Bab 4 - Konsep berkelas

15.4K 1.2K 52
                                    

"WEH HARI INI ULANGAN FISIKA ANJIR! " Vano memekik seraya berteriak histeris.

"Sumpah lo? " ucap Dante gagap.

"Iya, tadi gue liat si bunting bawa lembar soal ulangan gitu di tangannya! " seru Vano.
"Anying, dadakan banget sih! Gue kan belum bikin konsepan. " gerutu Dante.

"Tenang aja, gue udah punyan konsepan." sambar Ucup seraya mengangkat catatan rumus fisika di selembar kertas yang sudah ia perbanyak, dengan mem-fotocopy nya.

"UCUP CERDASSSSS! " seru Raya.

"Jadi, kalian jangan anggap Ucup gak ada gunanya lagi, ya? " kata Ucup memanyunkan bibirnya.

"Siap Ucup! "

Ucup membagikan selembar kertas konsepan yang berisi berbagai rumus fisika disana kepada seluruh murid di kelas X-5 , setelah di rasa semuanya sudah kebagian. Ia pun segera duduk kembali di bangkunya.

Kelas X-5 memang bisa di bilang cerdas apabila di kategorikan sebagai ide pengonsep tercerdik sepanjang masa, bisa di lihat saja setiap tingkah konyol dari mereka semua dengan memasang wajah tidak merasa berdosanya. Yang perlu kalian ketahui, pertama Dante meletakan konsepan fisika itu dengan menempelkan double tip di telapak sepatunya lalu ia pasangkan konsepan tersebut disana, kedua Gavin meletakan konsepan itu di balik papan berjalannya, ketiga Gege meletakan konsepannya di dalam botol minuman plastik, tepat di sekitar labelnya, keempat Ucup meletakan konsepannya dengan cara menempelkan di balik ujung seragamnya, karena memang seragam Ucup berbeda, menggunakan lengan panjang, kelima Vano meletakan konsepannya di dalam dasi yang ia pakai, meskipun ia tidak suka memakai atribut, tapi setidaknya ia membawa atribut tersebut apabila terjadinya pengecekan atribut secara tiba-tiba, keenam Raya meletakan konsepannya dengan cara di selipkan di kaos kaki miliknya, dan yang terakhir Eza meletakan konsepannya dengan ia selipkan di kerah seragam sekolah.

Memang sangat dahsyat mereka semua, memiliki ide cemerlang dalam menjalani ibadah mengonsep pada saat ulangan berlangsung, di satu sisi Arsha yang melihat itu gemas sekali ingin melaporkan mereka semua kepada guru, tapi hasilnya nihil, kini tenaga Arsha belum kembali sempurna, ia masih merasakan denyut nyeri yang melintas sesekali di sekitar kepalanya, di tambah tubuhnya yang masih dalam keadaan lemas itu.

"Jangan ada yang wadulan, ya? " Dante memperingatkan.

"Kita itu harus kerja sama dalam keadaan suka maupun duka, " lanjutnya sok bijak.

"Awas aja kalo wadulan, besok mati! " ucap Dante asal.

Kemudian Dante melirik ke arah Arsha. "Lo gak mau ngewadulin perbuatan gue sama yang lain? " tanyannya meng-intogasi.

"Dan lo pengen gue mati? " sambar Arsha dengan nada selemas mungkin, membuat Dante kikuk.

"Hm, " ia bergumam.

"Cie, gak rela gue mati, ya? " kata Arsha spontan disusul tawa.

"Jawab dulu pertanyaan gue yang sebelumnya. " Dante mengalihkan pembicaraan.

"Nggak, " ucap Arsha. "Gue masih lemes, tapi.... " jeda nya. "Jangan seneng dulu! Next time, kalo lo kayak gini lagi, gak bakal segan-segan gue laporin ke guru! " ancam Arsha.

Dante hanya terdiam.

🌹🌹🌹

Sang kura-kura yang menjelma sebagai manusia, sudah masuk ke dalam ruangan yang terkenal ramai dan selalu di perbincangkan oleh setiap guru akhir-akhir ini, siapa lagi kalau bukan bu Cece. seorang guru fisika yang memiliki postur tubuh seperti kura-kura, dan jalannya pun sangat persis seperti kura-kura yang ada di dalam serial kartun upin dan ipin.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang