[7]

4.8K 296 23
                                    

Aku terdiam didepan pemanas ruangan, kebul api memenuhi ruangan dan untuk sesaat aku merasakan kehangatan,mataku menatap lurus kedepan—pandangan yang kosong namun tiba-tiba saja aku merasakan seseorang yang menepuk kulitku, tubuhku merespon dengan cepat dan aku membalikkan tubuhku ke-arah seseorang yang menepukku.

“hay, kau pasti Lexie” ia tersenyum dan untuk pertama kalinya aku melihat wajah cantik Kendall sedekat ini, rambutnya sebahu dan tubuhnya lebih tinggi dariku, senyuman dibibirnya belum hilang dan aku dengan segera membalasnya.

“aku memang Lexie” jawabku sambil membalas senyumannya.

“senang bertemu denganmu” ia mengulurkan tangannya dan sesungguhnya aku ingin menepisnya namun aku sadar diri—aku harus menjaga sikapku, ia adalah salah satu teman dekat Harry.

“aku Kendall” katanya sambil menggoyang-goyangkan tangan kami yang tekepal keatas dan kebawah.

“aku Lexie Brown” jawabku.

“kau si Townes itu?” ia tertawa dengan manis, bahkan tangannya ia taruh didepan mulutnya sehingga aku tak bisa melihat gigi-giginya yang bermunculan akibat tertawa “aku mendengar lagu-lagu Harry dan bertanya siapa Townes, ia bilang ‘Townes adalah kekasihku’” Kendall berhenti tertawa dan aku menyeringitkan dahiku, apakah aku kembali bermimpi—aku baru saja mendengar Harry berkata jujur pada mantannya.

ehh...Harry hanya bergurau” kataku.

“dia tidak, dia jujur—karena aku juga menanyakan padanya apakah dia menciptakan lagu untukku, dan ia menjawab ‘For The Dining Table’ adalah lagu untukku” sialan baru saja aku memuji dirinya, tapi rasa kesal dalam diriku kembali muncul dan ingin menjambak rambutnya, senyuman manis Kendall berubah menjadi senyuman yang sulit diartikan—ia seperti menertawai diatas kecemburuanku.

“maaf aku harus pergi” pamitku.

“aku kira kau akan tetap disini sampai pestanya berakhir” langkahku terhenti dan aku menoleh sebentar “bukannya seperti itu jika memiliki hubungan dengan Harry, kau akan terus disembunyikan—karena kau bukan diriku” katanya kemudian berlalu dihadapanku namun bahunya sempat membentur bahuku.

Aku terdiam, tubuhku mematung, dan kedua tanganku mengepal “bitch!” aku bergumam dan untung saja ia tak mendengarnya.

Aku menarik rambutku dengan frustasi kebelakang dan meneguk secara cepat minumanku, aku ingin melemparnya namun aku segera sadar disini masih banyak orang, dari pada aku berdiam diri seperti orang bodoh, pun. Aku memutuskan untuk kembali kehalaman belakang, dimana lokasi pesta diselenggarakan.

Ketika aku teridam mengamati orang-orang didepanku, tiba-tiba saja aku merasakan seseorang menaruh jaket dibahu-ku “cuacanya menjadi dingin” aku menoleh dan aku mendapatkan Harry sedang berdiri disampingku.

“gunakan saja olehmu” aku menarik jaket yang berada dibahuku kemudian mendorongnya menuju dada Harry.

“Lex, kumohon” katanya dengan tatapan memintanya.

“kau bisa memberikan itu pada Kendall” ucapku ketus sambil menatap tajam wajahnya.

“ada apa lagi” kata Harry terdengar keheranan

“dia menertawaiku” aku hampir saja berteriak namun Harry langsung menarik tubuhku.

Ia terus menggenggam tanganku dan kakinya masih saja melangkah, hingga ia terhenti didapur miliknya, ia membalikkan tubuh besarnya dan kedua matanya menatap mataku dengan tajam, aku takut Harry yang menatapku seperti ini.

what the fuck!” katanya langsung.

“jangan mengumpat didepanku” aku menyilangkan kedua tanganku.

Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang