Kembali lagi ke sekolah di waktu yang tidak tepat, membuat Garatim frustasi bila mana harus menghadapi mata pelajaran matematika, padahal baru saja kemarin Garatim kelelahan karena sehabis mengikuti acara perkemahan, kini mereka semua di pertemukan dengan sambutan tragis oleh pelajaran matematika.
Kebetulan, Dante memiliki banyak ide untuk menemukan jalan keluar agar dirinya bersama keenam sahabatnya dapat terbebas dari pelajaran matematika.
Bukan lagi rencana membolos yang akan mereka lakukan kali ini, yang Garatim ketahui adalah jika bu Ajeng sama seperti bu Cece, pencinta drama korea. karena Dante memiliki kuota banyak, ia sudah siap sedia men-download kumpulan drakor baper yang pastinya akan membuat bu Ajeng terpengaruh.
Beberapa list judul drakor yang sudah Dante download antara lain: The heirs, Goblin, The legend of the blue sea, Autumn in my heart, W, My love from the star, dan lain-lain.
Dengan drakor yang sudah ia rela download demi menghindari pelajaran matematika, Dante sangat yakin jika bu Ajeng pasti akan terpengaruh.
Kedatangan bu Ajeng membuat keheningan kelas, tak ada satupun yang berbicara karena Dante ingin menyiapkan strategi dirinya bersama Garatim.
Bu Ajeng yang melihat Garatim terdiam, langsung di buat bingung, karena biasanya Garatim selalu heboh dalam apapun keadaannya, bahkan di dalam kondisi kebanjiran pun kemungkinan Garatim akan tetap berseru heboh.
"Garatim? Tumben kalian diem," ucap bu Ajeng membuat Dante menahan tawa.
Garatim tidak menjawab pertanyaan dari bu Ajeng, melainkan hanya menahan tawa yang hampir meledak.
"Hei kalian, jawab! Saya tanya malah diem aja." geram bu Ajeng.
Eza yang datang dari belakang seraya memangku laptop di pangkuan kedua tangannya, pura-pura meneteskan air matanya dan juga pura-pura tidak mengetahui akan kehadiran bu Ajeng.
"Anjir gue baper banget sih, nonton The heirs." ucap Eza bersandiwara.
"Kemaren gue nonton Goblin, gils!" seru Dante.
"Baper banget anjir, pengen nangis--" sambung Vano ikut ke dalam strategi permainan.
"Nonton kuy, The heirs, gue gak nyesel udah ngabisin kuota 20gb demi film ini," tutur Eza.
"Drakor make Ucup tersyentak," batin Ucup.
"Alay najis." serbu Gavin.
"Gue udah download banyak banget drakor anjir," ucap Eza membuat bu Ajeng tergiur.
Percakapan dari Garatim tadi, cukup membuat bu Ajeng terpengaruh dan mulai masuk ke dalam perangkap strategi yang sudah Garatim buat.
Bu Ajeng melangkah dan berjalan ke arah Garatim dengan rasa yang penuh antusias.
"Eza, kamu punya film The heirs?" tanya bu Ajeng.
"Punya dong bu, saya baper banget buset bu, ah gila pokoknya, film ini recomended banget!" seru Eza berlebihan.
"Saya tau, pasti ibu mau nonton juga kan?" tebak Dante.
Bu Ajeng berfikir sejenak seperti orang keliru, antara ingin tapi malu untuk menyatakan.
"Udah bu, saya paham. Ayo kita nonton! woi colokin infocus nya!" perintah Dante.
"Astagfirullah Garatim..." lirih Sherin extra sabar.
"Kalian tuh ya, selalu bisa nyari cara halus buat ngehindarin mata pelajaran yang gak kalian suka." ucap Arsha dalam hati.
"Dunia beneran kebalik ya, kaum adam jadi suka nonton drakor." ucap Cathrine heran.
🌹🌹🌹
"Ya ampun, ibu baper." lirih bu Ajeng seraya mengusap air matanya.
"Kok gue jadi nangis beneran ya," ucap Eza.
"Lah bu ini udah istirahat?" kata Dante.
Bu Ajeng segera melirik jam tangan miliknya yang melingkar manis di sekitar pergelangan tangan.
"Oh, jadi kalian sengaja ya ingin memperngaruhi saya supaya tidak belajar matematika?" tuduh bu Ajeng.
Dante langsung mengerutkan keningnya tidak terima. "Lah apanya, ibu yang tiba-tiba dateng kesini, kok jadi kita yang di salahin." ucap Dante penuh emosi.
Bu Ajeng hanya menghela nafas kasar. "Ya udah deh, sana istirahat. Ibu mau beli tisu di kantin," bu Ajeng berlalu pergi meninggalkan kelas setelah selesai menonton drakor.
"Guru siapa sih itu?" ucap Eza kebingungan.
"Plis, dia bukan guru gue." ceplos Gavin.
"Asal," kata Dante.
"Ucup sedih tau--" batin Ucup yang terbawa suasana ketika menonton drakor.
"Kenapa gue punya temen gini amat sih, suka gak nyambung. Orang lagi ngomongin ini, eh malah nyambungnya kemana." ucap Dante menggerutu.
"Iya sih Dante maaf," kata Ucup memasang wajah memprihatinkan.
🌹🌹🌹
Papa: Dante, sekarang papa dan mama sudah ada di bandara soekarno-hatta, tolong suruh pak Abi untuk menjemput kesini ya.
Setelah membaca pesan dari papa, Dante segera meneriaki Kyla yang sedang asik menonton film drama korea hingga gadis itu terkejut ketika menerima teriakan dari Dante yang cukup membuat telinganya pening.
"KYLA!" panggil Dante histeris.
"Apaan sih kak," balas Kyla lesu.
"Papa dan mama udah di bandara." ucap Dante sukses membuat Kyla terdiam.
"Serius kak? Terus gimana sama kak Ernest? Kok papa gak bilang-bilang sih?" Kyla jadi cemas.
"Iya Kyl, aduh gimana ya." pikir Dante terlihat gelisah.
"Hm," gumam Kyla sambil berfikir. "Oh! bilang aja kalo kak Ernest udah balik ke Amrik buat kuliah," ide Kyla sepertinya cukup untuk menutupi masalah Ernest.
"Bagus tuh, tapi..." Dante menggantungkan kalimatnya.
"Aku juga sama kak, gak enak bohong sama orang tua," sambar Kyla menebak pikiran Dante.
"Ya udah, kamu ke depan suruh pak Abi buat jemput papa ya. " perintah Dante.
Kyla mengangguk cepat. "Siap!" jawabnya semangat.
🌹🌹🌹
Komen buat part ini dong, ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
הומורKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...