Dave Franco as Himself
---
“ya dan siapa namamu?”
Iapun melakukan hal yang sama, memberikanku sebuah kartu nama “Dave Franco, Founder Of Franc & Co. Oh namamu menjelaskan semuanya” aku tertawa.
“ya itu usul adikku ketika aku bingung memberikan nama kedai ini”
“not bad” aku meneguk frappucino milikku lalu memotong tiramisunya. “ini menu baru huh? Rasanya amazing”
“terimakasih, aku membutuhkan waktu dua bulan di Italy untuk bisa mengetahui resep itu”
“kau sepertinya sangat mencintai kedai ini, padahal kau hanya menghabiskan waktu weekendmu di LA. Aku tahu ini bisnis sampinganmu, jadi kau berprofesi sebagai apa?”
“aku terapis” ia tertawa dan aku menampilkan wajah terkagum “dan juga seorang arsitek”
“ini menjelaskan waktu yang kau gunakan di weekdays, dimana kau menjalankan profesimu yang lainnya”
“New York” ia tersenyum malu, lalu menggaruk tenguknya.
“awesome”
“apakah kau besok akan datang kemari?”
“tidak, bahkan seharusnya hari ini aku libur”
“kau lembur huh?”
“ya, senin ini akan diadakan workshop”
“kau pasti yang mengendalikan semuanya” tebak Dave.
“kau tahu dari mana” lalu aku menepuk dahiku “aku lupa kau seorang terapis, jadi mudah untukmu menebak raut wajahku”
“berendam dengan wangi amethyst, serta lilin akan sedikit meringankan bebanmu. Dan jangan lupa juga cuci rambutmu” seketika aku langsung memegangi rambutku “rambutmu tidak bau dan kusut, hanya saja ketika kau mencuci rambutmu itu akan menambah nyaman dan percaya atau tidak kepalamu akan jauh lebih dingin” ia tertawa. “jika kau membilasnya” lanjutnya lalu kali ini kami yang tertawa.
+
Aku tak menyangka, aku bisa menghabiskan waktu disana selama dua jam mengobrol sambil menyiapkan apa saja yang akan ditampilkan di workshop, Dave adalah pendengar dan juga pemberi usul yang baik, bahkan aku menyarankan dia sebagai konsultan.
Tapi itu semua tak berlangsung lama, puncaknya pada minggu malam, aku sudah tidak tidur dari dua hari yang lalu. Untung saja Harry tidak pulang kemari, aku menjambak rambutku, akibat stress yang melanda kepalaku. Aku lelah, jelas. Aku tidak tidur dua malam, tapi setiap aku hendak memejapkan mataku. Aku tak bisa, aku terus kepikiran dengan tugas-tugasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔
FanficCOMPLETED✔✔✔ [17+] Tak ada yang lebih baik dari sebuah hubungan selain saling mengakui satu sama lain, melemparkan tatapan kasih sayang dan sebuah pelukkan hangat ketika hujan turun. Namun sudah hampir delapan bulan seorang Superstar seperti Harry S...