Bab 35 - Terungkap

7.5K 672 56
                                    

Keluarga Herlan, tengah berkumpul di ruang keluarga, menatap layar TV yang memberikan sebuah berita terjadinya kasus pembunuhan, Herlan menatap tak percaya, begitupun dengan Sonya, mereka berdua masih tidak menyangka bila semua ini terjadi pada anak sulung mereka, yaitu Ernest.

Di dalam berita itu, Ernest sedang di bawa oleh polisi menuju kantor polisi, dengan memakai baju tahanan, sang Pembawa acaranya pun mengatakan bila,

"Pemirsa, terungkaplah kasus pembunuhan yang di lakukan oleh seorang pria yang di ketahui bernama Ernest, membunuh seorang bapak-bapak yang merupakan kerabatnya sendiri." ujarnya.

Herlan beralih menatap Dante, "Pak Ajil meninggal?" tanya Herlan.

Dante mengangguk ragu. "Iya pa," balasnya.

"Kenapa kamu gak kasih tau papa dan mama?!" hardik Herlan langsung emosi.

"Dante gak mau kalo sampe Ernest di marahin papa," ucap Dante menjelaskan.

"KAMU BELAIN SEORANG PEMBUNUH SEPERTI ERNEST?" tegas Herlan, cowok itu benar-benar marah.

"Bukan gitu pa-" Dante mengelak.

Sonya beralih menepuk pundak Herlan, untuk menenangkan, ia tak ingin jika keluarganya hancur. Sonya lebih memilih untuk mengajak Herlan mendatangi kantor polisi, menjumpai Ernest yang sudah teringkus disana.

"Dante, mama dan papa mau pergi ke kantor polisi dulu." pamit Sonya kemudian menarik lengan Herlan untuk pergi.

"Dante ikut," ucap Dante.

"Kyla juga!" sahut Kyla gelisah.

Sonya mengangguk tanda mengizinkan Dante dan Kyla untuk ikut pergi ke kantor polisi, menjumpai Ernest.

🌹🌹🌹

Sampai di kantor polisi, keluarga Herlan melihat jelas banyaknya reporter dan wartawan yang berkumpul di depan kantor polisi untuk meliput kasus pembunuhan yang di lakukan oleh Ernest, dua tahun belakangan ini, Ernest memang di jadikan buronan oleh polisi, karena dulu ia juga pernah membunuh orang. Dan untuk kedua kalinya, Ernest melakukan hal yang sama, selama dua tahun pula polisi mencari dimana keberadaan Ernest, namun sayangnya tidak pernah di temukan karena Dante berhasil menyembunyikan Ernest di tempat yang sulit di jangkau oleh polisi.

Namun kini, akhirnya polisi berhasil meringkus Ernest, Herlan segera menemui polisi untuk menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi, di ikuti dengan Sonya, Dante, dan juga Kyla.

"Pak, saya orang tuanya Ernest. Bagaimana dengan dia?" tanya Herlan.

"Pak, saya mau bertemu dengan Ernest sebentar, bisakah?" pinta Sonya menatap nanar, ia sangat rindu sekali kepada anak sulungnya itu.

"Sebentar saja ya bu," ucap Polisi mengizinkan kemudian beralih memanggil petugas untuk membawa Ernest kesini.

Tak lama, Ernest pun datang dengan polisi yang tepat berada di sebalah kanan dan kirinya untuk menjaga Ernest, cowok itu awalnya sempat menatap bingung atas kehadiran kedua orang tuanya itu, namun setelah itu Ernest langsung berontak.

"MEREKA SEMUA JAHAT! TERUTAMA DIA!" Ernest menunjuk ke arah Dante.

Dante terkejut setelah di tunjuk oleh Ernest, ia hanya dapat merenungkan segala perkataan yang menyakitkan dari mulut Ernest.

"Ernest," panggil Papa.

Ernest mengubah raut wajahnya menjadi ketakutan ketika berhadapan dengan Herlan, awalnya Ernest hendak kabur, akan tetapi usahanya gagal karena di tahan oleh Herlan.

"Kamu kuliah?" tanya Herlan perlahan.

"Nggak-" balas Ernest.

"Uang kuliah kamu pake untuk berfoya-foya?" lanjut Herlan.

"Iya, gue hura-hura sama temen gue, ngeclub bareng!" jawab Ernest lancang, dan teramat tidak sopan.

"Kamu bunuh pak Ajil?" tanya Herlan membuat batin Ernest sesak.

"GAK!" Ernest berontak.

"KAMU PEMBUNUH, ERNEST! KAMU PEMBOHONG BESAR!" hardik Herlan sudah marah kelewat batas.

Ernest menajamnya kedua matanya, lalu beralih mencekek leher Herlan. "LO BERANI NGATAIN GUA? MATI LO SEKARANG!" lawan Ernest kepada papa-nya sendiri.

"ERNEST!" Sonya berontak dan langsung meneteskan air matanya.

"Astaga Kak Ernest!" sahut Kyla tak menyangka bahwa Ernest akan melakukan hal seperti itu kepada papa-nya sendiri.

Polisi cekatan langsung menarik Ernest supaya menjauh dari keluarganya, setelah itu Dante segera menarik Herlan. Rahang Herlan mengeras, tak menyangka jika anak sulung yang selalu ia banggakan itu kini telah menyakiti hati papa-nya sendiri dan membuat lembaran luka yang baru.

"Pak sabar, Ernest kita amankan." sahut Polisi.

"INGET ERNEST, MULAI HARI INI KAMU BUKANLAH ANAK SAYA LAGI!" hardik Herlan memutuskan.

"Sabar pa," ujar Dante mengelus pundak Herlan.

"Mama gak nyangka kalo Ernest berubah," lirih Sonya tak kuasa menahan air matanya.

Kyla berjalan mendekati mama-nya, kemudian bertumpu di hadapan Sonya. "Ma, gak usah nangis ya. Ada Kyla disini," ucap Kyla menenangkan.

"Makasih ya sayang," balas Sonya langsung memeluk Kyla erat.

"Dan untuk kamu Dante, kamu juga sama kayak kakak kamu, Pembohong! Mulai hari ini, kamu gak usah tinggal lagi di rumah papa. Kamu pergi!" usir Herlan pada Dante.

"Papa!" teriak Sonya.

"Saya tidak butuh anak pembohong seperti mereka berdua," tutur Herlan membuat Dante sakit hati.

"PAPA! APA MAKSUD PAPA NGOMONG KAYAK GITU?" protes Kyla.

"Faktanya, memang Ernest dan Dante seorang pembohong." ucap Herlan.

"KALO PAPA NGUSIR KAK DANTE, BERARTI PAPA NGUSIR AKU JUGA!" ucap Kyla membuat Herlan semakin kesal.

"Enggak, Kyla!" bentak Herlan.

"Kalo kak Dante pergi, aku juga bakal ikut pergi!" putus Kyla.

"Gak usah Kyla," larang Dante. "Papa emang gak pernah ngertiin perasaan Dante! dari kecil papa selalu merhatiin Ernest, apa pernah papa mikirin gimana perasaan Dante? Nggak. Yang selalu ada buat Dante itu cuma pak Ajil, bukan papa ataupun mama." ucap Dante membuat Herlan dan Sonya terdiam.

Satu tamparan mulus pun mendarat manis di pipi Dante, cowok itu meringis kesakitan dan menatap papa-nya geram.

"Pah!"

"PERGI KAMU DARISINI." usir Herlan.

"Fine," balas Dante kemudian pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Kyla.

"KAK DANTEEEEE." teriak Kyla yang wajahnya di banjiri oleh air mata.

Kyla beralih menatap papa-nya. Gadis itu benar-benar kecewa dengan sikap papa-nya, terlebih Kyla juga sakit hati dengan Sonya yang tak mencegah Herlan yang hendak mengusir Dante.

"Kyla benci sama papa!" hardik Kyla kemudian pergi meninggalkan Sonya dan Herlan.

🌹🌹🌹

Part ini rasanya gimana ya(:
Oh iya jangan lupa baca new story ya judulnya "Arley"💖 tentang Arsyah juga hehe.

OH IYA!

Part 36 - end bakal di private. Jadi kalo kalian masih mau mengikuti jejak kisah Garatim, silahkan follow author nya terlebih dahulu. (bukan haus followers) ini antisipasi menjaga dari plagiator😊

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang