[11]

4.4K 284 38
                                    

Aku sedang memasak dan beberapa saat yang lalu Harry sudah mengirimku pesan bahwa ia sudah tiba di LAX dan sedang dalam perjalanan menuju kesini, mom berdiri didepan cermin—memilih baju mana yang akan ia kenakan, padahal aku yang notabennya kekasih Harry tak memperdulikan pakaian apa yang akan aku gunakan untuk menyambut kedatangan Harry. Mom terlalu berlebihan.

“Lex..eh Townes, LA tak begitu buruk juga ya” akhirnya mom selesai dengan acara memilih bajunya dan memilih menggunakan floral shirt serta jeans panjangnya.

“sudah ku bilang” jawabku sambil menaruh beberapa alat masak yang kotor kedalam wastafel.

“oh ya mom penasaran bagaimana kalian bisa bertemu, I mean kau dan Harry” mom berdiri didepan wastafel kemudian mulai mencuci alat-alat yang kotor.

“aku kan sudah bilang kita bertemu dikencan buta mom

“tapi jelaskan, kau ini sungguh pelit sekali dengan mom-mu sendiri” aku tertawa kemudian menarik kursi yang berhadapan langsung dengan mom cantikku.

emmm...”

FLASHBACK ON...

Aku sedang berada dirumah sakit, bukan aku yang sakit melainkan dad Steph—sahabatku ketika di London. Steph nampak gusar dan aku tahu kegusarannya akibat dad-nya yang tiba-tiba saja jatuh sakit.

“Steph, aku tahu apa yang kau rasakan—aku turut perihatin” ucapku sambil mengelus Steph didekat kasur dad-nya.

“oh Lex aku hampir melupakan kehadiranmu disini” katanya kemudian memelukku.

Aku membalas pelukkan Steph kemudian mengelus punggungnya pelan “tak apa”

Ia melepaskan pelukkannya kemduian menatap wajahku dengan memohon—entahlah kenapa ia menunjukkan ekspresi seperti itu “ada apa?” tanyaku.

“kau ingin membantuku?” tanyanya dengan hati-hati.

Aku menyeringitkan dahiku dan entah sihir dari mana aku mengangguk saja “apa yang bisa aku bantu?”

“datanglah ke kencan buta yang sudah aku persiapkan, aku tak enak jika membatalkan janji begitu saja. Aku tahu, seharusnya aku tak perlu memikirkan ini—tapi entahlah ini sungguh mengganjal pikiranku. Kau mau kan datang menggantikanku?” Steph berujar sambil memohon padaku, aku menggeleng pelan dan Steph terlihat ingin menangis. Sungguh menyebalkan.

Aku menarik nafasku kasar kemudian memutar mata “bagaimana?” tanya Steph penuh dengan harapan.

“baiklah” ujarku dengan lemas.

“Lex, terimakasih terimakasih terimakasih...kau bisa meninggalkannya dan tak melanjutkannya jika kau tak menginginkan dia, cukup datang dan amati dia—jika kau nyaman, itu terserah kau saja”

“baiklah, kapan kencannya?” tanyaku akhirnya.

“malam ini” aku kembali memutar mata kemudian memukul pelan bahunya.

“jam berapa ah..kenapa harus aku” aku terdengar kesal dan Steph kembali sedih “ok..ok..aku akan datang janganlah kau memasang wajah menjijikkanmu seperti itu”

Steph tertawa kemudian melihat jam yang menempel dipergelangan tangannya “kencannya dua jam lagi, aku akan mengirim alamatnya, sebaiknya sekarang kau pergi dan bersiap” Steph menghampiriku kemudian mendorong pelan tubuhku keluar dari ruangan dimana dad-nya berada.

Aku mendengus namun tetap saja mengikuti perintah Steph—untung kau sahabatku.

+

Aku keluar taxi yang sudah aku pesan, aku mengamati bangunan yang berada dihadapanku—apa, sebuah hotel bintang lima. Gila untuk kencan buta pertama saja lelaki ini sudah berani mengajak ke hotel.

Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang