Loh bukannya Garatim udah tamat? Kok update lagi?
Okay. Mohon maaf sebelumnya kalo bikin kalian keliru, jadi aku mau cerita dulu, waktu itu tbtb part bagian "ending" kehapus. Dan aku gak nyimpen copyan isi dari ending. Dan akhirnya, aku harus mengulang. Aku udah voting pilih tulis ending ulang / lanjut ceritanya. Dan pada akhir voting, banyak yang milih lanjut cerita.
Jadi, aku putusin kalo GARATIM belum tamat, ending yang kemarin lupain aja ya. Mohon maaf sebesar besarnya:))
Happy reading new version!
***
Suasana pemakaman hari ini begitu cerah, lagi-lagi Dante meneteskan air matanya, ia masih tidak terima jika nyawa Ernest di ambil secepat ini, padahal baru saja kemarin Dante bisa merasakan hadirnya Ernest yang dulu, namun nampaknya hal itu hanyalah sesaat.
Payung hitam berkibar untuk menutupi setiap manusia di bawahnya.
Kondisinya belum terlalu pulih, sehingga mengharuskan Dante untuk duduk di kursi roda. Sonya terpuruk saat mengetahui jika Ernest sudah benar-benar tidak ada, hatinya terasa hancur sekali.
Dante membungkuk sedikit, kemudian mengelus batu nisan milik Ernest, "Nest, ini gue." ucap Dante.
"Kenapa lo pergi secepat ini?" lirih Dante.
"Kenapa di saat gue sadar, dan gue cuma nerima kenyataan pahit bahwa lo udah nggak ada." kata Dante. "Ini semua salah gue Nest, coba aja kalo lo gak donorin ginjal lo buat gue, pasti semuanya gak bakal jadi gini." ujar Dante menyesal.
"Hust, Dante. stop! Lo gak salah Dan, ini semua udah takdir tuhan." ucap Arsha membenarkan.
Sonya mengubah posisinya dari berdiri menjadi jongkok, "Ernest, maafin mama kalo mama punya salah sama kamu." tangis Sonya merekah.
Sonya dengan tekadnya langsung memeluk batu nisan Ernest, menangisi kepergian anak sulungnya itu, Sonya masih tak kuasa jika harus kehilangan sosok Ernest yang dewasa dan pengertian.
"Ma, jangan nangis ya." Kyla datang seraya menepuk pundak Sonya untuk menenangkan.
"I believe, you can be a stronger." ucap Kyla pada Sonya.
"Thank you, baby." Sonya dengan sigap langsung memeluk Kyla erat seraya menumpahkan segala kesedihannya atas kepergian Ernest.
"Dante yang kuat ya, Ucup selalu ada buat Dante kok." sahut Ucup sambil tersenyum.
"Iya," balas Dante dengan nada lesu.
Herlan mendekat ke arah Dante kemudian mengusap halus rambut anaknya itu dengan tulus.
"Dante," panggil Herlan membuat Dante menoleh. "Papa gak mau kehilangan kamu, maafin papa ya." Herlan meminta maaf.
"Iya pa, aku juga minta maaf ya." ucap Dante.
Herlan tersenyum.
"Kyla rindu keluarga kita yang harmonis, akhirnya keharmonisan keluarga kita bisa kembali lagi, tapi sayang, keluarga kita kembali harmonis tanpa adanya kak Ernest." lirih Kyla murung.
Ucup mendekati Kyla, entah bagian dari modus atau benar-benar tulus, yang pasti cowok itu menyiapkan bahunya untuk tempat Kyla bersandar.
"Kalo Kyla mau nangis, sini nangis aja di pundak Ucup." tawar Ucup.
Entah apa yang justru membuat Kyla kini menyandarkan kepalanya di bahu Ucup.
"Kyla sedih Cup," tangis Kyla.
![](https://img.wattpad.com/cover/113181130-288-k67819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
HumorKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...