Vio dan Vian sudah kembali bersekolah pada hari Selasa. Dan mereka mendapatkan banyak pertanyaan dari teman-teman dan para guru.
Dan hal yang membuat Vio canggung saat ini adalah, bu Engkar menyuruhnya untuk terus belajar bersama Dio.
Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu? Hubunganya dengan Dio tidak sebaik dulu.
Vio pun memakai tasnya saat bel pulang sekolah tiba. Tapi Kenan tiba-tiba saja berdiri di depanya saat Vio berada di ambang pintu kelas.
"Ada apa?" Vio berusaha tersenyum ceria. "Gak usah munafik" Kenan tersenyum miring. "Maksud lo?" Vio mengeritkan dahinya.
"Gua tau lo suka sama Dio, dan lo tau Dio sukanya sama gua, tapi lo pura-pura sok baik sama gua. Biar apa kayak gitu?" Kenan tertawa sumbang.
"Gua baik sama lo bukan karena gua tau kalian berdua saling menyukai dan mencintai. Gua baik sama lo, karena gua merasa lo itu temen gua" Tegas Vio menatap Kenan datar.
"Mana ada Sahabat yang masih bisa bersikap baik, kalau tau sahabatnya sendiri pacaran sama orang yang dia suka?" Kenan tertawa meremehkan.
"Hahh... terserah lo deh" Vio berjalan meninggalkan Kenan.
"Oi tunggu! Lo gak mau tau siapa yang kasih tau semua rahasia Dio ke Guru-guru? Gua yakin lo mau tau" Kenan menatap punggung Vio.
Vio menghentikan langkah kakinya, saat Kenan mengatakan hal itu.
Kenan berjalan mendekat kearah Vio, dan berdiri di depanya.
"Orangnya itu gua" Kenan tersenyum miring.
Vio menatap Kenan di depanya tidak menyangka sama sekali.
"Kenapa?" Vio menaikan alisnya. "Gua gak suka lo deket sama Dio, dan berusaha untuk nyuruh dia lupain gua" Tegas Kenan menatap Vio kesal.
"Gua nyuruh dia ngelupain lo, karena dia juga berhak untuk punya masa depan. Dia gak mungkin terus bergantung sama masalalunya kan?" Vio menatap Kenan marah.
"Gua gak peduli. Gua rasa, Dio akan terus bergantung sama gua karena, gua adalah segalanya" Kenan tersenyum miring.
"Lo kan sayang sama dia,kenapa lo nyakitin dia kayak gitu sih?" Vio mengepal tanganya erat-erat.
"Gua gak nyakitin dia Nona Vio. Tapi dia sendiri yang milih" Kenan berjalan meninggalkan Vio yang masih tercengang.
Vio menarik nafas dalam-dalam. Dia harus mengatakan hal ini pada Dio, karena Dio telah salah paham padanya.
➕ ➖ ➕
Esoknya, Vio menemui Dio di Rooftop. Untuk menjelaskan semuanya padanya, dia tidak mau semua salah paham.
Vio membuka pintu Rooftop. Lalu tatapanya bertemu dengan mata milik Dio, yang juga menatapnya.
Dio membuang tatapanya kearah lain, saat Vio berjalan mendekat kearahnya.
Setengah mati dia mengkhawatirkan perempuan itu, tapi perempuan itu ternyata baik-baik saja.
"Bu Engkar nyuruh kita belajar lagi yah? Tenang aja gua udah punya guru Privat kok. Jadi gua bakal belajar di Rumah"
Vio tersenyum menatap Dio di depanya. Lalu Dio menatap Vio dengan tatapan yang mengatakan : Gua Mau Bunuh Lo!
"Oh" Dio membuang tatapanya kesembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect & Bad
Novela Juvenil"Don't Judge Book By Cover" Sepertinya Vio harus setuju dengan pepatah itu saat menilai Cowo bernama Diovano Narapditha Prameswari, yang menjadi idola di sekolahnya. Karena suatu hari Vio menemukan sesuatu dari sosok Diovano yang membuatnya ter...