Sang pembawa acara mengatakan jika, "Marilah kita sambut penampilan pentas seni dari kelas XII-5," teriaknya berseru heboh membuat satu sekolahan bertepuk tangan meriah.
Sherin sebagai narator sudah siap memegang mix yang telah diberikan oleh pembawa acara kepadanya, gadis itu mengatur nafasnya dengan baik supaya tidak keliru pada saat membaca narasi cerita.
Dengan mengucap bismillah, gadis yang menduduki jabatan sebagai ketua murid di kelasnya memulai acara pentas seni ini.
Keesokan harinya, pangeran -Dante bersama pengawal pergi hingga ke pelosok negeri, namun tak ada gadis yang cocok dengan sepatu kaca itu. Hingga tibalah pangeran di rumah Cinderella. Kedua kakak tirinya sangat girang mendengar kedatangan pangeran.
“Berikan padaku, aku akan mencoba sepatu kaca itu.” sahut Cathrine dan Mila, yang berperan sebagai kakak tiri, dan Arsha yang berperan sebagai Cinderella.
Namun, ternyata sepatu kaca itu tidak cocok dengan mereka.
Tiba-tiba Cinderella berkata “Biar aku mencobanya pangeran,” kata Arsha menawarkan diri.
Pangeran menjawab “silahkan nona," jawab Dante di iringi senyum.
Melihat hal itu ibu tiri berkata “Cinderella, memalukan sekali kau!"
Singkat cerita, Cinderella mencoba sepatu kaca itu dan cocok di kakinya.
Pengeran pun merasa gembira dan berkata “Kaulah putri yang selama ini aku cari." ucap Dante penuh keyakinan.
Cinderella pun akhirnya dibawa oleh pangeran ke istana dan mereka hidup bahagia.
"WAAAAAA!!!" pekik Ucup tak kuasa menahan rasa terharunya, membuat sorot pandang mata tertuju ke arahnya.
Sherin menggeleng tak percaya akan akting yang dilakoni oleh Dante dan Arsha sangatlah menakjubkan, seperti nyata. Riuh suara tepuk tangan menghiasi suasana pelepasan ini, Dante dan Arsha sangat bersyukur karena penampilan dari mereka berdua sukses menyorot perhatian besar warga sekolah.
"Terima kasih," pamit Dante bersama seluruh pemain drama kelasnya, kemudian berlalu turun dari panggung secara berurutan.
Garatim memandang tak percaya akan kemampuan Dante yang ternyata berbakat di bidang akting. Terutama Ucup, ia sangat senang sekali melihat Dante dan Arsha di atas panggung, seperti moodboster tersendiri bagi Ucup dikala ia sedang sedih karena cintanya di tolak oleh Kyla.
"Sha, kamu tau apa bedanya aku sama bintang?" tanya Dante.
Arsha menggeleng, "Nggak."
"Kalo bintang gak bisa hidup tanpa langit, tapi kalo aku gak bisa hidup tanpa kamu." gombal Dante membuat Arsha tertunduk malu.
"Gombal mulu," cibir Arsha.
"Gombalan aku tulus kok, gak kayak cowok-cowok di luar yang cuma modus." ceplos Dante.
"Hm," gumam Arsha.
Dante mengeluarkan bucket bunga yang sudah ia pesan dari jauh-jauh hari, cowok itu sudah mempersiapkan semua ini spesial hanya untuk Arsha, gadis yang saat ini masih setia singgah di dalam hatinya.
"For you." Dante menyodorkan sepaket bucket bunga untuk Arsha.
Arsha tersenyum tipis melihat sekumpulan surat kecil yang tertempel manis di sekitarnya, aneh bagi Arsha, karena ia sama sekali belum pernah melihat bucket bunga seperti ini.
"Makasih," balas Arsha.
"Baca dong jangan cuma diliatin," cibir Dante.
Arsha segera membaca satu persatu surat dari Dante yang menurutnya konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
HumorKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...