23 Febuari 2002
Langit mendung dan sapuan angin, meniupkan dedaunan yang berada di bawah kakinya saat ini.
Perlahan hujan turun membasahi rambutnya dan seluruh tubuhnya.
"Ayo pulang" suara lembut perempuan di belakangnya membuat hatinya yang perlahan hancur, perlahan mulai membaik.
"Mamah kamu gak akan bangkit sekalipun kamu berdiri di samping makamnya sambil nangis darah. Ayo, aku gak mau kamu sakit"
Tangan perempuan itu mengenggam tanganya dan tangan kirinya memayungi tubuhnya dari hujan.
"Aku takut..." aku melepaskan tanganku dari genggamanya dan menatapnya hancur.
"Kan ada aku!" Ucapnya membuang payung yang ada di tanganya.
"Aku gak akan ninggalin kamu kayak mamah kamu, kayak papah kamu. Aku bakal terus jagain kamu"
ucap perempuan itu merentangkan tanganya, menikmati hujan yang membasahi tubuhnya.
"Janji loh..."Aku menatapnya dengan tatapan penuh harapan dan kesedihan.
"Hm! Ini janji aku seumur hidup. Ayo! Kita lari sampai rumah! Walaupun perih kita harus tetep berlari melewatinya, kalau tidak bisa berlari ya berjalan, kalau tidak bisa berjalan ya merangkak! Ayo!"
Perempuan itu menarik tanganku dan membawaku berlari bersamanya menerobos hujan yang membasahi tubuhku dan dirinya.
Aku memandangi langit mendung dan perempuan di depanku bergantian sembari membiarkan air mataku terus mengalir bersamaan dengan air hujan.
"Wuuuuuuu dinginyaaaa" teriak perempuan itu berloncat-loncat di becekan air hujan.
Saat kami sudah sampai di depan rumah ku, kita berlari menuju kolam renang Out Door di rumahku.
"Siap?" Perempuan itu mengenggam tanganku semakin erat, saat kami berjarak satu meter dari kolam renang.
"Hah?" Aku menatapnya dengan tatapan bingung.
"Loncaaaaat!"
Byurrr....
Perempuan itu tertawa bahagia sekali saat kepalanya keluar dari dalam air kolam renang yang terasa sangat dingin, karena bercampur dengan air hujan.
"Seru kan?" Tanya nya dengan tawa yang bahagia sekali.
"Iya!" Teriaku menatap langit yang menurunkan hujan dengan deras.
"Jangan sedih lagi yah?" Perempuan itu tersenyum padaku. "Hm!" Ucapku ikut tersenyum bahagia.
Jangan tinggalin gua, Kenan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect & Bad
Teen Fiction"Don't Judge Book By Cover" Sepertinya Vio harus setuju dengan pepatah itu saat menilai Cowo bernama Diovano Narapditha Prameswari, yang menjadi idola di sekolahnya. Karena suatu hari Vio menemukan sesuatu dari sosok Diovano yang membuatnya ter...