Bab 5 - Praktek

15.3K 1.1K 33
                                    

Hari ini, kelas X-5 kebagian jadwal pelajaran penjasorkes yang tentunya membuat Garatim riang gembira, karena ini merupakan pelajaran favorit dari mereka semua.

Di dalam kelas, kaum cewek sibuk berdandan sesuai dengan penampilannya masing-masing, dengan menaburkan parfume yang aroma nya sangat menyengat di pakaian olahraga mereka. Ada yang memakai bedak sampai lima senti, ada juga yang memakai lipstik gincu dengan jangkauan super tebal, ada juga yang merapikan rambut menggunakan sisir, dan ada juga yang sibuk bercermin seraya tersenyum nggak jelas.

Sedangkan, Arsha lebih memilih untuk tampil natural dan sederhana, juga tidak mengikuti setiap sikap teman sekelasnya yang menurutnya itu hanya ingin mengikuti trend masa kini.

Kaum cowok, berkesempatan untuk mencuri kesempatan dengan mengambil parfume milik cewek lalu mereka semprotkan ke pakaian olahraga mereka, Dante contohnya.

"Parfume gue mana ya? " Cathrine terlihat sibuk mencari-cari parfume miliknya yang tiba-tiba hilang.

Mata Cathrine membulat, ketika mendapati Dante dan teman-temannya yang sedang memakai parfume miliknya tersebut.

Cathrine memanyunkan bibirnya. "DANTEEEE!! itu kan parfume gue ih, " Cathrine memanyunkan bibirnya sebal.

Dengan terpaksa, Dante melemparkan botol parfume milik Cathrine yang untungnya saja terbuat dari plastik, kemudian ia bersama keenam temannya segera kebur keluar kelas karena takut bila nantinya akan di amuk oleh Cathrine.

Wajah Cathrine memelas ketika melihat isi parfume nya yang tinggal sedikit itu. "Ih, Dante!!! " geramnya kesal.

🌹🌹🌹

Pak Anto, sang guru mata pelajaran olahraga. Ia memberikan sedikit informasi mengenai praktek men- shooting bola basket yang kemungkinan akan di adakan minggu ini, yang lebih jelas tepat pada hari ini.

Kalau Garatim, sering kali meledek pak Anto dengan sebutan "Anak tolol." memang sangat kurang ajar sekali mereka semua, inilah Dante. Dante yang membuat semua ini, ia berfikir bahwa "Anto" adalah singkatan dari "Anak tolol". Baginya, yang memberi nama itu kepada pak Anto sangatlah kejam sekali, anak sendiri di katain tolol.

"Antolol, " ucap Dante.

Pak Anto melirik ke arah Dante mengintimidasi. "Kamu bilang saya tolol, ya Dante? "

Dante menggeleng cepat. "Kapan saya bilang pak? Orang tadi saya bilang Antangin kok. " Dante mengelak.

Pak Anto mengangguk dan mempercayai apa yang di katakan oleh Dante. "Oh yasudah, "

Pak Anto beralih mengambil buku daftar hadir untuk mengabsen setiap muridnya. Setelah mengabsen sampai tuntas, barulah ia menilai untuk praktek bola basket kali ini.

"Dante, kamu shoot pertama ya! " seru pak Anto.

Dante mengangguk cepat. "Siap! "

Dante mengambil strategi, kemudian ia mulai mendribble bola basket itu, setelah merasa pas lalu ia mencetak gol bola basket ke dalam ring dengan sempurna.

"ANJIR! THREE POINT! " teriak Vano dan Gavin histeris secara bersamaan.

"Bagus, " ucap pak Anto.

"Kemudian dari pihak ceweknya. Kamu coba, " pak Anto menunjuk ke arah Arsha.

Arsha membelalak, sebenarnya ia tidak tahu bagaimana cara bermain basket yang benar, tapi demi mendapatkan nilai ia pun harus berusaha semaksimal mungkin.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang