirkan hubungannya, ia berjalan meninggalkan Lucy yang masih berkutat dengan tugas anak didiknya.

***

Diana berjalan dengan membawa banyak buku bergambar untuk ia nilai di rumah menuju mobil Jeremy yang tengah berbicara dengan orang lewat ponsel. Seperti kata pria itu, ia akan menjemput Diana. Jeremy yang melihat Diana dari dekat hanya melambaikan tangannya seraya masih asyik dengan telponnya.

"I will call you again," ucap Jeremy saat Diana memasuki mobil.

Diana mengecup pipi Jeremy sebelum Jeremy membawa kendaraannya melintasi jalan raya.

"Diana?"

"Hm?"

"Kau ingin kado apa untuk anniversary hubungan kita yang ke-2 tahun?"

Diana mengangkat alisnya, "Bukankah itu masih lama? Bagaimana jika kita membahas ulang tahunmu?"

Jeremy menoleh sekilas agak terkejut sebelum fokus ke jalan. "Damn, aku hampir melupakan hari lahirku," desis Jeremy menggelengkan kepalanya membuat Diana terkikik.

Diana mendaratkan jemarinya menyisir rambut Jeremy. "Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Your birthday."

Diana dapat melihat raut wajah menyesal di wajah Jeremy. "I'm sorry, darling. Besok aku harus pergi ke New Zealand dengan beberapa karyawan untuk urusan kerja."

Siapapun yang mendengarkan hal itu bila posisinya menjadi seorang kekasih pasti akan sedih, begitulah Diana. Tapi sedetik kemudian ia memasang senyum, meskipun itu sedikit di paksakan.

"Okay. How long? 3 hari? 4 hari?"

Sekali lagi Jeremy memasang wajah menyesal, "1 minggu."

"What?! Kenapa kau baru bilang sekarang?!" pekik Diana tiba-tiba.

"I'm sorry, darling. Sebenarnya aku ingin memberi kejutan untukmu. Dalam perjalanan kerjaku, aku akan membelikanmu hadiah di sana untuk anniv kita. Tapi sepertinya aku tidak berbakat menjadi pria romantis."

Sungguh Diana masih syok dengan pemberitahuan Jeremy yang tiba-tiba. Pria itu baru saja mengatakan jika ia tidak akan berada di kota yang sama dengan Diana dalam waktu seminggu. Dan yang lebih parahnya lagi, pria itu akan pergi besok dan baru mengatakannya hari ini. Perfect!

Secepat kilat Diana langsung mengeluarkan senyum manisnya, memaklumi jadwal pekerjaan pacarnya yang semakin hari semakin padat. Wajar saja Jeremy mengatakan hal tersebut secara mendadak. Dengan adanya Jeremy di sini saja -merelakan waktu kerjanya untuk menjemput Diana- sudah membuat Diana bersyukur.

"Alright. It's okay. I'm fine."

Kembali Jeremy memasang wajah 'aku minta maaf' seraya menggenggam erat jemari Diana.
Mereka hening dalam diam hingga mobil Jeremy berhenti di depan apartement Diana.

"I want bvlgari jewelry," ucap Diana saat melepaskan seatbelt.

Jeremy menoleh langsung tersenyum. "Akan kubelikan."

Diana terkekeh lalu menggeleng. "Aku bercanda. Aku tidak ingin apapun. Hanya kau. Aku ingin kau kembali dengan selamat. Itu saja."

Jeremy hanya tersenyum mencium bibir Diana sebelum membiarkan wanitanya keluar dari mobilnya.

*TBC*

Give me vote and comments guys!!!😘😘

Go follow instagram: ririlidya7

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang