Pengungkapan Rasa

246 22 0
                                    

  Hari senin,setelah melakukan upacara bendera semua siswa berkumpul di depan Mading sekolah. Karena di sana akan ada pengumuman tertulis dari pihak sekolah tentang Hasil Ujian Nasional para siswa. 

   Pak Rahmat selaku guru kesiswaan, sudah selesai menempelkan kertas hasil ujian di papan madding dan langsung di serbu oleh seluruh siswa kelas Dua belas.

   "Anjiiir gua lulus!!!" sorak siswa satu demi Satu

  "NEM gua mencukupiii coyyy!"

  Vio berusaha masuk menyelinap untuk dapat melihat hasil nilanya. Dengan susah payah, Vio mencari namanya.

  "Gimana Vi?" Jida berdiri di samping Vio. Vio tersenyum lebar "Baguslah! Cukup untuk masuk kedokteran" Vio bertepuk tangan gembira sekali.

  "Vi, liat deh nilai Dio" Jida menunjuk jari telunjuknya di nama Diovano Narapditha Pramesswari.

  Vio hanya bisa terdiam melihat hasil Nilai milik Dio yang bisa di bilang sangat minim. Kenapa? Bukanya cowo itu cerdas? Apa dia gak belajar sama sekali?

  Apa karena Kenan, masa depanya harus ikut hancur juga? Ini tidak seharusnya terjadi. Dia tidak boleh merusak masa depanya hanya karna Wanita yang mencampakkanya begitu saja!

  "Vio! Lo mau kemana?" Veli dan Jida menatap kepergian Vio.

  Vio berjalan menuju kelas Defan teman dari Dio. Dia pasti tahu dimana Dio berada saat ini, kenapa dia tidak sekolah?

  "Defan!" Panggil Vio dengan nafas terengah-engah menghampiri Defan yang tengah asik mencoret-coret baju bersama teman-temanya dengan pilox.

  "Vio? Ada apa?" Defan melihat Vio berlari kearahnya. "Dio dimana?" Ucap Vio tanpa basa-basi. Defan menundukan kepalanya ke bawah.

   "Kenapa dia gak sekolah? Kenapa nilai ujianya jelek? Dimana dia sekarang?" Vio sudah tak tahan lagi.

  Dia tidak bisa membiarkan Dio larut lagi dalam masalalunya yang hanya akan merusaknya semakin jauh.

  "Kalau lo mau tau semuanya, lo Tanya aja langsung sama dia. Dia ada Club?" Defan tersenyum sedih. "CLUB?! Di jam segini dia di club?" Vio terbelalak. "Lebih baik lo Tanya aja dia" Defan menepuk pundak Vio.

  Vio segera berjalan meninggalkan sekolah, dia tidak ikut acara coret-coret karena ada yang lebih penting dari itu.

                                                                                      ➕ ➖ ➕

  Vio sampai di sebuah Club besar yang memang terkenal di daerah Jakarta ini. Vio menelan ludahnya, membayangkan apa yang dilakukan anak berusia 17 tahun di dalam Club yang mayoritas sudah puluhan tahun.

  Saat dia masuk kedalam Club, matanya berusaha mencari sosok Dio. Dan ada satu pusat perhatiaanya saat ini. Yaitu pria yang tengah duduk di Bar Station menggunakan baju SMA yang sama denganya.

  Vio berjalan menghampiri pria itu dan sudah berdiri di belakangnya. Ternyata benar, pria yang ada di depanya ini adalah Diovano.

  Rambutnya berantakan,bajunya kusut tak berbentuk. Ya Tuhan... sudah berapa lama pria ini ada di tempat ini?

  "Dio!" entah dari mana keberanianya itu sampai bisa mengeluarkan suara se tegas ini. Biasanya dia selalu mengunci rapat mulutnya saat melihat Dio.

  Merasa namanya di panggil, Dio memutar kursi itu menghadap kebelakang, menatap siapa orang yang memanggilnya.

  Dio membulatkan matanya saat melihat Vio sudah ada di depan matanya.

  "Vio?" Dio mengusap matanya berkali-kali memastikan kalau gadis yang barusan ia mimpikan ada di depan matanya saat ini.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang