Setelah satu minggu lamanya Garatim di skors dari sekolah, kini mereka semua telah hadir kembali di sekitar area sekolah untuk memulai kegaduhan yang lebih gila lagi.
Entah mengapa meskipun mereka semua sudah sering kali di skors, di beri hukuman berat rupanya Garatim tidak memiliki rasa kapok sekalipun.
Sebenarnya, Garatim memang pernah di rencanakan oleh guru-guru untuk di keluarkan dari sekolah, tapi di satu sisi jika Garatim tidak ada di sekolah ini, pasti suasana sekolah akan terlihat sepi begitu saja, namun di sisi lain para guru sudah tidak tahan akan tingkah konyol yang selalu di perbuat oleh personil Garatim.
"Biar nakal, tapi ngangenin." itulah quotes sederhana dari personil Garatim.
Pukul 09.00
Garatim yang baru saja tiba, karena sehabis membolos ke warteg yang ada di belakang sekolah sembari nongki ganteng disana, pelajaran kali ini adalah mata pelajaran bahasa inggris, definisi sang gurunya adalah:
-Kurus langsing singset
-Cantik
-Manis
-Gaul
-Dan selalu bisa memikat hati GaratimGuru bahasa inggris ini, selalu di goda oleh Garatim dengan rayuan gombal yang bermacam-macam, apalagi Dante.
Tiba di kelas dengan tatapan wajah tidak merasa berdosanya, Dante dan keenam sahabatnya melongos masuk ke dalam tanpa menyalimi bu Faya terlebih dahulu.
"Eh kalian, dusun sekali! Datang telat, gak salim pula." tegur bu Faya geram.
Dante menoleh sedikit. "Bu, di rambut Ibu ada lalet loh, belum mandi ya?" ucap Dante.
Kedua bola mata bu Faya membulat setelah mendengar ucapan Dante tadi, "Mana?" ia beralih mengacak rambutnya.
"Aih iya bu ada laletnya, kok jadi..." Raya menggantungkan kalimatnya.
"Walaupun Ibu belum mandi, saya tetep suka kok." Gavin mulai merayu.
"Iya, Ibu tuh belum mandi aja udah cantik, gimana kalau udah mandi, beuh," timpal Gege terdengar sok iye.
"Ah serius kamu?" bu Faya jadi terpengaruh omongan Garatim.
Dante mengangguk cepat. "Serius dong bu, Ibu tuh ya mulus banget terus juga cantik!" rayu Dante sukses membuat bu Faya senyum-senyum sendiri.
"Ah kalian jujur sekali, kalau begitu silahkan duduk ke bangkunya masing-masing ya. " perintah bu Faya yang masih tersenyum-senyum sendiri.
"Garatim dabest," ucap Arsha terkekeh kecil.
🌹🌹🌹
Arsha mengotak-atik tempat pensilnya untuk mencari sesuatu yang hingga ini tidak ia temukan, gadis itu sangat terlihat serius sampai-sampai ia tidak sengaja menumpahkan minuman milik Dante.
"Eh," jeda Arsha. "Sorry ya..." lanjutnya gugup.
Seragam Dante kian menjadi basah kuyup akibat tersiram minuman miliknya sendiri, ia hanya dapat menatap datar Arsha hingga membuat Arsha berkutik malu dan sangat merasa bersalah.
"Dante sorry," ucap Arsha.
Dante tersenyum sekilas, "Gak pa-pa."
"Woho! Dante marah gaes," sahut Gavin histeris.
"Apa sih," Dante jadi sewot.
"Dan-" belum Arsha selesai berbicara, Dante pun langsung pergi keluar dari kelas meninggalkan dirinya.
"Hayoloh Arsha, Dante nya marah," kata Raya seraya bertepuk tangan seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
Hài hướcKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...