Bab 39 - Penyesalan

9.3K 678 65
                                    

Keadaan Dante saat ini semakin kritis, Arsha benar-benar khawatir dengan keadaan cowok itu. Gavin bersihkeras tidak mengizinkan Arsha datang ke rumah sakit, yang padahal Arsha tahu itu demi kebaikan dirinya sendiri. Tapi, bagaimana dengan Arsha yang tidak pernah berhenti terhadap kondisi Dante sekarang? Terlebih, satu-satunya cowok yang pertama kali dekat dengannya hanyalah Dante.

Arsha hanya bisa memendam diri di dalam kamar sembari menunggu info terbaru tentang keadaan Dante dari pihak Garatim ataupun keluarganya. Ia tidak memilik mood untuk makan sedari tadi, yang sekarang Arsha pikirkan adalah hanya tentang Dante, entah mengapa Arsha menjadi over posesif begini.

Gadis itu beralih beranjak dari kasur dan pergi menuju laci untuk mengambil sesuatu disana, yang Arsha ambil tak lain adalah berbagai surat yang pernah di berikan oleh Dante.

Ia melihat banyaknya tulisan asing disana, jujur jika Arsha tidak pernah tau dan berfikir akan maksud dari tulisan itu. Tapi, hari ini Arsha berfikir jika tulisan itu adalah sebuah kode keras dari Dante, mengapa Arsha baru sadar sekarang? Padahal surat ini jelas sudah lama Dante berikan.

Arsha membuka satu persatu surat yang pernah di berikan oleh Dante, yang pertama ia baca adalah sebuah tulisan yang tersirat.

"Ti amo, sia che si parte da 'dove e da quando."

Setelah membaca, Arsha mengeluarkan handphone dari saku celananya kemudian membuka google untuk menerjemahkan isi surat dari Dante.

Arsha terkejut ketika mengetahui artinya, ia sangat terkejut. "Aku mencintaimu, entah itu darimana dan sejak kapan?" jeda Dante beberapa detik. "Jadi," lanjutnya.

Gadis itu segera mengambil satu surat yang lainnya kemudian Arsha terjemahkan lagi apa artinya.

"Usted, lo mejor que ahora tengo, te quiero queda aqui conmigo."

"Dante..." jeda Arsha, ia lagi-lagi terkejut ketika mengetahui apa arti surat itu. "Kamu, adalah hal terindah yang saat ini aku punya, aku cinta kamu, tetaplah disini bersamaku?" Arsha membaca hasil penerjemahannya.

"Dan, jadi selama ini lo suka sama gue?" Arsha bermonolog.

"Gue bego, gak pernah nyadarin semua itu." ucap Arsha menyesal.

"Lalu, alasan lo menjauh dari gue? karena lo gak mau jadiin gue beban karena lo punya penyakit?" tebak Arsha.

"Nothing! Gue gak pernah ngerasa terbebani di kehidupan lo." Arsha membenarkan.

Setelah membaca surat dari Arsha, Arsha mengambil sebuah kotak kecil yang berisi boneka doraemon yang pada kakinya di beri per. Arsha perlahan mulai meneteskan air matanya, mengapa ia baru sadar sekarang jika selama ini Dante menyukai dirinya? Arsha benar-benar menyesal.

"Ini pemberian lo Dan, dan saat itu pula lo bikin gue khawatir setengah mati dengan lo yang mendadak pingsan. Dan ternyata, lo..." lirih Arsha kembali ber-nostalgia.

Air mata Arsha menetes lebih banyak lagi, ia benar-benar tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini. Yang ia sesalkan adalah jika Arsha tidak pernah menyadari Dante yang ternyata menyukai dirinya.

"Bangun Dan, sekarang gue udah mulai sadar. Sekarang gue udah peka sama perasaan lo." batin Arsha.

🌹🌹🌹

Hari ini, Arsha berencana untuk mendatangi rumah sakit karena ingin bertemu dengan Dante, keadaan Dante saat ini masih kritis dan kondisinya pun koma. Sudah hampir satu minggu Dante mengalami masa koma yang hingga detik ini belum berakhir. Bukan Arsha saja yang berniat untuk menjenguk Dante, tapi Garatim, sebagian murid kelas X-5, pak Rahman, bu Ajeng, bu Cece, dan bu Tije pun akan datang untuk menjenguk Dante. Termasuk Glen sendiri.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang