[6]

5.2K 293 7
                                    

Aku duduk dibantu dengan Harry yang menarik kursi dibawah meja “terimakasih tampan” ucapku dan dia hanya membalas dengan mencium  pipi-ku, sialan pasti sekarang wajahku memerah.

“ah kalian ini, mengingatkan waktu kami masih muda” kata Robin dan entah kenapa Harry malah terbahak, aku mengamatinya dan memberi pandangan padanya untuk diam. Dan akhirnya Harry diam juga.

“benar dad, kalian pasti sangat lucu” kata Harry masih disisa tawa-nya.

“Lex kau sudah rapih sekali, kau akan pergi?” tanya mom Anne sambil memakan makanannya.

“ya aku harus pergi ke studio, aku sedang mengerjakan projek baruku” balasku sambil memakan makananku juga.

“oh begitu tapi malam ini kau akan datang kan di pesta Harry?” aku menoleh sebentar pada Harry kemudian ia membalasnya dengan mengangguk.

“kalau aku sih bagaimana Harry saja Anne” jawabku.

“lalu bagaimana Harry?” tanya mom-nya.

“aku akan senang jika kau datang sweetheart” kata Harry dan aku menunduk menahan rasa malu-ku.

“kau bisa mendengarnya Lex, kau harus datang malam ini” kata Anne.

“baiklah” kataku mengakhiri obrolan kali ini.

Acara sarapan kami berlangsung dengan hangat, Harry yang melemparkan leluconnya dan kadang juga berusaha serius ketika Robin bertanya dan aku yang menyimak obrolan mereka dan sesekali menanggapinya.

Anne dan Robin serta Gemma—kakak perempuan Harry sudah tahu hubunganku dan Harry, dan sejauh ini aku juga mendapatkan perlakuan manis dari mereka, dan itu adalah salah satu alasanku ketika aku merasa tak bisa bersama Harry dan ingin pergi darinya. Mereka selalu memberiku dorongan dan memaklumi kondisi Harry—nyatanya, Harry memerlukan orang seperti diriku disela dunia keartisannya.

Ia membutuhkan wanita yang dia cintai untuk mengisi hatinya, tentu saja selain ibu dan kakak perempuannya.

Aku bangkit dari dudukku dan Anne bilang biar dia saja yang mencuci piring dan menyuruhku untuk segera pergi kestudio, aku mengangguk kemudian mengambil tasku yang aku simpan disamping kursiku, Harry meraih tanganku dan menuntunku keluar dari rumahnya.

“aku akan mengantarkanmu” kata Harry dan aku menggeleng cepat.

“jangan Harry apakah kau ingin bunuh diri?” tanyaku tak percaya, namun Harry tak mendengar ia tetap menggandeng tanganku dan membukakanku pintu mobil Audi hitamnya.

Melihat aku yang masih terdiam, pun. Harry dengan gemas menjawil hidungku kemudian memakaikanku sabuk pengaman “sekali saja, ini untuk mengganti kelakukanku yang membatalkan penerbanganmu” ia berujar dan aku tak bisa membalas apapun.

Aku diam ketika Harry masuk kedalam dan mengemudikan mobilnya dikecepatan rata-rata, London pagi ini berjalan lancar dan udara sudah lumayan menghangat, ini menandakan musim panas akan segera tiba.

Aku terdiam namun mulutku menyanyikan lagu yang terdengar dari radio, begitupun dengan Harry, dia juga ikut bernyanyi denganku. “aku akan membuka jendela, sepertinya cuaca sedang bagus” katanya kemudian secara otomatis kaca mobil turun.

Aku hanya diam dan masih menikmati alunan musik yang terputar “damn it kenapa sepagi ini sudah macet?” kata Harry dengan kesal, laju mobil Harry memelan dan berhenti dengan pas dibelakang mobil sedan berwarna hitam.

Aku menoleh kearahnya kemudian memainkan rambutnya yang keluar dari bannie yang ia pakai, ia menoleh ke-arahku kemudian tersenyum dengan lembut “kau merindukan rambut panjangku HUH?” tanyanya.

Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang