Who's your fav band/girlband?
Me : 5H, LM, 1D, BP, Twenty On Pilots, TS, Adele, Martin Garrix, Zara Larsson, Ariana Grande, Louisa Johnson, Bebe Rexha, Dua Lipa, Selena Gomez, Iggy Azalea. Wow banyak amat yah😂😂😂Enjoy Wx
---
Aku merebahkan tubuhku setelah membuka sepatu Fila pink-ku, aku memejamkan mata sebentar tapi kemudian aku merasakan kehadiran seseorang. Aku berusaha mencoba mengacuhkannya dan dia mulai berbaring disampingku, tangannya berada diatas pahaku makin naik keatas perutku yang terbuka kemudian menyelinap masuk kedalam T-shirtku.
“apa yang sedang kau lakukan?” aku menarik secara paksa tangan Harry yang berusaha menyelinap masuk kedalam T-shirtku.
“hanya bersenang-senang” kata Harry diiringi dengan cengiran.
“tidak, aku lelah” aku mengubah posisiku menjadi membelakanginya.
“baiklah, selamat tidur cintaku” ia mengecup dahiku kemudian menaruh tangannya diperutku.
Aku dan Harry sudah bangun, ia lebih dulu faktanya. Aku masih melamun berusaha mengumpulkan seluruh nyawaku, huh ternyata mendaki selama satu jam duapuluh menit menguras tenaga juga.
Aku menoleh pada Harry yang masih berbaring, ia sedang memainkan ponselnya sambil mencemil nugget yang tadi kami bawa dari rumah, ia terlihat seperti anak kecil yang imut. Ia melirikku ketika aku masih saja memperhatikannya, tatapan yang sungguh bisa membuat siapa saja mati kutu.
“hemm..” Harry menyodorkan nugget yang sudah ia gigit, aku merangkak naik diatasnya dan mengigit nugget yang berada didepan mulut Harry, setelah mendapatkannya aku kembali bangkit dari tubuhnya dan memakan nugget yang berada dimulutku.
“aku lapar” aku memajukan mulutku, seperti anak kecil yang sedang merengek pada daddy-nya, eh tunggu dulu—bukannya Harry daddy aku juga ketika diranjang, eurgghh oke forget it.
“baiklah ayo, aku akan memasakkan sesuatu untukmu dan ini sungguh spesial” Harry bangkit dari tidurnya.
Aku dan Harry keluar dari tenda dan mengamati keadaan diluar, disini cuacanya sungguh bagus. “kau lapar?’ Harry bertanya lagi sambil mengeluarkan sesuatu dari tas gendongnya.
“memangnya apa yang akan kau berikan padaku?”
Ia terkikik—uh sungguh lucunya. “aku akan memasak air panas kemudian kita makan mie instant saja ya, malam baru kita harus makan yang layak” aku mengintip jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku dan ternyata sekarang sudah pukul empat sore.
“baiklah” aku tersenyum, aku diam sambil memainkan pasir ditanah dengan kaki-ku, Harry masih sibuk menyiapkan masakan instant kami dan itu sungguh pemandangan yang tidak boleh dilewatkan, bagaimana bisa aku melewatkan kesempatan emas seperti sekarang ini—melihat Harry yang sibuk menyiapkan makanan untukku, meski instant.
“bagaimana, kau butuh bantuan?” Harry melirikku.
“jangan remehkan kemampuanku membuat mie instant-ku Lex” ia kembali mengacuhkanku dan memilih focus pada mie yang sedang ia buat.
Harry membutuhkan waktu 20 menit untuk menyelesaikan memasak mie instant, ia berjalan menghampiriku dan memberikanku satu cup mie, “selamat makan, maafkan aku memberikanmu masakan yang kurang layak”
“tak apa” aku balas tersenyum padanya
Setelah menyelesaikan makan malam kami, pun. Aku dan Harry berkeliling di sekitar bukit. Tenda kami terlihat kecil dari atas sini, Harry menggunakan celana panjang dan juga jaket tebal, akupun menggunakan celana panjang serta jaket tebal juga karena mengingat cuaca yang sungguh membuat tubuh mengigil.
“sini Lex duduk” Harry menepuk-nepuk tanah yang berada disisinya.
“wow pemandangan disini sungguh keren” aku terkesima dengan pemandangan diatas bukit, sungguh berkilap dan luas—sungguh luas
“apakah itu penampakan kota LA jika dilihat dimalam hari?” aku menaruh kepalaku dibahu dan Harry mengelusnya.
“iyah, keren bukan?”
“hmm” aku hanya bergumam.
“dulu pertama kali aku kesini ketika usiaku 18 tahun”
“dengan siapa?” introgasiku langsung.
“tenang saja, aku kemari bersama Jeff”
“tak apa juga sih kalau kamu pergi kemari bersama Taylor” aku terkik.
“kau tak marah atau cemburu begitu kalau kau terus-terusan menyinggung dirinya?”
Aku menggeleng “tidak, aku sudah dua kali datang kekonsernya di Hyde Park dan aku Haylor Shipper” Harry memutar matanya jengah dengan godaanku.
“kau fans-nya?”
“tentu saja, aku sangat menyukai lagu ‘I Knew You Were Trouble’, ‘Style’, ‘Out Of The Woods’ dan ‘Wildest Dream’ ” Harry melirikku tajam. “apa, apa ada yang salah dengan ucapanku?” kataku dengan polos—padahal aku tahu, aku berniat untuk memancing emosinya “apakah kau menyukai lagu-lagu itu?” aku menusuk-nusuk perutnya.
“diam Lex!” Harry mencoba mengahalau seranganku.
“ayo katakan, jujur sejujur-jujurnya” aku terus menganggunya.
“tidak—aku tidak menyukainya” aku mendengus kemudian menjulurkan lidahku.
“liar!” aku mengejek.
“no. I’m not—aku jujur, sungguh jujur”
“tapi tetap saja aku tidak percaya”
“kalau itu terserah padamu” Harry bangkit dari duduknya kemudian turun dari bukit yang tadi kami tempati untuk memandangi kota LA.
“hei mau kemana kau?!” aku berteriak—Harry hanya mengangkat tangannya keudara tanpa berniat untuk berhenti berjalan “oh..Harry jangan bertingkah seperti itu” aku tertawa dan menyusulnya turun menuju tenda.
Harry membuka tenda dengan kasar dan aku mengamatinya dengan aneh, ia membaringkan tubuhnya secara kasar dan aku tak berniat untuk membujuknya. Perlahan aku masuk kedalam tenda, melepaskan sepatu Fila-ku dan menyimpannya berbarengan dengan sepatu Fila milik Harry dipojok.
Harry tertidur terlentang, lurus menatap ponselnya, syukurlah dia tidak membelakangiku. Aku menarik jaket tebal yang membelit tubuhku melewati kepala dan melipatnya serapi mungkin. Sekarang tubuhku hanya dibalut celana panjang dan juga tanktop tanpa bra—kebiasaanku.
“kenapa didalam panas yah?” aku mengipasi wajahku dan berusaha meraih lampu yang berada disamping tubuh Harry sehingga payudaraku menyentuh perutnya, ia mengeram dan mengeratkan pegangannya pada ponsel yang ia genggam—aku tersenyum setan didalam hati, dewi batinku duduk dengan angkuh dikursi kebesarannya.
“menyebalkan padahal aku sudah meremangkan pencahayaanya” aku kembali bergumam—kali ini aku menurunkan celana panjangku, hingga tersisa celan dalamku saja dan tanktop, Harry meliriknya dan aku pura-pura tak melihat itu.
“untung saja aku sudah selesai menstruasi, jika belum mungkin akan merepotkan mengganti pembalut ditengah hutan” aku terus berbicara sendiri—padahal dibalik kata-kataku tersimpan makna terpendam “baiklah aku akan membuka restleting-nya saja, didalam sungguh panas” aku sedikit bangkit dan menumpukkan tubuhku pada siku, sehingga posisiku seperti menungging. Nikmati pertunjukanku Styles! Aku tertawa jahat.
“what the fuck!” aku berteriak ketika Harry menarik pinggangku sehingga tubuhku membentur sleeping bag dibelakangku.
“apa yang sedang kau coba lakukan padaku, hmmm” tangan Harry menyilang diatas dadaku—menekannya dengan kuat, sialan payudaraku tertekan, dan putingku bersentuhan dengan kulit Harry meski masih ditutupi sehelai kain tanktop-ku.
“apa maksudmu, aku tidak mengerti” aku berpura-pura, dan kali ini kelamin Harry yang menekan inti-ku. Sialan kenapa aku yang terjerat umpanku sendiri, sekarang aku malah belisatan dibawah tubuh Harry akibat pergerakkan sensualnya diatasku. Apalagi dengan intinya yang menekan intiku.
“kau jelas tau apa yang aku maksud, Townes…emmmm kau berusaha menggodaku hmm?” kepala Harry masuk kedalam leherku--menciumnya dengan perlahan, aku mendongakkan kepalaku kebelakang, memberi akses yang lebih mudah untuk Harry.
“Har..ry….mhh”
“apa sayang?” Harry dengan sengaja meremas payudaraku, dan punggungku seketika memaju pada tubuhnya.
“apa yang sedang kau lakukan?” aku sedikit terkaget ketika Harry tak melepaskan tanktopku tapi ia mengigiti putingku dari luar kain, sialan ini menyiksa!.
“kau duluan yang memancingku Townes!” Harry terus seperti itu hingga akhirnya aku menjambak rambutnya.
“keluar kau!” aku berteriak tapi Harry tidak menyerah ia malah kembali menyerangiku dan duduk diatas pinggulku—double shit! Tangannya berada diatas perutku dan jari-jarinya mulai menari disana.
“ToWnEs..ToWNesSS...” Harry mulai mengeluarkan suara yang sungguh menggelikan like a dork, ia memajukan bibir atasnya dan hidungnya terlihat seperti voldemort namun versi tampat serta mata yang menyipit “ToWNes LeT’s HaViNG FuN BaBBY, I WanNa HaVE a BaBBy WiTh YoU”
“tidak—tidak mau, aku saja baru legal untuk minum, mana mungkin aku akan hamil tahun ini”
“sht....” Harry menutup bibirku dengan jarinya “jangan berkata seperti itu Townes sayang, bagaimana setelah kita pulang dari sini kau hamil anakku, umur tidak menjamin sayang” tubuhnya merunduk dan dia dengan sengaja berkata didekat telingaku sambil meniup-niup kulit dibawahnya. Aku hendak menjambak rambut Harry namun aku kalah cepat tanganku dibelenggu olehnya. Dan dibawa keatas kepalaku.
Tanpa terasa Harry sudah menaruh tubuhku mengangkangi pinggangnya kedua tangannya ia letakkan di bokong bulatku. “kau tau kau memiliki bokong yang sangat indah dan aku sangat beruntung karna ini, punyaku” ucapnya serak sambil meremas bokongku. Damn it dia membuatku terangsang, tahan Lex kau harus kuat godaan dari Harry Fucking Styles ini.
Aku menggeleng sambil memegang otot kekar tangannya, Oh Tuhan omong kosong apa yang ingin dia sampaikan, intiku tiba-tiba saja sudah.Oh tahanlah Lex kau harus stay cool. teruskanlah peran acuhmu.
“har..ry” oh yaampun aku tak menyadari aku mengeluarkan desahan saat Harry terus terusan memainkan kedua payudaraku bahkan jari telunjuk dan jempolnya dengan nakal memutar dan menarik putingku, kulihat dia menyeringai tanda menang.
“I know I know” ia membawa tubuhku semakin mendekat kepadanya hingga dada kencang berototnya menekan payudarku “santailah Lex, jadi bagaimana kau ingin punya anak dariku hemm...” bibir merah tebalnya sudah menjalar di bawah telingaku.
“argh...” suara apa itu—kenapa aku mendesah? Dan Well dia sudah tahu tempat sensitiveku dan aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi ketika dia sudah melakukan itu.
“you want me to into you, sweetheart” Harry semakin menyiksaku ketika jarinya sudah menyelipan kedala panties-ku, sialan aku jadi menyesal kenapa aku tadi melepas celanaku dan hanya menggunakan dalaman saja. FUCK!
“but I think we must do slowly” dan oh sial dia sudah memasukan jari tengahnya kedalam intiku Oh gerakkannya sangat membuatku tersiksa keluar..masuk..keluar..masuk secara perlahan
“da..rling hhhh” sudah tak tahan lagi dengan apa yang dilakukan oleh lelaki ini, pun aku langsung mencium bibir pink tebalnya, bibir kamipun bertemu namun ia dengan sengaja hanya diam saja, dengan seluruh kemampuanku—aku mulai melumat bibir yang sudah 10 bulan ini aku cium selalu, ya dia miliku bibir ini miliku, ku gigiti bibir bawahnya lalu ku jilati.
sialan jarinya ia tambahkan didalam intiku dan gerakan nya semakin cepat “arghhh harry fast..er” kuletakkan tanganku pada tenguknya dan tangan lain harry sudah ia letakkan dibokongku, untuk sesaat aku merasakan panas yang menjalar dipipiku—aku tiba-tiba saja malu.
“Lex..h oh Townes, namamu yang mana jadinya tapi kau sangat basah” erangannya keluar, oh ayolah Styles jangan buang waktumu, aku sudah mulai putus asa dengan sekuat tenaga menjauhkan tubuhku dari tubuh Harry, aku tak bisa ini terlalu membuatku frustasi.
“babe... Im sorry” ia mencium seluruh wajahku, aku sudah tidak kuat lagi hingga air mataku berjatuhan “no babe no, I’m sorry plese.. I just wanna taste every inch of your body” aku tahu aku bodoh, aku tau tapi ini terlalu berlebihan dan sial air mataku tak bisa berhenti, kedua tanganku aku gunakan untuk menutup wajahku--aku sangat malu, dengan lembut Harry menurunkan tanganku dan mencium punggung tanganku.
ia mulai mencium kedua mataku turun kehidungku, lama di pipi kananku dan menggigit kecil pipi kiriku ia melihat dalam ke kedua mata biru lautku, sial dia juga memiliki mata hijau indahnya, seakan tau ia meminta ijin lewat gerakan tubuhnya, akupun meletakkan kedua tanganku di lehernya dan memainkan rambut ikalnya.
“Can I” dengan malu aku hanya mengecup bibirnya sebagai tanda persetujuan. Ia melebarkan kedua paha mulusku kemudian memposisikan miliknya didepan intiku, Oh shit. Ia mulai menelanjangi dirinya sendiri, dan miliknya juga sudah menegang dan sangat keras—dilihat dari urat penisnya mencuat menandakan Adrenalin yang tinggi. Dengan perlahan ia memasukkan miliknya kedalam intiku shit sungguh pelan dan halus.
“arghh Lex” yes aku selalu membuat dia mendesah, dengan bangga pun aku menggerakan pinggulku “shit Lex dont do that” aku hanya menggigit bibir bawahku sambi mengerling “sayang mengerling kepada daddy itu tidak sopan” yas Daddy, you finally here!Tak terasa Harry sudah mulai bergerak teratur ritme nya sungguh pas dan nikmat, yang aku harapkan adalah semoga desahan desahan kami tidak didengar oleh siapapun, baik pengunjung atau penunggu disini.
“Harry..shitt kau tidak menggunakan kondom!” aku panik, tapi Harry malah menyeringai, matanya masih tertutup namun salah satu sudut bibirnya naik keatas.
“it’s oke babe, like I said we must have a baby. A child” aku menggeleng namun Harry semakin gila dengan gerakkannya.
“tidak Harry, oh shit yes!” aku malah kembali berteriak ketiak Harry menemukan G-spotku. “kita tidak mungkin memliki anak, mom-ku bisa mati muda, aku tidak ingin mengirimnya lagi ke Rumah Sakit”
“tidak—argghhh, kita tidak akan mengirimnya ke Rumah Sakit, tapi kau—sembilan bulan lagi” ia membuka matanya dan aku menatapnya tidak percaya.
[]
![](https://img.wattpad.com/cover/110728391-288-k566005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔
FanfictionCOMPLETED✔✔✔ [17+] Tak ada yang lebih baik dari sebuah hubungan selain saling mengakui satu sama lain, melemparkan tatapan kasih sayang dan sebuah pelukkan hangat ketika hujan turun. Namun sudah hampir delapan bulan seorang Superstar seperti Harry S...