Dante tergesa-gesa berlari bersama Kyla menuju ke sebuah rumah kosong yang menjadi tempat penyimpanan Ernest disana, di dalam rumah itu, Ernest terlihat sedang mencoba membuka jendela, karena pintu sudah di kunci oleh Dante, entah bagaimana caranya Ernest bisa terlepas dari ikatan tali yang kuat itu.
"Kyl, kamu disini aja." ucap Dante.
"Tapi kak, aku khawatir," Kyla meringis.
Dante tersenyum sekilas, "Aku bakal baik-baik aja kok,"
Dante segera masuk ke dalam ruangan itu, yang pintunya di tutup kembali oleh Kyla, setelah itu Dante memergoki Ernest yang hendak mencari cara untuk keluar dari tempat ini.
"Ernest!" panggil Dante.
Ernest terkejut saat melihat kehadiran Dante, "Mau apa lo kesini?" tanya Ernest sangar.
"Lo gak boleh keluar dari sini, Ernest." kata Dante.
"Gue gak betah disini! Gue ngerasa kayak anjing yang di kurung sama majikannya." Ernest mulai emosi.
"Nest, ini demi kebaikan lo juga," ujar Dante berusaha menenangkan sang kakaknya ini.
"Minggir lo, gak usah halangin gue, gue mau pergi dari tempat terkutuk ini!" usir Ernest.
"Gak, Ernest! Sekali gue bilang enggak ya enggak." ucap Dante tegas.
"Lo siapa gue sih? Lo gak berhak ngatur kehidupan gue," Ernest jadi bersikap asing.
"Gue itu adek lo, Nest. Gue berhak ngatur kehidupan lo, karena kita adalah keluarga," ucap Dante.
"Keluarga lo bilang? No, you are my enemy." kata Ernest membuat hati Dante retak.
"Ernest, gue ngelakuin ini semua karena gue sayang sama lo!" teriak Dante membuat Kyla tersentak di luar sana.
"Sayang? Seorang musuh kok bisa sayang sama musuhnya sendiri," Ernest menatap remeh.
"Terserah, intinya gue gak mau lo kenapa-kenapa," ucap Dante.
"Gak usah banyak bacot lo Dan, lo itu udah nyimpen gue disini kayak anjing yang di khianatin sama majikannya, dan asal lo tau gue gak pernah nganggep lo dan Kyla sebagai adik gue lagi, bagi gue lo berdua itu sampah!" teriak Ernest membuat hati Dante maupun Kyla yang mendengarnya dari luar merasa tersakiti.
"Kalo lo emang gak mau gue dan Kyla sayangin, detik ini juga gue bakal telpon papa dan mama dan bilang kalo lo adalah seorang psycopath, dan kalo perlu, gue kasih tau polisi bahwa tempat persembunyian lo selama ini adalah disini," ucap Dante final.
Ernest terdiam sejenak, kemudian ia langsung menyeret Dante ke tepi tembok, lalu mencekek lehernya Dante hingga ia sulit bergerak.
"Lo gak usah macem-macem sama gue, kalo lo berani aduin ke papa atau polisi, mulai detik ini lo bakalan tinggal nama!" ancam Ernest.
Kyla yang mendengar perdebatan antara kakaknya dari luar, mulai meneteskan air matanya, ia tak tahan sekali akan keluarganya yang menjadi hancur seperti ini, Kyla sungguh tidak kuasa bila mana jika kedua orang tuanya sudah kembali ke Indonesia dan mengetahui semua kejadian ini, Kyla sudah tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dante menggelengkan kepalanya kecewa, "Seharusnya lo berubah Nest, gak akan jadi seorang psycopath lagi, "
Ernest tersenyum devil. "Gak akan pernah berubah," ucapnya.
"Lepasin gue Nest, gue itu adik lo!" ucap Dante begitu membuat Kyla semakin menjerit.
*braaak*
Satu pukulan dari tangan Ernest mendarat di pipi Dante, membuat Dante terasa lemas sekaligus sakit hati karena perubahan kakaknya ini sungguh menyakitkan baginya, hingga Ernest tega menghabisi adiknya sendiri.
"KAK ERNEST CUKUP!" Kyla tiba-tiba saja masuk dengan wajah yang di banjiri air mata.
Ernest tersentak saat melihat kehadiran adik bungsunya itu yang datang dengan air mata yang berlinar.
"Kyla jangan maju, tetep disitu!" peringat Dante.
"Kak Ernest jahat," lirih Kyla tak kuasa.
"Gak usah banyak omong lo berdua." Ernest semakin marah.
"KAK ERNEST TEGA, KAKAK GAK INGET GIMANA MASA KECIL KITA? KITA SELALU AKUR KAK," Kyla berontak.
"Dan sekarang, lo berdua masukin gue ke tempat terkutuk kayak gini?" balas Ernest.
"Itu juga demi kebaikan kakak, kita gak mau kalo kakak sampe ketangkep sama polisi! Kita berdua sayang sama kakak." ujar Kyla.
"Lo itu anak kecil, gak usah ikut campur," Ernest semakin meremehkan.
"KAKAK TOLONG BERHENTI JADI SEORANG PSYCOPATH! " perintah Kyla.
"Lo siapa sih? Ngatur kehidupan gue, sama kayak cowok gak tau diri ini!" Ernest selangkah maju mendekati Kyla dengan keadaan tangan yang terkepal begitu kuat.
"Kakak mau tampar aku? Silahkan! " ucap Kyla.
"Erne-"
*braaak*
Lagi-lagi tamparan manis mendarat di pipi adik bungsu dari Dante maupun Ernest, Kyla semakin menjerit histeris ia tak menyangka bahwa kakaknya akan tega melakukan semua ini terhadapnya, begitu juga dengan Dante yang langsung emosi setelah melihat Ernest yang menampar adiknya sendiri.
"Ernest! Lo keterlaluan." Dante menarik kerah pakaian Ernest lalu ia finalkan di ujung tembok.
Sedangkan Kyla hanya memegangi pipinya seraya menangis dan kecewa atas sikap kakak sulungnya itu.
"Lo emang bukan Ernest yang dulu!" Dante menggelengkan kepalanya sangat kecewa.
"Lo tega-teganya nampar adik sendiri, dan apalagi dia itu cewek Nest! Lo emang gak punya hati," Dante kecewa lewat batas.
"So what?" Ernest malah bersikap tengil.
Kali ini, Dante yang menonjok pipi Ernest habis-habisan, Dante sudah tidak dapat menahan emosinya lagi, kalau Ernest menghabisi cowok Dante dapat menerima itu, tapi jika Ernest sudah berani menyentuh cewek sekalipun dan mendaratkan kekerasan, ia sudah tidak dapat menahan emosinya lagi.
"KAK DANTE CUKUP!" teriak Kyla.
"Kamu terlalu baik Kyl, kakak kita sendiri udah berubah kayak gini. " ucap Dante.
"LO BERDUA EMANG SAMPAH," sambar Ernest.
Dante langsung mendorong tubuh Ernest jauh, hingga ia terpental jauh dan terjatuh.
"Lo berubah Nest!" Dante menggelengkan kepalanya, ia merasa kecewa atas perubahan sikap dari sang kakaknya ini.
Dante segera mengajak Kyla untuk pergi dari ruangan ini, dan meninggalkan Ernest di tempat ini, namun sayang nyatanya Ernest bermain licik di belakang dengan memukul punggung Dante memakai balok kayu.
*Braaak*
Dante tersungkur dan tak sadarkan diri setelah menerima pukulan hebat di punggungnya, yang di lakukan oleh kakak sulungnya sendiri, Kyla yang melihat itu langsung menghampiri Dante dan semakin menjerit. Sedangkan Ernest hanya tertawa penuh kemenangan.
🌹🌹🌹
Part kali ini gimana? Ya ampun kesel sendiri gue sama Ernest:( terus Dante gimana ya?😢

KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
HumorKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...