"Hell, FUCK NO!" aku membuka mataku dan melirik cepat pada ujung botol yang berhenti mengarah padaku, bisa aku ulangi! Ujung botol itu mengarah padaku, sialan! Harry mengumpat dan mengalihkan pandangannya dariku.
"aku tidak mau" aku menggenggam tangan Harry gemetar, wajahku dingin dan aku yakin darah tak mampu mengalir kesana.
"kau tak usah melakukannya" kata Harry tegas, dan aku mengangguk ketakutan.
"oh ayolah Lexie atau Townes atau siapapun itu kau, terima tantangan ini. Bukannya ini sangat mudah?" Louis lagi-lagi memancing emosi orang-orang disekitar.
"No Louis" aku menunduk ketakutan dan Zayn juga terlihat tidak nyaman.
"Louis aku akan melakukan permainan bodohmu itu jika pasanganku mau, lihat kekasih Harry tidak menginginkannya, aku tak mau dia tiba-tiba saja mati berdiri ketika memainkan ini" jelas Zayn kemudian menatapku dan Harry.
"ayo kita pulang" aku menyembunyikan wajahku dibahu Harry sambil sekuat tenaga menahan tangisan, aku takut sungguh takut. Aku tidak mau tubuhku diumbar-umbar dan digilir seperti ini, aku tidak sudi-aku memiliki harga diri yang patut aku perjuangkan dan mereka hargai.
"aku PERGI!" Harry menarik tanganku dan spontan tubuhku berdiri dengan cepat, terdengar Alexa beberapa kali berteriak-memanggil Harry, mengingat ini pestanya dan ia tuan rumahnya.
Aku terus menunduk, tak berani mendongak, hanya tautan kedua tanganku dan Harry yang mampu aku lihat, aku sungguh terguncang. Harry tak berkata apapun namun keputusannya untuk meninggalkan tempat itu sungguh sangat membuatku bernafas lega, aku sudah memprediksi pesta seperti itu akan berjalan seperti apa, dan aku benar-benar menyesal telah datang kesana dan mengacau, tunggu-apakah aku mengacau?
Harry dan aku sama-sama bungkam didalam mobil, ia menyetir dengan tenang dan aku menyandarkan tubuhku kesandaran kursi. Harry beberapa kali menoleh padaku, namun aku tak ingin membuka suara.
"sampai" Harry bersuara, kenapa cepat sekali? Setauku ini bukan daerah rumahku. Aku menoleh kekaca dan memperhatikan basement, dimana mobil Harry terparkir.
"ini dimana?" aku mengusap sisa air mataku dan baru berani menatap Harry.
"ini penthouse-ku, aku tidak bisa menyetir terlalu jauh. Sudah empat botol yang aku minum, dan kau juga sepertinya tidak bisa menyetir" aku hanya mengangguk dan menunggu Harry untuk membukankan pintu.
"terimakasih" kataku setelah kami tubuhku turun dari Audi hitamnya, Harry hanya mengangguk dan kembali menyatukan tangan kami menuju ruangan paling teratas digedung ini.
+
Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan lilitan handuk ditubuhku, aku mengamati Harry yang sudah tidur dengan posisi telungkup, sebentar mengamatinya hingga akhirnya aku memutuskan untuk memilih sendiri pakaian yang akan aku gunakan untuk tidur, mengingat aku tidak pernah datang kemari jadi disini tidak ada satupun pakianku. Aku meminjam T-shirt milik Harry serta celana pendek adidasnya, satu-satunya tempat Harry yang sering aku datangi adalah rumahnya di London, tidak di LA ataupun New York.
Aku naik keatas kasur dan melirik ke-arah Harry, ia sudah memejamkan matanya, cepat sekali dia tidur. Aku mengangkat selimut yang Harry pakian dan aku bisa melihatnya, dia hanya menggunakan celana dalam hitam ketatnya itu.
Aku bergabung dengan Harry, mendekatkan tubuhku padanya hingga ia bergumam dan membuka matanya "aku tidak sadar kalau aku tertidur" Harry membawa tangannya kebelakang kepalaku dan merangkulku lebih dekat, tangan satunya melingkar diperutku dan akupun melakukan hal yang sama-melingkarkan kedua tanganku ditubuh Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me Like You Never [Harry Styles] ✔
FanfictionCOMPLETED✔✔✔ [17+] Tak ada yang lebih baik dari sebuah hubungan selain saling mengakui satu sama lain, melemparkan tatapan kasih sayang dan sebuah pelukkan hangat ketika hujan turun. Namun sudah hampir delapan bulan seorang Superstar seperti Harry S...