Bab 29 - Who?

8.2K 680 60
                                    

Arsha mempercepat langkah kakinya karena gelisah, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, entah siapa orang itu, yang pasti sedari tadi orang itu terus mengikuti kemanapun Arsha melangkah.

Sampai di halte, ia segera menyetop angkot untuk masuk dan menghindari cowok bertopeng yang sedari tadi tiada hentinya mengikuti Arsha. Ketika sampai di angkot, ia di kejutkan dengan supir yang perlahan menggoda Arsha yang membuat Arsha menjadi risih.

"Cantik amat neng," goda Supir angkot.

"Najis." balas Arsha tak suka.

"Sini kali sama abang." ajaknya membuat Arsha semakin risih.

"Apa sih, sok ganteng." ceplos Arsha. "Berhenti!" teriak Arsha.

"Nggak bisa dong, neng kan udah jadi milik abang." tolak supir Angkot membuat Arsha geli.

"Nyet." terpaksa Arsha harus mengeluarkan perkataan kasar, karena ia sudah benar-benar kesal terhadap supir Angkot ini.

Kenek angkot pun memegang dagu manis Arsha dengan manja, hal ini tentunya membuat Arsha marah.

"GAK USAH SOK GANTENG LO, JAMURAN YANG ADA MUKA GUE KALO DI PEGANG SAMA LO BERDUA!" ceplos Arsha menatap jengkel kemudian menepis tangan kenek angkot itu.

"Wah ini cewek nantangin," ujar supir Angkot.

"BERHENTI!" teriak Arsha resah.

"Gak akan bisa lepas." ucap supir Angkot penuh kemenangan.

Angkot itu semakin melaju dengan kencang, entah untuk di bawa kemana. Arsha yang hendak kabur rupanya di jaga ketat oleh kenek Angkot, rasanya ingin sekali Arsha menangis, ia tidak rela jika di perlakukan seperti ini.

"WOI ANJING!" teriak Dante berusaha menyejajarkan posisi motornya dengan angkot itu.

"DANTE TOLONGIN GUE!" teriak Arsha ketakutan.

"WOI BERHENTI GAK!" teriak Dante semakin membludak.

"Wah ada yang nantangin kita nih," kata kenek angkot.

Dante pun melajukan motornya kedepan untuk menyetop angkot yang telah menculik Arsha, supir angkot beserta kenek nya pun turun dan langsung berhadapan dengan Dante.

Dante dengan amarah yang sudah bergejolak, langsung memuncakan amarahnya sampai ke final, tidak ada satupun orang yang dapat menandingi amarah Dante.

Dante segera menghabisi supir beserta kenek angkot itu hingga babak belur, setelah itu dengan refleks Arsha langsung berlari menghampiri Dante dan masuk ke dalam dekapan pelukan hangat dari Dante.

"Gue takut." lirih Arsha yang masih belum tersadar jika dirinya tengah memeluk Dante.

Dante pun kembali memeluk Arsha dengan penuh kasih sayang, walaupun keadaannya kali ini adalah jika Dante tengah bermusuhan dengan Arsha, tapi ia sangat tidak terima jika ada seseorang yang mencoba untuk menyakiti Arsha.

"Gak pa-pa, ada gue." ucap Dante berusaha menenangkan Arsha, hal ini cukup membuat kecemburuan Dante terhadap Arsha mulai mereda.

"Eh sorry," refleks Arsha langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Dante.

Arsha menunduk malu dan sangat merasa bersalah. "Maaf gue gak ada maksud, gue duluan." pamit Arsha namun sayangnya lengan Arsha di cekal oleh Dante.

"Nothing Arsha, sekarang lo harus balik sama gue." ucap Dante.

"Kan lo lagi ma-?" Dante memotong ucapan Arsha.

"Itu urusan belakangan, yang penting lo selamat dulu." ucap Dante sukses menggetarkan hati Arsha.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang