Ethan terkejut mendengar hal itu. Ethan dapat melihat jelas ekspresi Diana yang sedih.
"Semenjak kita tertangkap basah di apartemenku, para awak media tidak henti-hentinya berdiri di gerbang sekolah, mengajak siapapun yang keluar masuk dari sana bicara. Mereka semua membuat para orang tua murid takut jika anak mereka ditanya hal yang tidak ada sangkut pautnya. Maka dari itu para Ibu murid menyatakan keluhan mereka kepada pihak sekolah." Diana menelan salivanya sebelum melanjutkan perkataannya dengan berbisik. "Alhasil aku harus mengundurkan diri dan menjadi gelandangan."
Ethan membetulkan posisi duduknya yang tidak nyaman. Siapapun tahu jika dia lah penyebab Diana berhenti bekerja. "Diana, aku..."
Diana mengangguk lalu mengangguk dengan senyum tipis. "Bukan hanya kau yang salah di sini. Tapi aku juga. Kita berdua salah di situasi ini. Dan tak apa. Jangan mengasihaniku. Aku bisa mencari pekerjaan yang lain. Di tempat yang banyak anak tentunya," ujarnya diakhiri kekehan.
Ethan tidak membalas. Ia hanya menatap Diana sedih membuat Diana memukul bisep pria itu. "Aku sudah bilang tidak perlu mengasihaniku atau merutuki dirimu. Sungguh Ethan, bukan cuma kau yang bersalah. Lanjutkanlah makan. Setelah itu antar aku ke sekolah untuk memberikan surat pengunduran diriku."
Ethan menatap Diana agak lama sebelum membawa wanita itu duduk di pangkuannya. Ia memeluk Diana dengan tangannya mengusap lembut punggung wanita itu. Diana yang awalnya hanya diam, tidak mampu menahan terlalu lama lagi air matanya. Jujur saja, menjadi seorang guru TK merupakan hal yang ia senangi. Dan sekarang hanya karena skandal kecil bersama Ethan, ia harus merelakan pekerjaan yang sudah menghidupinya, walaupun gajinya terbilang standar.
Diana menangis di dada Ethan. Menangis seperti anak kecil. Kedua lengannya memeluk leher Ethan. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Diana ataupun Ethan. Yang ada hanya suara tangisan Diana di meja makan tersebut.
***
Diana duduk di depan pria berumur 50an dengan tatapan datar. Sedangkan pria itu duduk dengan keadaan yang tidak nyaman. Sesekali ia membetulkan posisi duduknya atau pura-pura batuk.
Diana melirik sekilas papan nama di meja tersebut sebelum mengeluarkan amplop putih dari tasnya lalu memberikan ke pria itu dengan sopan. "Bolehkah saya tahu alasan anda memecat saya selain karena masalah pribadi, Sir."
"... Maafkan aku, Diana. Kau sudah kuanggap anak kandung. Aku yakin kau akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari ini."
Diana tersenyum. Ia keluar dari ruangan kepala sekolah langsung bersitatap dengan Ethan.
"Ayo pulang." Diana mengapit jemari mereka berdua dengan senyum tipis.
"Bisakah kau tunggu sebentar?"
Diana kebingungan. Belum sempat ia bertanya, Ethan sudah melewatinya, memasuki ruang kepala sekolah. Tanpa mengetuk, pria itu langsung membuka lebar pintu tersebut membuat orang di dalam sana terkejut.
"Kau tahu apa yang akan terjadi ke depannya?"
"Umm... Mr. O'Connor—"
"Seminggu ini kau boleh merasa risih dengan segerombolan wartawan atau image sekolah sialan ini di mata publik."
"Umm... Sir, aku tahu ini pemecatan mendadak. Tapi kami sudah mengadakan rapat dengan orangtua murid—"
"Aku harap kau tidak menyesal dengan keputusanmu, Sir. Karena mulai sekarang aku tidak akan membiarkan wanitaku kembali kemari walaupun kau mengemis di kakinya."
Setelah itu Ethan keluar dengan geram saat ia menutup pintunya kembali. Ia melihat Diana yang tengah menatapnya. Ethan sangat tahu bahwa Diana pasti mendengarnya terlihat jika pintu sedari tadi tidak tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]
Любовные романыThe second book of Venus Series [21+] Diana datang ke bar setelah memutuskan pacarnya yang telah berselingkuh darinya. Ia ingin melepaskan semua beban pikirannya, melupakan pria berengsek yang telah mengecewakannya. Menari, mabuk dan bahkan jika ia...