Bab 40 - Operasi

9.1K 705 166
                                    

Hari ini adalah hari dimana Dante akan melaksanakan operasi donor ginjal, Dokter mengabarkan jika pendonor yang tepat sudah di dapatkan.

Seluruhnya kebingungan tentang siapa pendonor yang sebenarnya. Terlebih, Herlan dan Sonya serta Kyla pun tidak mengetahuinya sama sekali.

Kali ini, keluarga Arsha yakni mamanya dan kak Aldo akan datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dante.

Semuanya sedang berdoa untuk keselamatan Dante pada saat menjalani operasi, Herlan juga begitu. Sonya benar-benar ingin jika Dante kembali seperti dulu, ia juga akan meminta maaf kepada Dante atas perlakuan tidak enak yang pernah Sonya perbuat.

Sedangkan Kyla duduk sembari menunggu datangnya pendonor yang di katakan Dokter sedang berada di dalam perjalanan. Semuanya sangat menanti-nanti.

Hampir menunggu setengah jam, akhirnya sang pendonor pun datang. Dengan kehadiran dua polisi di bagian kanan dan kirinya, mata Herlan membulat ketika mengetahui siapa pendonor ginjal untuk Dante, yakni Ernest, anaknya sendiri.

"Kak Ernest?" ucap Kyla spontan.

Dokter keluar dari ruang rawat Dante dan mendapati Ernest bersama kedua polisi yang menjaga di samping kanan dan kirinya Ernest.

"Iya, Ernest bersedia mendonorkan ginjalnya kepada Dante." ucap Dokter membuat hati Sonya retak.

"Nggak Dok- saya gak mau kehilangan Ernest ataupun Dante." sangkah Sonya.

"Ernest, maafin papa." lirih Herlan merasa bersalah.

Ernest tersenyum tanpa noda kelicikan atau sebagainya, membuat orang-orang yang berada di sekitar menatap bingung. Bagaimana ini bisa terjadi pada diri Ernest?

"Gak papa, Pah." balas Ernest.

"Ernest, kamu berubah?" tanya Sonya.

"Ernest yang dulu udah kembali mah, ini semua berkat pak Dokter. Dia yang udah nasehatin Ernest, Ernest juga nyesel pernah ngelakuin tindakan kriminal. Maafin Ernest ya, ma,pah." ucap Ernest membuat batin Herlan dan Sonya terkejut.

Arsha menggeleng tak percaya akan keajaiban yang terjadi pada Ernest, ia sangat terharu sekali. "Kak Ernest," ucap Arsha.

Ernest menoleh, kemudian berjalan mendekati Arsha untuk membisikan sesuatu kepada Arsha.

"Tolong jagain Dante, jangan kecewain dia." bisik Ernest tepat di telinga Arsha.

Entah mengapa, rasanya Arsha ingin menangis ketika mendengar penuturan dari Ernest. "Pasti kak," balas Arsha.

"Mama mau peluk kamu, Ernest." pinta Sonya.

Ernest mengangguk. "Iya ma," kemudian berjalan mendekati Sonya dan langsung memeluk Sonya erat, di susul oleh Herlan dan juga Kyla yang ikut memeluk.

"Dari kejadian kayak gini, gue bisa ngambil banyak hikmahnya." ucap Arsha dalam hati.

"Mama gak mau kamu kenapa-kenapa," lirih Sonya seraya mengusap halus rambut Ernest.

"Gak papa ma, lagian kan Ernest punya ginjal satu lagi." kata Ernest meyakinkan.

"Ini beneran kak Ernest kan?" tanya Kyla sedikit curiga.

Ernest mengangguk kemudian tertawa. "Iya, siapa lagi coba."

"Aku rindu kak Ernest..." raut wajah Kyla berubah menjadi masam.

Dengan cepat, Ernest langsung memeluk erat Kyla.  Pelukan Ernest pun di balas hangat oleh Kyla. Ucup yang melihat hal itu, langsung menatap sebal.

"Ih apa sih Kyla genit." Ucup bersikap acuh.

"Apa coba, ini kan kakak gue. Kenapa lo yang ribet?" hardik Kyla.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang