Los Angles
Aku sedari tadi menggerutu terus-terusan mengingat betapa bodohnya diriku yang salah menuangkan bahan-bahan kedalam mixer. Aku memang tak berbakat dalam bidang kuliner.
“Dave..dave!!” aku memanggil bos-ku itu dan selang beberapa menit akhirnya dia tiba juga.
“bagaimana, bisa?” Tanya Dave penuh harapan.
Dan well aku hanya menggeleng.
“bisa bokongmu, tetap saja adonan ini tidak mau mengembang walaupun aku sudah membuat yang kedua kalinya”
“tak apa Lex kau masih belajar” Dave tersenyum lalu mengambil adonan yang gagal dan kembali memprkatikan bagaimana membuat adonan tiramisu yang baik.
Ya, sudah 2 bulan aku menjalani terapi dikedai Dave, selagi Harry sudah mulai disibukkan dengan jadwal tour-nya. Meski aku sangat sedih ditinggal Harry, tapi aku juga senang—karena sekarang aku sudah tidak lagi menggunakan kursi roda, serta tahap pemuilahanku yang sudah ketahap ketiga, aku berhasil melalui tahap pertama dan kedua berkat bantuan Dave. Meski tak jarang aku hampir ingin membakar kedai miliknya.
“bagaimana Lex kau paham?” Dave mendongak dari adonannya lalu menatapku dengan satu alis yang diangkat.
“emm...apa yang kau katakan tadi?” tanyaku tanpa dosa.
“kau memang tidak berbakat didapur Lexie, sudah kau kembali saja ke kasir”
“oh tentu saja tidak mau, aku tak ingin bertemu Amanda yang selalu menghampiriku setiap hari kesini lalu menanyaimu sepanjang yang dia bisa”
“lalu apa yang harus kau kerjakan, kau bahkan tak bisa membuat adonan”
“ya sudah aku menjadi asistenmu saja” usulku, dan Dave terlihat sedang berpikir. “ayolah kumohon” pintaku dengan wajah yang dubuat semelas mungkin.
“bagaimana kakimu?” bukannya menjawab pertanyaanku, Dave malah mengalihkan pembicaraan.
“ini oke” aku menggerak-gerakkan kakiku.
“dr. Welch mengatakan apa?” tanyanya. lalu mulai mengeluarkan bahan-bahan yang lain.
“tidak, dia tidak mengatakan apapaun. Kondisiku membaik, dan aku sangat senang akan itu”
“aku juga” jawabnya lalu dia menyuruhku untuk menimbang tepung, mentega, gula dan sebagainya.
“bagaimana caranya memisahkan kuning telur dari kuningnya?” aku sedari tadi menggerutu akibat usahaku terus-terusan gagal memisahkan si kuning, dan si putih telur.
Dave menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali membantuku “pertama, kau harus benar-benar bisa memecahkan cangkangnya, bukan dihancurkan” Dave meilirikku dengan sedikit tajam “lalu kau tinggal membukanya perlahan dan menunggu siputihnya keluar secara baik tanpa harus mengeluarkan kuningnya” aku terus mengamati Dave dan mengaguminya betapa mudahnya Dave memisahkan kuning telur dengan putihnya.
“kau bisa?” tanya Dave.
“akan aku usahakan” kataku dengan semangat.
Dan benar saja, setelah berlatih sebanyak 20 butir telur yang aku pecahkan akhirnya aku bisa memisahkan kuning telur dari putihnya.
Dan tentu saja setelah itu bahan yang sudah aku siapkan akan diolah oleh Dave, drttttt...
“ponselmu bergetar” kata Dave memberitahuku ketika aku masih sibuk melihat mesin pengaduk sedang berputar.
![](https://img.wattpad.com/cover/110728391-288-k566005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔
FanficCOMPLETED✔✔✔ [17+] Tak ada yang lebih baik dari sebuah hubungan selain saling mengakui satu sama lain, melemparkan tatapan kasih sayang dan sebuah pelukkan hangat ketika hujan turun. Namun sudah hampir delapan bulan seorang Superstar seperti Harry S...