PENTING HARUS DI BACA!!
ga kerasa ya udah part 30 lagi, hmm jadi gini muali dari sekarang nanti TMLYN bakalan saya private disetiap part ganjil, dimulai dari part 30 ini. Apa alasannya itu rahasia😂😂
Jadi kaya part 31, 33, 35 dan seterusnya part angka ganjil akan saya private 😃😃😃 jadi yahh begitulah.Dan satu lagi saya bakalan fast update kalo kalian ngasih respon yang cepat dan baik juga kesaya you know I need some feedback! Dan saya tuh gamungkin kalo update gapunya draft, saya punya tapi nge-update nya tergantung respon dari kalian. Oke😃😅😏😏😏
Enjoy Wx
---
Aku sudah mengganti pakaianku dengan jeans, t-shirt serta hoodie, ditempat pengisian bahan bakar, aku memang sudah menyiapkan ini. Sementara Harry, dia tak ikut denganku untuk mengganti pakaian, dia menunggu didalam mobil.
“untukmu” baru saja masuk kedalam mobil Harry tiba-tiba saja memberikanku setangkai mawar merah, aku sangat senang meski hanya setangkai.
“dari mana kau mendapatkannya?” tanyaku sambil menghirup wanginya.
“itu rahasia, women” Harry melajukan Audi hitam miliknya, tujuan kami saat ini bukanlah rumahku melainkan tempat dimana aku bekerja—baru juga kemarin hiking, sekarang aku sudah dihadapkan dengan pekerjaanku, sedangkah Harry ia masih menikmati waktu luangnya sebelum sibuk mempromosikan film dan juga tour.
“bye darling” aku memegangi rahang Harry dan mengecup bibirnya lama, ia tersenyum dalam ciuman kami.
“aku menunggu dirumah” aku turun dari mobil dan mengacungkan jempolku padanya.
“jangan lupa mengambil Haxie, aku titip dia padamu” Harry hanya mengangguk, sambil tersenyum manis, uh sungguh manis.
“Love You” katanya dan aku melambaikan tanganku ketika ia mulai mengendarai mobilnya menjauh, aku tersenyum bodoh dan berjalan masuk kedalam studio. Baru saja hendak masuk, aku mendapatkan pemandangan bahwa beberapa orang sedang memotretku diujung jalan, aku menunduk dan menggenggam mawarku dengan erat sambil berjalan cepat masuk kedalam kantor.
(Lexie with her rose🌹)“hai Leila, bagaimana harimu” aku mengambil segelas air dan memasukkan mawar pemberian Harry.
“baik saja, dan bagaimana hikingmu dengan sipanas Harry” aku hanya menyeringai kemudian membuka laptopku.
“dari mana kau tahu itu?” Leila memutar matanya dan mendengus padaku.
“hello, Lexie Brown a.k.a Townes, gadis pujaan seorang Harry Styles televisiku hampir meledak karena menayangkan kalian terus menerus, kupingku hampir sakit mendengar pembawa acara Hollywood Life berceloteh omong kosong mengenaimu”
“simpel Leila” aku mengarahkan kursiku padanya “kau cukup matikan saja televisinya dan kau tak akan mendengarkan ocehan itu” aku kembali fokus pada pekerjaanku.
“kalian melakukan apa saja?” Leila mulai penasaran.
“hanya hiking biasa, dan menginap” jawabku cuek.
“oh Lex, jangan berbohong pasti terjadi sesuatu disana” ia menaik-turunkan alisnya.
“tidak Leila!” bukannya berhenti, Leila malah kesenangan terus-terusan menggodaku.
Setelah beberapa kali didorong tubuhnya olehku, akhirnya ia menyerah juga dan kembali pada pekerjaan kami, aku tak akan pernah membicarakan hubungan sex-ku kepada siapapun, karena menurutku itu adalah privasi, cukup aku dan pasanganku saja yang tahu.
Baru saja kembali fokus pada pekerjaanku, tiba-tiba seseorang masuk kedalam studio, aku menoleh dan mendapatkan Shawn sedang menyender mengamatiku.
“aku keluar dulu ya” Leila bangkit membawa laptopnya dan pergi begitu saja.
“hei, kau bisa masuk Shawn” aku memaksakan sebuah senyuman.
“kemarin aku kesini, tapi kau tidak ada” aku menggaruk rambutku yang tak gatal kemudian duduk dengan kaku ketika Shawn menyender pada meja yang sedang aku tempati, ia menatapku tajam—namun itu tidak membuatku gerogi atau jantungku berdetub dengan kencang, sungguh beda jika Harry yang berada disekitarku.
“memang ada apa, ada yang ingin kau sampaikan?”
“ya, aku ingin membicarakan masalah albumku” ia memainkan mawar milikku, dan aku terbelak jangan dirusak bisikku dalam hati. “dari Harry hmm” ia mengangkat gelasnya dan aku hanya mengangguk.
“katakan dengan cepat dan biarkan aku kembali bekerja” ia tertawa dan lagi-lagi tawa yang meremehkan, aku benci mendengarnya.
“bagaimana malam ini kau makan malam bersamaku” mulutku sedikit terbuka, dan hatiku dilanda dilema, pertama. Harry tidak akan menyetujuinya, kedua. Aku tak mau. Dan ketiga. Aku juga tidak mau
Aku menggeleng pelan kemudian kembali fokus kembali pada laptop-ku, ketika aku sudah mengaransemen salah satu lagu, tiba-tiba saja Shawn menutup laptop-ku, kursiku ia dorong sedikit kemudian kedua tangannya mengurung tubuhku, spontan aku memundurkan tubuhku hingga menempel rapat pada sandara kursi.
“Lex..kau tak akan pernah percaya dengan sifat asliku, tapi aku ingin menunjukkannya padamu” ia kembali menyeringai, dan aku menggeleng pelan. “orang-orang berpikiran bahwa aku adalah lelaki lugu nan polos, but look I have a side bad boy and everybody can’t watch that, just you. Only you”
“fuck, apa yang kau katakan menyingkirlah” aku menepis tangan Shawn namun tetap saja, kedua tangannya masih mengurungku.
“kau mungkin memilik hubungan dengan Harry, tapi aku bisa menjadi side chick-mu” ia berbisik tepat ditelingaku.
“tapi sayangnya, aku orang yang setia” aku geram padanya dan mendorong dadanya dengan kencang hingga tubuhnya sedikit goyang dan itu merupakan kesempatan untukku untuk bangkit, baru saja hendak pergi keluar dari studio-ku Shawn menarik tanganku dan mencengkaramnya dengan kuat, aku meringis dan memukul-mukul tangannya. “lepaskan Shawn, aku tidak ingin memiliki hubungan apapun denganmu. Kita adalah teman”
“Lexie..Lexie...aku ingin lebih”
“TAPI AKU TIDAK MAU!!” aku membentaknya dan memukul dengan kencangn tangannya, aku keluar dengan cepat dari studio dan pergi meninggalkan Shawn sendirian, dia gila!
+
Harry tidak menjemputku karena aku pulang cukup malam, pukul 11. Sebenarnya aku sudah ingin pulang pada pukul 8 tadi, tapi sayang atasanku mengajak staff-nya untuk datang kerumahnya untuk merayakan rumah baru yang dia tempati.
Masalah Harry yang tak menjemputku, karena ia memiliki urusan lain, dan aku tahu urusannya itu pasti bermain bersama teman-temannya.
Aku masih menungguh jemputan yang akan menjemputku ketika tiba-tiba saja ponselku bergetar.
From : Julia Roberts
Babe paul akan menjemputmu ke apartement Alexa, kita akan pesta dan aku ingin kau disini.
Dengan cepat akupun membalasnya.
To : Julia Roberts
Baiklah aku akan menunggumu.
Paul tiba beberapa saat kemudian dan aku langsung masuk. Tak lama untuk mencapai kediaman Alexa, hanya membutuhkan 21 menit akupun sudah tiba.
Aku memasuki gedung apartement dan memasuki lift tak lupa menekan angka dimana tempat tinggal Alexa, selagi menunggu aku memperhatikan sepasang kekasih yang sedang memojong dilift sambil entahlah sedang melakukan sesuatu. Aku berusaha mengalihkan penglihatanku dengan memainkan jam yang melingkar dipergelangan tanganku, hingga pintu lift terbuka merekapun belum selesai.
“really?” aku menggelengkan kepalaku, kakiku melangkah dan aku sempat berpikir bagaimana jika Harry bukanlah seorang superstar, akankah aku dan Harry akan make out ditempat umum seperti pasangan tadi?
Harry menjemputku didepan pintu apartement dan aku langsung berhambur memeluk tubuhnya erat “hai babe” Harry mencium pipiku lalu memegangi rahangku dengan tangan-tangan besarnya.
“hai darling” aku membalas sapaannya.
“didalam sedang ada pesta, dan sedikit liar kuharap kau betah, jangan jauh-jauh dariku dan apabila ada seseorang yang mengganggumu langsung panggil aku. Biar aku yang akan menghabisinya, dan jika ada perempuan yang berusaha menggodaku, kau langsung tendang saja yah bokongnya” aku menahan tawa dan pipiku sedikit kaku, ia terlihat geli namun masih lucu. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan Harry langsung menggenggam tanganku dan membawaku masuk kedalam.
Disini sudah penuh sekali oleh orang-orang, untung saja apartement Alexa sangat luas, aku mengamati pemandangan sekitar dan sialan aku banyak menemukan pasangan yang make out sembarangan, ada yang menari dengan teleh ditengah-tengah ruangan, dan apakah itu Zayn, Zayn Malik. Ya Tuhan aku tidak menyangka akan bertemunya disini, aku melirik sebentar ke-arah Harry yang mimik wajahnya sudah berubah, sekarang ia terlihat seperti bad boy dan dingin tak tersentuh berbanding terbalik dengan Harry yang baru aja memberikanku pertuah didenpan pintu apartement.
“hai guys perkenalkan, ini kekasihku. Dia Lexie Brown” Harry merangkul bahuku dan aku hanya melirik sebentar ke-arah sekumpulan orang-orang yang menduduki sofa yang sengaja dibentuk seperti lingkaran, dengan cepat aku langsung memandangi wajah tampan kekasihku.
“Harry akhirnya dia membawa gadis kecilnya” sialan siapa itu yang mengataiku gadis kecil.
“calm Liam, dia bukanlah gadis kecil. Ya walaupun wajah dan tubuhnya terlihat seperti seorang remaja di High School, tapi percayalah she’s a women!” sekumpulan orang itu bersorak dan melempari Liam dengan kacang.
“look Liam, walaupun dia terlihat seperti remaja yang baru saja pubertas tapi dia sudah ditiduri beberapa kali oleh Harry” aku memutar mataku dan kupingku serasa gatal mendengar omong kosong mereka.
“Just shut up Louis, kau hanya cemburu” kali ini aku melirik lelaki berambut pirang yang sedang merangkul perempuan latin, lagi. Sekumpulan orang berotak mesum ini kembali tertawa—suara yang sungguh menyebalkan.
“sialan kau!” Louis melemparkan sebuah makanan namun Niall menangkapnya dengan cepat, aku duduk diatas pangkuan Harry dan berkenalan dengan beberapa teman Harry yang masih memiliki otak yang bersih sama sepertiku, pesta ini berjalan lancar tapi tak terkendali, aku pikir hanya ada Zayn yang sedari tadi mengobrol dengan salah satu gadis blonde, tetapi seluruh band mate Harry ada juga disini walaupun Zayn bukan, aku beberapa kali mengobrol dengan Niall diteman sebotol beer—mengingat aku dan Niall sudah dekat dan kami juga sudah beberapa kali mengerjakan hubungan kerja sama.
Sementara Harry—yang berada dibawahku, I mean aku yang berada diatas pangkuannya, dia masih sibuk membicarakan mengenai beberapa mobil keluaran terbaru, sepertinya aku memiliki firasat bahwa Harry akan membeli mobil baru.
Aku melirik pada jam tanganku dan sekarang sudah pukul 1 dini hari, sialan besok aku harus bekerja. Aku turun dari pangkuan Harry dan duduk disampingnya, tangannya tak bisa jauh-jauh dari tubuhku. Ia terus merangkul bahuku, pinggangku ataupun leherku. Selagi menemani Harry yang sedang mengobrol tiba-tiba saja Louis menyingkirkan sisa-sia makanan yang berada diatas meja, hingga berjatuhan kelantai.
“apa yang sedang kau lakukan idiot” Niall berteriak disampingku—menyeruakan isi pikiranku.
“lihat, aku memiliki ini” ia mengacungkan sebuah botol kosong.
“tidak dengan bermain truth or dare, kita tidak mengenal satu sama lain orang-orang disini” kata Liam lagi-lagi menyeruakan isi pikiranku.
Louis hanya menyeringai kemudian menggosokkan kedua tangannya lalu menatap kami satu persatu orang-orang yang memenuhi sofa, disini ada aku, Harry, Niall, Liam, Zayn dengan gadis blonde, Louis dan dua wanita berambut coklat dan hitam.
“aku baru mendapatkan ide ini ketika sedang merayakan pesta di Kroasia, ini permainan yang menyenangkan. Kau tahu apa permainannya” tidak ada yang menjawab diantara kami semua, kami diam sambil memandangi Louis dengan dahi berkerut.
“baiklah aku akan menjelaskannya pada kalian, so.. dipermainan ini—ah aku lupa namanya” ia mengacak-acak rambutnya dan Niall lagi-lagi mendengus disampingku, kenapa orang-orang disekitarku sepemikiran denganku.
“jadi disini aku akan menjadi Joker, hanya orang pertama yang akan memutar botol ini. Dan setelah botol ini aku putar dan menunjuk seseorang—seseorang itu harus menciumi tubuh bagian depan orang yang akan mendapatkan giliran selanjutnya setelah orang pertama memutar botol”
“What teh fuck!” itu bukan aku, itu Liam.
“stupid” itu sigadis berambut coklat.
“aku tidak mau” itu Niall disampingku.
“ew...” itu Harry disampingku juga, sambil menampilkan wajah yang terlihat jijik.
“Nasty” itu baru aku, aku kira gumamanku tak terdengar, tapi salah Louis mendengarnya dan dia menyeringai padaku.
“aku akan mengerahkan kemampuanku agar botol ini berhenti padamu dan kau akan menciumi tubuh berbulu Niall” kata Louis terlihat geli—aku tahu dia becanda, tapi ini sungguh menjijikan, bagaimana tidak seumur-umur aku baru melihat ada permainan seperti ini.
“so..aku akan memutarnya” Louis sudah berancang-ancang, Alexa—si pemilik rumah yang baru saja datang nampak aneh dengan kami, lalu dengan cepat pula ia langsung bergabung dengan kami dan nampak semangat akan permainan usulan Louis.
“damn it!” aku melirik laki-laki yang mendapatkan botol yang berhenti didepannya dan kenyataan adalah bahwa ujung botol itu berhenti didepan dia, aku melirik dan itu Zayn. Louis lagi-lagi menyeringai dan bersorak dengan heboh.
“padahal aku sudah berusaha semampuku agar itu berhenti didepan Lexie, maafkan aku Zaynie” kata Louis dan tiba-tiba saja Harry menggebrak meja, semua terkaget tak terkecuali dengan aku yang memang duduk disampingnya.
“ada apa denganmu Louis, kau nampak tidak suka dengan Lexie” kata Harry, untung saja ia masih bisa menahan emosinya.
“chill Haz” sialan kenapa dia memanggil Harry seperti itu “this’s just a game, dan aku hanya ingin bukti bahwa gadismu itu bukanlah remaja yang baru pubertas” semua orang melirik ke-arah Harry, yang otomatis juga melirk ke-arahku.
“kalian tenanglah, benar Harry ini hanya permainan. Zayn silahkan putar botolnya” itu Liam, Harry masih tak terima dengan ucapan Louis namun ia memilih diam, tidak ingin berdebat dengan Louis dan memancing pertengkaran, Zayn menghela nafas dan mulai memutar botolnya, aku memejamkan mataku dan berdo’a dalam hati. Semoga bukan aku, bukan aku![]
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔
FanfictionCOMPLETED✔✔✔ [17+] Tak ada yang lebih baik dari sebuah hubungan selain saling mengakui satu sama lain, melemparkan tatapan kasih sayang dan sebuah pelukkan hangat ketika hujan turun. Namun sudah hampir delapan bulan seorang Superstar seperti Harry S...