Dante segera di bawa ke rumah sakit oleh Kyla dan juga sang supirnya, yaitu pak Abi. Kyla sangat panik melihat kondisi kakaknya sekarang, biar gimana pun kejadian Ernest memukul punggung Dante sangatlah kencang sekali, ia takut jika nantinya Dante terkena patah tulang.
Sedangkan saat ini, Ernest di bawa ke tempat yang lebih aman oleh orang pesuruh Dante, kali ini Ernest di amankan di sebuah tempat yang kemungkinan sulit di jangkau oleh polisi.
Kyla masih tetap dengan perasaan yang sebelumnya, rasa panik, khawatir, dan gelisah selalu menghantu dirinya, ia sangat panik akan kondisi kakaknya saat ini.
Sampai di rumah sakit, Kyla segera memanggil beberapa petugas untuk menaruh Dante di atas ranjang berjalan, lalu di bawa ke ruang rawat.
"Pak, tolong bantuin kakak saya ya!" ucap Kyla sedikit sensi.
"Iya mba, sabar ya," jawab Petugas rumah sakit.
Saat ini, Kyla bingung harus berbuat apa, sedangkan mama dan papanya masih berada di luar negeri untuk menjalankan usaha bisnis kerjanya, satu-satunya orang kepercayaan Kyla hanyalah Arsha, ia pun mencoba untuk menghubungi Arsha dan menyuruhnya datang ke rumah sakit ini.
"Halo, kak?" ucap Kyla terdengar gelisah.
"Kenapa Kyla, kok kamu gelisah gitu?" tanya Arsha heran.
"Ehm, kak Dante..." jeda Kyla. "Kecelakaan," ucapnya berbohong.
"Jangan bercanda dong Kyl," ucap Arsha.
"Enggak kak, aku gak bohong. Sekarang kak Dante di rawat di rumah sakit kencana, kakak bisa dateng kesini nggak? Aku takut banget," ucap Kyla terdengar suara isak tangis.
"Yaudah Kyla kamu sabar ya, aku on the way kesana." balas Arsha kian menjadi khawatir kepada Dante.
"Iya kak cepet ya," ucap Kyla.
🌹🌹🌹
"KAK ARSHAAA," teriak Kyla berlari menghampiri Arsha dan langsung memeluk Arsha erat.
Arsha yang baru datang di buat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, "Kenapa Kyla?" tanya Arsha.
"Aku takut kak Dante kenapa-napa," lirih Kyla sambil menangis.
"Nggak, Dante pasti baik-baik aja kok." ucap Arsha berusaha meyakinkan.
Dokter yang memeriksa keadaan Dante pun keluar dari ruangan yang membuat Kyla maupun Arsha langsung ingin menanyakan keadaan Dante saat ini.
"Dok, gimana keadaan kakak saya?" tanya Kyla histeris dan terlihat tidak sabaran.
Arsha yang melihat kekhawatiran Kyla terhadap kakaknya, menatap salut. Andai saja, jika ia memiliki adik seperti Kyla, namun sayangnya Arsha adalah seorang anak tunggal.
Dokter menghela nafas ringan. "Kakak kamu hanya retak tulang ringan, tidak ada masalah serius," ucap Dokter membuat hati Kyla yang tadinya panik menjadi lega.
"Dok, apa kita boleh masuk?" usul Arsha.
Dokter mengangguk seraya mengembangkan senyuman nya. "Boleh, "
Arsha dan Kyla langsung masuk ke dalam ruangan dimana Dante di rawat, untuk melihat bagainana kondisi Dante saat ini, Arsha melihat wajah Dante yang memar, seperti di tonjok oleh seseorang, padahal Kyla mengatakan bahwa Dante mengalami kecelakaan, tapi entah mengapa firasat Arsha mengatakan bahwa Dante sebenarnya tidak mengalami kecelakaan.
"Positive thingking, Sha," ucap Arsha dalam hati.
Tak lama, Dante tersadar dan sedikit demi sedikit mulai membuka matanya, orang pertama yang Dante lihat adalah Arsha.
"Dante," panggil Arsha saat melihat Dante yang sudah sadarkan diri.
"Kak Dante, Alhamdulillah," syukur Kyla ketika melihat kakaknya yang sudah sadar.
"Aw," Dante meringis.
"Kenapa?" Arsha jadi panik.
"Aw-as gue tau, kalo lo khawatir sama gue," ucap Dante di susul tawa.
"Dih," Arsha langsung buang muka.
"Kak Dante aku udah setres setengah mati tau gak tadi tuh," batin Kyla mengambil posisi duduk di bangku yang ada samping ranjang.
"Nonton drakor mulu sih, jadinya ikutan dramatis." sindir Dante membuat Kyla menatap datar.
Arsha hanya tertawa melihat perdebatan dari kakak dan adik yang satu ini.
"Dan, lo kenapa? Kok bisa kecelakaan?" tanya Arsha.
"Gue seneng lo perhatian, lebih baik gue kecelakaan mulu kali ya, supaya bisa dapet perhatian lebih dari lo," ceplos Dante.
"Ih Dante, gue serius." Arsha menatap datar.
"Ehm, tadi gue bawa motor nya ngantuk, terus gak sengaja nyerempet mobil, dan yaudah gue mental." jelas Dante.
"Kenapa gue ngerasa kalo Dante lagi nyembunyiin sesuatu ya," ucap Arsha dalam hati.
"Oh," balas Arsha.
"Oh doang nih?" kata Dante menatap sebal.
"Maunya apa?" ucap Arsha.
"Maunya, lo jadi pacar gue."
*deg*
"Bercanda ah, jangan baper!" kata Dante di susul tawa yang terlihat sangat puas.
"Siapa juga yang baper," Arsha jadi sensi.
"Udah ah, mending aku tidur! Jadi kambing congek mulu disini," ucap Kyla frustasi karena sedari tadi dirinya selalu di diamkan.
Kyla berbalik badan lalu membaringkan tubuhnya di sofa dan perlahan mulai menutup kedua matanya rapat-rapat, kemudian tertidur.
"Arsha," panggil Dante.
"Apa?" jawab Arsha.
"Lo udah baca surat dari gue yang gue kasih di resto?" tanya Dante.
"Udah, tapi gue gak tau itu tulisan artinya apa," ucap Arsha.
"Dan lo, gak ada niatan buat nerjemahin surat dari gue, supaya lo tau artinya?" kata Dante.
"Gak ada kuota, gue juga nyolong wi-fi tetangga." kata Arsha seraya memanyunkan bibirnya.
"Aku mencintaimu, entah itu darimana dan sejak kapan," ucap Dante membuat Arsha tersentak dan terdiam sejenak.
"Alay," Arsha tidak menganggap serius.
"Sekarang lo boleh anggap ucapan gue tadi itu bercanda, tapi next time gue bakal bikin lo percaya, bahwa ucapan gue ini serius dan benar adanya." ucap Dante dalam hati.
Dante hanya tertawa ringan.
🌹🌹🌹
Gimana sama part kali ini... Maaf ya dikit(: aku ada rencana buat private part loh, biar gak ada yang plagiat sesuka hati😛

KAMU SEDANG MEMBACA
Garatim
HumorKehidupannya terkesan begitu abstrak, tak jarang orang yang ada di sekitarnya mengenal Dante sebagai sosok yang pemurung dan di kelilingi oleh berbagai macam masalah. Dante adalah troublemaker SMA Garuda yang juga memiliki teman seperkumpulan yang d...